Chapter 9 : [ Mekarnya Bunga Masalah ]

9 12 4
                                    

                Malam Sabtu, Bee dan Sunny pergi ke mall. Mereka akan nonton film yang baru saja rilis, untung saja Sunny mendapatkan kursi saat rebutan di platform online dan waktunya juga pas sekali. Malam Sabtu, besok libur..

Libra tidak melarangnya untuk pergi berdua dengan Sunny, walaupun ada kemungkinan Teddy menemukannya di muka umum seperti ini juga sangat besar. Namun cowok itu bisa apa?

Sudah pukul setengah sembilan malam lebih dan film telah selesai diputar, kedua gadis itu akhirnya memutuskan untuk mampir makan dulu baru pulang.

"CGI-nya mantep sumpah, nggak sia-sia rebutan kursi.."

"H'mm, nggak keliatan banget kalo itu ternyata efek CGI.." Bee mengangguk setuju dengan ucapan Sunny,  "Hampir samalah kek Marvel.."

"Marvelnya Indo ini mahh.."

"Karya anak bangsa, salut sihh.." Bee memberikan jempolnya sembari berjalan menuju salah satu restoran di mall ini.

                Sampai di restorannya, keduanya langsung memesan makanan karena sudah terlalu lapar. Sembari menunggu pesanan mereka jadi, tentu saja mereka kembali mengobrol sambil sesekali bermain handphone.

Diam-diam Bee menghela nafas lelah, ia sudah tidak dapat stalk akun milik Teddy. Mungkin cowok itu sudah memblokirnya, mengingat ia mengusik teritori wilayah kekuasaannya.

Bee belum juga keluar dari kandang singa tersebut, setiap kali dirinya berpapasan dengan Teddy.. pasti cowok itu akan langsung menunjukkan aura beratnya dan tatapan membunuhnya yang penuh kebencian.

Sezan dan Libra mengatakan jika Teddy tidak akan berani macam-macam jika dirinya bersama orang lain, jadi mereka selalu meminta dirinya untuk terus bersama orang lain. Sunny ataupun teman sekelasnya yang lain..

"Aku ngerasa ngeri tiap papasan sama kak Teddy sekarang.." Sunny kembali membuka topik obrolan. "Dia kek mau ngulitin orang idup-idup gitu kalo natep.."

"Itu karena dia dendam sama aku.." Bee memainkan sedotan stainlessnya.

"Tapi kan permasalahan kamu sama Sezan udah selesai Bee.."

"Kaya'nya dia punya dendam pribadi, setelah ngerusuhin hubungan adiknya.. mana ada kakak yang diem aja?"

"Kecuali kak Libra, butol emang dia. Sialan.." Libra hanya memperingatinya saja, tidak sampai melindunginya atau mengungkapkan kebenaran hubungan mereka pada Teddy. Alasannya masih sama, perjodohan keluarga itu yang harus terlaksana secara natural. "Natural palanya minta dislepet, padal juga runyam gini. Gimana mau deketnya?"

                Menutup topik obrolan mereka karena makanan sudah datang, keduanya memilih makan dengan khidmat tanpa banyak obrolan. Bee dan Sunny kelaparan..

Setelah ekstrakurikuler pramuka yang pulangnya sangat sore sekali tadi, mereka langsung bablasan ke mall untuk nonton. Untung saja keduanya membawa jaket, jadi seragam mereka aman.

Selesai dengan acara makan mereka, Bee dan Sunny akhirnya berpamitan untuk pulang. Sopir mereka menunggu dengan setia selama beberapa jam tadi, jadi pulang tinggal pulang saja.

Sebelum keluar menuju parkiran, Bee mengunjungi toilet terlebih dahulu. Ia ingin membasuh wajahnya yang terasa tidak nyaman, mungkin sudah butek sekali wajahnya karena debu dan keringat.

Selesai membasuh wajahnya, Bee beranjak meninggalkan tempat tersebut menuju mobil jemputannya.

Brukk.. Bee menabrak seseorang karena tidak memperhatikan jalan saat berbelok, "Aduhh.."

"Ah, maaf.." Saat mata Bee bertemu tatap dengan mata elang itu, seketika atmosfer di sekelilingnya terasa dingin. "K-kak T-Teddy?"

Menelan ludahnya secara paksa, Bee mengambil langkah mundur. Kenapa ia harus bertemu dengan Teddy di saat dirinya sendirian seperti ini? "M-maaf, s-saya nggak s-sengaja.."

BONDINGNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ