Chapter. 36

3.1K 239 32
                                    

Jangan lupa vote & komen guys!
Typo bertebaran, harap tandai ❗
Jangan lupa juga buat follow instagram
@prynstory_

•••

Di dalam kamar sepasang suami istri terlihat masih tertidur, tubuh mereka saling menempel. Dengan tangan suami yang melilit perut istrinya.

Zahra membuka mata saat merasakan hal yang tidak enak di perutnya yang mengganggu kenyamanan tidurnya, ia melirik jam yang ternyata akan masuk waktu subuh. Zahra menggeliat dan mencoba bangun, namun tidak bisa karena ada tangan kekar suaminya yang melilit perutnya.

Zahra berusaha menyingkirkan tangan Zayyan, namun bukanya terlepas lilitan itu semakin kuat memeluk perutnya.

"Mas bangun!" ucap Zahra membangunkan suaminya sambil menahan mual.

"Hmm," jawab Zayyan dengan mata masih tertutup, dan suara khas orang bangun tidur.

"Mas lepasin dulu pelukan yang, aku mah ke kamar mandi." ucap Zahra sambil memukul-mukul tangan Zayyan.

"Sebenar lagi Za." gumam Zayyan dengan suara serak nya.

Mersa kasihan akhirnya Zahra memberikan Zayyan tidur sebentar lagi. Ia melihat ke arah Zayyan, yang kembali tertidur pulas, Zahra merasakan perutnya yang tidak nyaman semakin bergejolak seperti ingin mengeluarkan sesuatu. Ia menutup mulutnya kemudian menyingkirkan tangan Zayyan dengan kasar.

Karena tidurnya terganggu Zayyan bangun dan melepaskan lilitannya, setelah terlepas Zahra langsung berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Melihat istrinya berlari Zayyan segera bangkit dan menyusul Zahra ke kamar mandi.

Huekk

Huekk

Huekk

Melihat Zahra muntah Zayyan segera memijat tengkuk istrinya, membantu wanita itu mengeluarkan isi perutnya.

Zahra berusaha mengeluarkan isi perutnya namun yang keluar hanya cairan bening saja. Zahra berkumur untuk menghilangkan rasa pait di mulutnya, namun Zayyan lebih dulu membilas kan air untuk Zahra membilas bekas muntahannya tanpa merasa jijik.

"Udah puas puntahnya?" tanya Zayyan dengan wajah khawatir.

Zahra menggeleng, ia masih ingin mengeluarkan isi perutnya. Zahra memutar badanya menghadapi Zayyan lalu memeluk pira itu, ia merasa pusing dan lemas.

"Maafin Mas ya, karena kamu hamil anak Mas. Kamu jadi seperti ini." ucap Zayyan dengan wajah bersalah.

Zahra menggeleng. "Bukan salah Mas, ini juga anak aku. Sebuah anugrah dari Allah yang tidak semua wanita yang bersuami mendapatkan nya."

Zayyan mencium kening Zahra. "Terimakasih."

Zahra mengalungkan tangannya dileher suaminya, saat pria itu menggendong nya. Ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Zayyan aroma mint langsung menyeruak kedalam hidung Zahra.

Menghitung aroma tubuh Zayyan membuat mual dan pusing pada kepalanya mereka.

Zayyan mendudukan Zahra di atas kasur. "Udah baikan? Atau Mas panggilkan dokter?"

Zahra menggeleng. "Aku mau tidur aja, kamu wudhu sebentar lagi azan subuh." karena lemas Zahra merasa ingin tidur kmbali memulihkan tenaganya.

Zayyan terseyum kemudian membatu istrinya berbaring di kasur, setelah memastikan Zahra beristirahat dengan posisi nyaman. Zayyan langsung mengambil air wudhu untuk menunaikan shalat subuh.

***

Di sebuah kamar terlihat seorang perempuan yang sedang memandangi satu foto Polaroid kecil di tangannya, ia memandangi foto itu dengan senyuman manisnya yang terkesan mengerikan.

DICINTAI PUTRA KYAI : ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang