Chapter 22 : [ Mr. and Mrs. Sebastian ]

13 12 6
                                    

               Bee merasa tubuhnya jauh lebih segar saat bangun tidur, semalam setelah ia sampai di kediaman Sebastian.. dirinya hanya sempat bersih-bersih, sholat, dan langsung tepar. Bahkan obat tidur yang sengaja disiapkan oleh maid di nakas samping tempat tidurnya tidak tersentuh sama sekali.

Bee tidur dengan nyenyak dan pulas sampai pagi, itu semua berkat Teddy. Siapa lagi jika bukan karena cowok itu?

Kemarin mereka menghabiskan sore dengan bermain petak umpet di sekitar menara Eiffel, terkesan kekanakan memang. Tapi jangan berpikir petak umpet yang mereka mainkan seperti yang dimainkan oleh anak-anak, jelas saja berbeda. Para bodyguard juga ikut turut adil dalam rencana cowok itu kemarin, jadi bisa dibilang mereka bermain petak umpet dan teka-teki.

Intinya, saat Bee bertanya mengapa Teddy membuat permainan ini.. jawaban cowok itu adalah ingin membuatnya banyak bergerak. Membuat fisiknya lelah dengan kegiatan yang menyenangkan, hal ini terbukti ampuh —sangat ampuh. Jadi Bee terhindar dari obat tidur yang takutnya membuat gadis itu ketergantungan..

"Jet lagnya udah ilang?" Suara Libra yang pertama kali terdengar saat Bee hadir di ruang tamu, di mana orang-orang telah bersiap untuk menghadiri undangan.

Bee memberikan jempolnya sembari tersenyum, "Udah lebih baik.."

"Bilang apa sama Teddy?" Dira tersenyum lebar melihat wajah Bee yang langsung merona saat mendengar ucapannya.

Bee menatap Teddy yang sejak tadi menatapnya dalam diam, "M-makasih kak Teddy.."

"Makasih doank? Nggak ada apa gitu?" Libra menaik-turunkan alisnya sembari nyengir. "Mwah-mwah gitu?"

Bughh.. Tas tangan Bee menampol pundak Libra, "Mulutmu kak_-"

"Cium pipi gitu.."

"Mwah-mwah itu nggak mesti tentang cipokan, otak lu tuu yaa Bee." Lanjut Libra.

"Sama aja kakak Bee yang ogebnya setinggi menara Eiffel.." Berdengus sesaat, Bee melipat tangannya di depan dada.

"Jadi kapan kita berangkat?" Eddy membuka suaranya, sudah tidak ada lagi yang ditunggu mereka. Bee sudah keluar menjadi orang terakhir, jadi siapa lagi?

"Taun depan kalo ponakan kalian udaa lahir.." Yessa yang menjawab pertanyaan Eddy dengan nada bercanda.

"Canda Mom?" Dan kali ini Teddy lah yang membalas Yessa, cowok itu menatap datar ibunya yang baru saja mengatakan keponakan kalian. Pasti itu artinya adalah anaknya dan Bee..

Yessa tertawa, "Serius kalik nanggepinnya.."

"Ayo berangkat.." Alby akhirnya buka suara sebelum mereka tambah berdebat panjang karena menggoda Teddy dan Bee.

.・。.・゜✭・ʕ≧ᴥ≦ʔ.・✫・゜・。.

                Selama acara pernikahan klien mereka berlangsung, Bee jelas ikut ke sana-kemari mengikuti Teddy. Bagaimanapun dirinya sudah berstatus tunangannya Teddy, calon anggota keluarga Sebastian. Jadi Bee tidak ikut keluarganya..

Menyesal Bee mengenakan gaun berbahan tipis, ternyata acaranya outdoor sehingga dirinya bisa diterpa angin dan gaunnya tersibak-sibak —dingin pula. Untungnya Teddy peka, jadi dirinya disuruh duduk dulu sementara cowok itu pergi mengambil minuman.

"Menyesal aku pakai gaun ini, kirain di dalem ruangan. Ternyata😭" Merutuk kecil sembari memainkan jemarinya, Bee sangat-sangat menyesal.

"Excuse me Mrs. Sebastian.."

Tersentak kecil, Bee menoleh pada suara yang menyapa indra pendengarannya. "Ah, yaa?"

"May I ask your help?"

BONDINGWhere stories live. Discover now