Chapter 24 : [ Perhatian ]

13 12 0
                                    

                 Bee minta pulang ke Yogyakarta di hari berikutnya, padahal demamnya baru saja turun. Gadis itu ingin beristirahat saja di rumah, Bee tidak suka dengan suasana rumah sakit yang memang identik dengan bau obat-obatan —salah satu hal yang tidak Bee sukai.

Permintaan itu disetujui oleh keluarga Sebastian, daripada Bee tidak sembuh-sembuh karena banyak pikiran dan tidak merasa nyaman. Jadi lebih baik menurutinya saja..

Pesawat yang mengangkut keluarga Sebastian dan Abimana masihlah pesawat pribadi yang mereka gunakan sebelumnya, selain fasilitasnya cocok untuk Bee yang butuh banyak istirahat.. jelas alasan kuatnya, kalau punya kenapa tidak digunakan?? Mereka sampai di Yogyakarta International Airports dalam beberapa puluh menit saja.

Setelah sampai di kediaman Abimana, Bee langsung menuju kamarnya untuk bersih-bersih diri. Mandi bebek secepatnya dan langsung tepar di kasurnya, badannya sama sekali tidak enak. Apalagi ternyata dia datang bulan, semakin tambah tidak mengenakkan. Moodnya naik-turun, badannya sakit-sakit. Perpaduan yang sangat sempurna..

"Perut aku😭" Bee memeluk bantalnya erat, tubuhnya sudah meringkuk karena menahan sakit. "Ahhh😭"

Menggapai remot kamarnya dengan susah payah, Bee langsung memencet angka satu di sana. "Bik, tolong minta kantong air panas yaa. Perut Bee sakit.."

Setelah mendapat balasan dari maid, Bee kembali memejamkan matanya. Rasa perutnya benar-benar tidak bisa ia tahan, walaupun sudah dibalur minyak sekalipun. "Adduhhh.."

Handphone Bee berdering lama dengan notifikasi khusus, gadis itu menebak pasti Teddy yang menelpon. Saat dicek, tebakan Bee benar jika tunangannya yang menelpon. Salahnya, ini bukan telpon. Ini video call, "Kak Teddy?"

"Hallo kak?" ~Bee mengangkat video call dari Teddy dengan masih memeluk bantal.

"Assalamu'alaikum.." ~Terlihat Teddy yang tengah bersandar di sandaran tempat tidurnya.

"Wa'alaikumsalam kak.." ~Bee.

"Kamu belom sembuh Bee?" ~Teddy.

"Udaa kok kak.." ~Bee merutuk dalam hati saat serangan nyeri di perutnya kembali terjadi. "C-cuma lagi dapet aja, nahan sakit.."

Di seberang sana, terlihat Teddy langsung menegakkan tubuhnya setelah mendengar ucapan Bee. Tidak lupa rona merah yang sangat tipis sekali tercipta di pipinya, bagaimanapun kata 'dapet' atau bisa disebut datang bulan.. masihlah kata sakral dan tabu untuk cowok itu. ~"Ada.. yang bisa aku lakuin buat kamu?"

Bee jelas menggeleng, ia tidak ingin merepotkan Teddy lagi. Kemarin apa-apa sudah cowok itu yang mengurus, pasti capek sekali sekarang. ~"Nggak kak.."

Memikirkan hal apa yang bisa meredakan nyeri haid Bee atau membuat mood gadis itu selalu bagus, Teddy akhirnya menemukan jawaban itu secepat kilat. ~"Mau aku beliin susu? Jajanan? Atau jamu?"

Tidak, tidak.. Bee tidak mau semua itu. ~"Nggak mau.."

Bee menolak tawarannya, tapi jelas Teddy tidak menyerah untuk menawari gadis itu lagi. ~"Maunya apa?"

"Maunya kak Teddy aja, khehe.." ~Bee hanya bercanda, takut-takut nanti malah Teddy langsung datang ke kediamannya kan malah bagaimana gitu. "Nggak dink, bercanda kak.."

"Serius Bee.." ~Walaupun wajah Teddy mendatar, namun tatapan cowok itu masih tersirat kekhawatiran.

"Temenin Bee sleep call aja mau kak?" ~Otak Bee sepertinya bergeser dari porosnya, jadi tolong dimaklumi saja jika gadis itu bisa asal ceplos seperti ini. "Kak Teddy butuh banyak istirahat juga kan.."

BONDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang