Chapter 13 : [ Trabas ]

11 12 6
                                    

                 Bee sudah bisa berjalan setelah latihan beberapa hari, pinggangnya sudah tidak terlalu sakit lagi karena tertarik saat digerakkan. Dokter juga mengatakan ia boleh pulang besok dan istirahat untuk sehari baru kembali ke sekolah..

Seminggu lebih Bee absen, ia tetap mengerjakan tugas lewat daring. Walaupun jelas catatannya tidak lengkap..

Untuk hubungannya dengan Teddy pun ada kemajuan, terlebih karena cowok itu terpergok lagi oleh Dira tengah menatap Bee dari luar ruangan. Betapa malunya Teddy saat itu karena diseret masuk dan ditinggal berdua dengan gadis itu.

Cklekk.. Suara pintu dibuka memecah keheningan kamar rawat inap Bee. "Bee?"

Teddy mengedarkan matanya mencari keberadaan Bee, gadis itu tidak ada di brankar tempat tidurnya. Keadaan kamarnya benar-benar sepi, padahal toples-toples makanan masih ada. Sehingga tidak mungkin Bee sudah pulang, "K-kak Teddy?"

Teddy menoleh pada sumber suara, akhirnya ia melihat si pengguna kamar rawat inap. "Dari mana?"

"Kamar mandi, k-kenapa kak?"

"Owhh, pantesan kosong.." Melihat tangan gadis itu yang sudah tidak berselang hanya tertempel beberapa kasa, Teddy tebak infus Bee sudah dilepas.

"M-mommy pulang.." Bee masih canggung jika bersama Teddy, apalagi berdua seperti ini. Dira selalu pulang ke rumah jam segini, wanita itu tahu Teddy pasti akan datang menggantikan. Ini juga gara-gara Dira..

"Gimana luka lo?"

"U-udaa lebih baik kak, udaa nggak sakit kalo buat kegiatan ringan.."

"Okeyy.." Teddy bersyukur dalam hati, ia bisa lebih tenang sekarang.

Bee menahan ringisannya saat berusaha duduk di brankarnya yang tinggi. "Shh.."

"Kenapa nggak minta tolong?" Teddy sigap dengan berjaga-jaga, ia masih belum bisa sat set sat set melakukan kontak fisik dengan Bee jika tidak darurat.

Bee menggeleng gugup, "N-nggak mau ngerepotin k-kak Teddy.."

"Tch.." Teddy berdecak kemudian berdegus, ia belum juga jago nyepik. Sepertinya memang settingan dirinya yang susah berbicara panjang, apalagi untuk berbucin.

"Khehe.." Bee nyengir canggung, ia masih sangat-sangat tidak terbiasa dengan Teddy.

                  Lihat sekarang, keduanya hanya saling diam saja. Jelas suasana canggung semakin mendominasi mereka..

Bee menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia bingung harus melakukan apa untuk menghilangkan rasa sepi dan canggung mereka. "G-gimana sama kak Teddy?"

"Hm?" Gimana apanya? Pertanyaan Bee sungguh tidak spesifik sekali untuk dijawab oleh Teddy.

"I-itu.." Bee tambah gugup, bisa-bisanya kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya. Ia harus memikirkan jawaban apa yang sesuai sekarang, "K-kegiatan di s-sekolah.."

Untung saja Bee langsung ingat hal itu, "G-gimana sama k-kegiatan sekolah k-kak Teddy?"

"Biasa aja, nggak ada yang spesial.." Monoton, semua berjalan biasa saja tanpa Bee. Dulu Teddy pasti akan berambisi mencari waktu Bee sendirian, atau jika memiliki kesempatan untuk menjalankan rencananya.. pasti Teddy akan segera melakukannya.

Namun sekarang karena semua sudah berubah, bahkan rencananya terlupakan dan Bee tidak ada di sekolah. Teddy merasa monoton, "Coba kalo perjodohan itu nggak pernah ada.."

"Bee juga berhasil gue singkirin.."

"Apa hidup gue bakalan lebih monoton?"

"A-ada yang berubah sejak Bee n-nggak masuk kak?"

BONDINGWhere stories live. Discover now