Chapter 5 : [ The Real Opening ]

14 10 1
                                    

               Tanggal tujuh belas Agustus telah tiba, sudah seminggu lebih dari kejadian terkilir saat itu. Bee mulai membaik walaupun kakinya masih sulit untuk digerakan berlebihan, ia juga tetap mengikuti upacara tujuh belasan di lapangan kecamatan tempatnya bersekolah.

Banyak sekolah lain yang juga ikut upacara di sini, dari TK sampai SMA. Namun untuk paskibranya sendiri hanya diambil dari SMA-SMA, lantaran menyesuaikan tinggi badan.

Dari kejauhan derap langkah kaki berirama dan serentak menjadi perhatian seluruh pasang mata, dari jarak yang segitu jauhnya sulit untuk menemukan orang yang dicari. Namun ada beberapa yang mudah saja ditemukan, contohnya Teddy. Berada di barisan depan sendiri dengan aura yang keras dan mendominasi serta wajah tampan membuat cowok itu mudah ditemukan.

Selalu saja putra sulung keluarga Sebastian itu menjadi magnet kuat untuk orang-orang, terutama para betina. Tak terkecuali Bee sekalipun, gadis itu tidak sempat mengelak saat netranya menemukan cowok tinggi seperti tiang listrik tersebut. "Ohh my God, mataku melihat tiang listrik beku berjalan.."

Diam-diam Bee mengucek matanya, ia takut kelilipan karena tidak berkedip. "Aku nggak bisa bayangin gimana kak Teddy yang rambutnya cetar anti badai harus dicukur pendek.."

"Kak Libra aja dengan sangat terpaksa sekali harus mencukur rambutnya yang panjang sambil ngeluarin aura senggol bacoknya, apalagi kak Teddy yang sifatnya mirip mercon sumbu pendek.."

"Kasian mesti pencukur rambutnya, kena oseng-oseng itu mulut cabe carolina reaper.."

               Selesai pengibaran sang saka merah putih dan dilanjutkan dengan pementasan drumband dari TK, SD, SMP, dan SMA. Bee sangat menikmati pentas tersebut, walaupun sekitarnya sudah mulai bubar jalan.

"Ini bisa jadi ide buat isi mading, walaupun anak-anak jurnalis udaa ada dokumentasinya.. tapi nggak salahkan kalau aku juga ikut liat dan rekam di kepala aku."

Setelah merasa puas dengan beberapa penampilan, Bee mengalihkan perhatiannya pada anak-anak paskibra yang sudah bubar. "Mesti kak Libra masih lama urusannya sama anak-anak paskib.."

"Males ah nunggu dia, mending pulang duluan aja.." Bee mulai berlalu menuju mobil jemputannya, tidak ada gunanya juga menunggu Libra. Kakaknya itu pakai motor sendiri, jadinya buang-buang waktu saja saat ditunggu. Bee juga tidak barengan dengan Sunny karena sahabatnya itu sudah pulang duluan dari setelah dibubarkan, alasannya karena kebelet. Kasihan sekali Sunny yang menahan mulas sejak tengah-tengah acara..

.・。.・゜✭・ʕ≧ᴥ≦ʔ.・✫・゜・。.

               Sampai di rumah, seperti biasa.. Bee akan berganti pakaian dengan baju santainya. Kemudian menulis artikel singkat tentang apa yang ia lihat tadi, selesai dengan itu Bee beranjak untuk rebahan.

Saat berselancar di dunia maya, tepatnya Instagram. Satu postingan dari akun official sekolahnya yang baru saja diupload menghentikan jemarinya..

Dalam postingan tersebut terdapat maksimal slide, berisi gambar-gambar para paskibra dari Sebastian International High School. Ada Teddy yang fotonya sangat jelas sekali..

Sesaat Bee tertegun melihatnya, ia menyusuri tiap detail dari wajah sampai bawah foto tersebut. "Senyum kak, kak Teddy manis kalo senyum.."

"Tatapan mata kak Teddy juga coba diangetin, diteduhin. Pasti aku bakal jatuh cinta sama kak Teddy.."

"Ahh, mikir apaan sih aku ini. Kalopun kamu jatuh cinta sama kak Teddy, belom tentu dia juga. Lagian buat apa sih Bee jatuh cinta, jatuh cinta segala.."

BONDINGWhere stories live. Discover now