Chapter 31 : [ Wedding Days ]

10 11 13
                                    

                  Tanggal empat April, hari H yang dinantikan oleh keluarga Abimana dan Sebastian. Hari di mana Bee berulang tahun ketujuh belas, hari di mana namanya akan bertambah marga keluarga dalam pengucapan. Hari di mana statusnya akan berubah menjadi menikah.

Ini adalah hari pernikahan Bee dan Teddy..

Sama seperti saat akan lamaran dulu, Bee tidak bisa tidur. Bahkan kali ini lebih parah, ia baru bisa tidur setelah pukul tiga pagi dan harus bangun saat adzan subuh berkumandang. Bisa dibilang Bee hanya tidur satu jam lebih beberapa puluh menit saja, alasannya karena kepikiran tentang pernikahannya dan juga tempat baru —keluarga Abimana menginap di hotel yang digunakan untuk acara.

Saat gadis itu dimake up pun keadaannya juga sama seperti dulu, lemas tanpa tenaga dan kepikiran acara. Bedanya kali ini Teddy menemani melalui video call karena cowok itu persiapannya jelas di kediaman Sebastian, resepi nanti yang persiapannya bersamaan di hotel.

"Heyyo whats up, makan Ted. Biar kaga pingsan :v" ~Datang-datang Libra langsung menyempil menunjukkan sepiring pastanya pada Teddy.

"Sumpah ini setan emang yaa_-" Bee langsung badmood melihat Libra menyempili acaranya dengan Teddy.

"Setan, setan.." Rasa hati Libra ingin menoyor kepala Bee karena mengatainya setan. "Matamu Bee.."

"Pergi aja sana kak, jan makan di kamar Bee.." Jika tidak sedang ditata rambutnya oleh pihak wedding organizer, Bee pasti sudah menyerobot pasta milik Libra. Salah kakaknya itu yang mingin-mingini, sudah tahu dirinya tidak bisa minta karena tengah dimake up. Tetap saja datang-datang bawa makanan..

"Pengen yaa?" Goda Libra sembari memakan pastanya dengan ekspresi dienak-enakkan.

"Iyaa pengen, pengen nyelepet muka kau pakai tuu piring_-" Gregetan Bee, ia harus makan sabar jika dengan kakaknya itu.

"Sadis amat lu Bee.." Libra berpura-pura mewek, ia mengadu pada Teddy di seberang. ~"Liat Ted, lo masih mau nikahin adek gue yang psikopat gini?"

"Mending batalin aja Ted, masih ada setengah jam lebih kok.."

"Matamu, djancok_-" ~Jelas saja Teddy langsung ngegas mendengar ucapan Libra, benar kata Bee jika Libra tololnya Masya Allah sekali. Luar biasa..

"Ini orang lama-lama ku tendang juga dari balkon yaa, enak kali ngomongnya. Gurih kali.." Berhubung tangan Bee sudah dilukis henna dengan cantik, ia tidak mungkin merusak keindahan itu hanya untuk menampar Libra.

"Tendang aja sampai pluto Bee, biar ilang sekalian.." ~Teddy mendukung ucapan Bee, sangat-sangat mendukungnya.

"Ilang no gue kalo sampai pluto, baru bisa masuk tata surya lagi kalo udah dua ratus lima puluh tahunan. Ntar lo pada kangen.." ~Libra merasa percaya diri sekali, padahal Bee sudah menahan gejolak mual ingin muntah saat mendengarnya.

"Kak, kaki Bee masih selo lho. Keknya bisa kali cuma buat nendang muka kakak.."

"Tangan gue juga masih selo Lib, bisalah lima belas menit nanti gue ngotak-atik akun lo.." ~Tambah Teddy dengan senyum miring psikopatnya.

"Sumpah dahh, kenapa klean pada sadis-sadis gitu sih sama gue. Padal kan gue orangnya baik, ganteng, rajin menabung, nggak nakal lagi.." ~Libra menatap Bee dan Teddy di layar handphone bergantian.

Tambah mual Bee mendengar ucapan Libra yang sangat tidak mencerminkan cowok itu sama sekali, "Cukup kak cukup, muntah darah Bee denger omongan kakak. Sumpah, tong kosong nyaring bunyinya.."

BONDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang