Chapter 41 : [ One Night, Three Rounds ]

9 9 8
                                    

               H-1 ujian kelulusan, Bee dan Teddy kembali menjalani rutinitas mereka untuk belajar menyambut ujian tersebut. Kemarin keduanya sempat istirahat dari acara belajar karena refreshing otak, memberi waktu sejenak pikiran mereka untuk tidak memikirkan materi pembelajaran dan setetekbengeknya. Mereka melakukan banyak hal berdua, dari mulai nongkrong di balkon apartment.. sampai jalan-jalan ke mansion Sebastian untuk memanen sayuran dan buah walaupun Bee hanya menunggu di gazebo saja karena tidak diperbolehkan banyak berjalan oleh Teddy.

Jangan lupakan dengan Yessa yang menggoda sepasang suami-istri muda tersebut karena telah melaksanakan 'coblosan', dan tentu jangan lupakan juga dengan Alby yang menjitak kepala Teddy sembari mengomel karena tebakannya tentang Teddy yang tidak akan betah menunggu lama-lama jatahnya itu benar kejadian. Lalu juga dengan Eddy yang ikut menggoda kakaknya itu walaupun tidak dengan banyak suara karena takut mendapat geplakan penuh sayang dari Teddy maupun Bee. Harmonis sekali kan keluarga Sebastian?

Jangan lupakan juga saat keduanya menyempatkan diri untuk mampir ke mansion Abimana mengantarkan buah dan sayur yang telah mereka petik, para Abimana tersebut jelas tidak menyangka jika akhirnya hal-hal yang mereka tunggu terjadi juga. Apalagi Hexa dengan entengnya minta selusin cucu agar mansion besar ini tidak sepi lagi jika mereka tengah berkumpul, dan tentunya Libra sebagai kakak Bee sangat-sangat menyetujuinya.

Untung saja Teddy berhasil menenangkan Bee yang mengamuk hampir melempar cangkir tehnya pada Libra, pasti nanti sohibnya itu memiliki benjolan jika cangkir keramik di tangan istrinya tersebut benar-benar melayang mengenai kepalanya.

Kembali pada hari ini —tepatnya malam ini, Teddy dan Bee kembali belajar bersama. Bedanya kali ini keduanya belajar di meja belajar, bukan di ruang keluarga seperti kemarin-kemarin. Tidak ada alasan spesifik sebenarnya tentang pemilihan tempat tersebut, karena keduanya hanya mengikuti alur dan suasananya.

Namun Bee tidak bisa fokus sama sekali sejak dimulainya acara belajar bersama Teddy, pikirannya selalu melayang ke kejadian kemarin malam. Kejadian setelah keduanya belajar, kejadian yang merubah semuanya. "Ayoo fokus Bee!!"

"Jan terus-terusan inget itu ihh😭"

"Tryout yang kamu kerjain dari kak Teddy baru beberapa aja yang kejawab, masih banyak yang belom kamu jawab heh!!"

"Waktu kamu udah kebuang banyak😭😭"

"Ayoo fokus too😭😭" Berkali-kali Bee menggeleng kecil, berkali-kali juga ia mengusap wajahnya frustasi.

Hal itu tentu menjadi tanda tanya untuk Teddy di samping Bee, "Kamu kenapa Bee?"

Tersentak kaget Bee mendengar suara Teddy yang tiba-tiba terdengar, "K-kak Teddy?"

"Emm.. nggak p-papa kok, B-Bee nggak kenapa-kenapa."

Teddy tidak percaya begitu saja, ia tahu gelagat Bee ada yang tidak beres. Terutama saat istrinya itu mengusap wajahnya frustasi, seakan tengah ada perdebatan batin yang alot dalam diri Bee. "Kamu kaya' frustasi gitu Bee.."

"Apa soal tryout yang aku pilihin susah banget?"

Bee menggeleng, ia tidak tahu soal yang Teddy carikan tadi itu sulit atau tidak karena jelas Bee tidak fokus ke sana. "E-enggak kok kak.."

"Terus?" Masih mencoba menanyakan kejujuran Bee tentang rasa frustasinya, Teddy belum memaksa.

"Enggak papa.." Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Bee merona merah dan salah tingkah parah karena ditatap terus oleh Teddy. "B-beneran kak.."

Teddy tiba-tiba menarik kursi Bee sehingga keduanya berjejeran, "Kenapa?"

"B-Bee beneran n-nggak papa kak, s-sumpahh.." Memberikan peacenya pada Teddy, Bee juga berusaha menjaga jarak dengan suaminya itu lantaran sudah dag dig dug serrr..

BONDINGWhere stories live. Discover now