Chapter 34 : [ Buka Kado ]

11 11 4
                                    

                 Bee merasakan tepukan kecil di pipinya, selain tepukan itu.. Bee juga merasakan pipinya dinoel-noel dan dicubiti. Jangan lupakan dengan suara Teddy yang juga memanggil namanya..

"Ayok bangun my Waife.." Teddy tahu, sebenarnya Bee masih begitu lelah. Tapi sekarang sudah pukul 04.58 WIB, sudah cukup siang untuk subuhan.

"Emhh.." Mengucek matanya sesaat sebelum bangkit duduk, Bee meregangkan badannya segera.

Senyum Teddy terbit melihat Bee mudah dibangunkan, "Selamat pagi my Waife, ini hari pertama status kamu udaa berubah jadi istri Teddy Sebastian.."

Bee tersenyum mendengar ucapan selamat pagi dari Teddy yang tidak seperti biasanya, "Selamat pagi juga my Hubbie, karena hari ini hari pertama Bee jadi istrinya kak Teddy. Mohon bantuannya yaa kak.."

"Sumpah Bee, ini kek mimpi indah buat aku. Dari bangun tidur ke tidur lagi, dari pagi ke pagi lagi.. liat kamu, ada di samping kamu. Aku nggak nyangka banget.." Teddy mengelus kepala Bee dengan sayang.

Pagi-pagi Bee sudah senam jantung karena ulah Teddy, semoga saja ia kuat seharian ini dan seterusnya diserang heart attack dari suaminya itu. "Bee j-juga nggak nyangka kak, a-akhirnya kita jadi satu k-kaya' gini.."

Terkekeh kecil, Teddy akhirnya bangkit dari duduknya. "Sholat yuk, udaa siang ini.."

"H'mm.." Bee mengangguk-angguk, ia segera keluar dari selimut dan berjalan mengikuti Teddy menuju kamar mandi.

Tapi tunggu sebentar, ia tadi tidur di kasur? Bagaimana bisa? "K-kak Teddy semalem bobok di mana?"

"Sova.." Menjawab dengan jujur, Teddy tidak mau berbohong pada Bee. Walaupun pasti istrinya itu akan muring-muring..

"Lagi?" Bee cemberut, ia kira semalam Teddy ikut tidur di kasur. Setelah dirinya tertidur karena memeluk suaminya itu, Bee kira Teddy tidak akan meninggalkannya tidur sendirian. Tapi ternyata..

"Inget semalem aku ngomong apa kan Bee?" Teddy tidak mau mengingatkan kembali ucapannya semalam.

"Yaa udaa.." Tidak ingin memperpanjang perdebatan keduanya, Bee mengalah saja. Masa baru hari pertama, di pagi hari.. sudah terjadi acara ngambekan. Jadi lebih baik Bee mengalah..

.・。.・゜✭・ʕ≧ᴥ≦ʔ.・✫・゜・。.

                 Seusai sarapan bersama dua keluarga besar, Teddy dan Bee masih berkumpul di tempat sarapan. Keduanya mengobrol bersama sekeluarga, membahas berbagai macam hal terutama tentang malam pertama yang mereka lewatkan.

Alasan yang Teddy ujarkan memang tidak begitu dipercayai oleh keluarga Sebastian, terutama Alby. Pria itu jelas tahu tabiat cowok-cowok, jadi jika Alby mencibir Teddy.. tidak ada salahnya sama sekali. Anaknya juga sudah halal, urusan sekolah juga bisa home schooling.

"Dad, tolong.." Teddy sudah pasang raut wajah butek karena Alby yang terus-terusan mencibirnya. Ia tidak keberatan dicibir oleh Alby, ia sudah biasa. Tapi tidak dengan Bee yang terlihat panik dan seperti menahan rasa ingin pingsannya. "Kalo mau minta cucu, jangan dicepet-cepetin.."

"Teddy masih mau dolan sama Bee, tolong jangan ganggu itu dulu buat beberapa bulan ke depan dengan minta cucu.."

"Kita persiapin dulu tubuhnya Bee, liat.. masa Teddy tega ngisiin Bee yang satu banding sepuluh."

"Jan pingsan Bee.." Sempil Dira. "Dengerin obrolan suami kamu buat nambah pengetahuan.."

"M-Mom.." Ayolahh, pembahasan ini masih tabu untuknya yang baru saja menikah kemarin. Belum dua puluh empat jam Bee dan Teddy sah, masih kurang beberapa jam lagi. Tapi ia sudah disuguhi dengan topik seperti ini..

BONDINGWhere stories live. Discover now