Chapter 21 : [ Senja yang Manis di Paris ]

14 12 0
                                    

                Agenda menghabiskan long holiday selama seminggu telah direncanakan oleh keluarga Sebastian dan Abimana, tentu saja rencana itu disusun bertujuan untuk mendekatkan Bee dan Teddy agar lebih cepat akrab.

Kedua keluarga bernama besar tersebut liburan ke luar negeri, tepatnya di kota Paris, Prancis. Alasannya karena mereka juga akan menghadiri acara pernikahan klien mereka, jadi sekali mendayung dua-tiga pulau terlewati.

Saat melakukan transit pertama dari Bandara Internasional Yogyakarta ke Bandar Udara Internasional Dubai yang membutuhkan waktu kurang lebih dua belas jam, Bee mengalami jet lag. Ini pertama kalinya gadis itu mengalami kejadian tersebut, mungkin tubuhnya kelelahan.

Apalagi Bee jejer dengan Teddy, yang artinya jantungnya tidak aman. Untuk itu jika dirinya jet lag, tolong dimaafkan..

Transit kedua pun juga sama saja, keadaan Bee tidak jauh lebih baik dari sebelumnya. Membuat gadis itu uring-uringan sendiri karena merasa badannya yang sama sekali tidak enak..

Untung saja kediaman keluarga Sebastian di Paris memiliki fasilitas penyesuaian diri, bagaimanapun saat ini tengah musim gugur. Keadaan kering namun lembab pastinya tidak nyaman untuk mereka, jadi mesin penyesuaian suhu dan kelembaban di setiap bagian rumah telah disetting sedemikian rupa agar mereka nyaman.

Perlu diketahui juga, Bee sekeluarganya menginap di rumah milik keluarga Sebastian yang ada di Paris. Tentu saja, calon besan keluarga Abimana itu memiliki banyak aset di luar negeri baik rumah ataupun yang lainnya. Hal ini demi kenyamanan dan keamanan mereka sehingga keputusan untuk menginap di kediaman Sebastian itu mutlak tanpa bisa diganggu gugat. Namun jelas ini malah membuat Bee bisa beristirahat dengan tenang selama seharian penuh setelah sampai, baru besoknya ia dan yang lainnya menghadiri undangan tersebut.

"Tidur mulu lo ah, bangunn.." Libra membangunkan Bee yang tidur seharian ini, "Ntar jet lag lo nggak sembuh-sembuh.."

"Kakakk.." Bee jelas mendorong Libra menjauh dengan mata yang masih terpejam.

"Bangunn.." Libra menarik Bee agar terduduk, cowok itu mengusahakan agar Bee tidak tidur terus agar siklus tidur adiknya itu cepat menyesuaikan dengan zona waktu di sini.

"Ah jyann.." Wajah Bee butek, seharian tadi ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia tidur, tapi indra pendengarannya masih dapat mendengar berbagai macam suara. Jelas hal ini membuat tubuhnya tidak bisa beristirahat dan tambah terasa tidak enak..

"Ini udah sore Bee, ntar malem lo mau tidur jamber hehh?"

"Usahain tidur di bawah jam sepuluh malem, biar siklus tidur lo cepet menyesuaikan nanti.." Lanjut Libra.

"Tapi Bee ngantuk kak, jet lagnya parah. Mana bobok nggak nyenyak lagi dari tadi, masih bisa denger suara.."

Libra menghela nafas lelah, jika sudah seperti ini.. pasti Bee akan mengalami insomnia nanti malam jika tidak segera ditangani. "Mending lo jalan-jalan gitu, keliling rumah.."

Keliling rumah? Bee tidak tahu apakah Libra lupa atau memang sengaja berucap seperti itu, inikan jelas bukan di rumah mereka sendiri. "Bukan rumah kita lah kak, yaa kalik seenaknya.."

"Lo kan tunangannya Teddy, rumahnya sama dengan rumah lo.." Libra tersenyum miring dengan ekspresi wajah 'hayoloo'.

Bee hanya menatap Libra malas, berdegus sesaat dan tanpa aba-aba menendang kakaknya itu sampai terjatuh dari tempat tidur. Bughh.. "Ngeselin amat jadi orang_-"

"Bangsatt.." Libra mengumpat saat tubuhnya mendarat dengan sangat tidak elite di karpet karena tendangan Bee. "Gue bilangin mommy mampus lo Bee.."

BONDINGWhere stories live. Discover now