Chapter. 22

7.9K 323 18
                                    

Typo harap tandai❗
Update sambil revisi🙂
Jangan lupa vote & komen guys❗

•••

Keadaan Zahra saat ini sudah benar-benar membaik, setelah ia istirahat total. Dan Zayyan semakin overprotective juga posesif terhadapnya, kejadian beberapa minggu lalu sudah mulai terlupakan tapi Zayyan masih mencari dalang di balik kejadian beberapa minggu lalu.

Dan selama satu minggu teman-teman Zahra selalu mengunjungi Zahra di ndalem, mereka bertiga sangat merasa bersalah karena kejadian beberapa minggu lalu.

Kini Zahra keluar kamarnya, karena ia merasa bosan terus berada di dalam kamar.

"Loh nak kenapa kalau, bukanya istirahat?" tanya Ummi Sinta yang kebetulan lewat di depan kamar Zayyan dan melihat Zahra keluar kamar.

"Zahra bosen di kamar terus Ummi, lagian Zahra sudah cukup sehat kok." jawab Zahra sambil tersenyum tipis.

"Yaudah, tapi jangan ngelakuin aktifitas yang buat kamu jadi kecapean ya nak." ucap Ummi Sinta sambil mengusap kepala Zahra.

"Iya Ummi." sahut Zahra sambil tersenyum lembut.

"Oh ya, Ummi mau kemana udah rapi gitu?" tanya Zahra yang melihat pakaian pertanyaan seperti hendak pergi.

"Ini Ummi ada pengajian di sekitar pesantren, kebetulan Ummi diundang buat ngisi acaranya." jawab sang Ummi Sinta dan Zahra mengangguk mengerti.

"Yasudah, Ummi pamit dulu ya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam." sahut Zahra setelah mencium tangan Ummi Sinta.

Sepeninggalan Ummi Sinta, Zahra menuju ruang keluarga. Ia duduk di sofa ruang keluarga sambil memainkan ponsel miliknya, Zahra bertukar pesan dengan Nia karyawan Cafe nya. Menanyakan banyak hal tentang perkembangan Cafe miliknya itu.

15 menit Zahra berkutat dengan ponselnya, ia menghela nafas lelah nya. Kali ini Zahra benar-benar dilanda rasa bosan. Dia bingung harus melakukan apa lagi agar menghilangkan rasa bosan di, rumah begitu sepi hanya tersisa dirinya.

Zahra bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya ke ruang tengah, lebih tepatnya menuju pintu keluar. Entah dorongan dari mana tapi Zahra merasa ingin pergi keluar rumah.

Cklek..

Pintu ndalem terbuka.

Zahra mulai melangkahkan kakinya ke teras ndalem, ia menghirup udara pagi menjelang siang itu dengan mata terpejam.

Dari arah samping ndalem Zahra dapat mendengar ada dua orang yang sedang berjalan  sambil mengobrol, panik? Jelas itulah yang dirasakan. Zahra hendak berbalik masuk ke dalam rumah tapi...

"Assalamu'alaikum Ning." sapa dua santriwati dengan ramah.

Zahra menengok kanan kiri dan belakangnya yang ternyata tidak ada orang selain dirinya sendiri, ia merasa heran apa kedua santriwati itu menyapanya? Tapi kenapa dengan sebutan 'Ning'.

"W-wa'alaikumussalam." balas Zahra dengan gugup tersenyum tipis.

***

Jam kini sudah menunjukkan pukul 10 siang terlihat mobil hitam yang di kendari Zayyan berhenti di halaman ndalem. Zayyan mematikan mesin mobilnya, kemudian melepaskan sabuk pengaman nya setelah itu mencabut kunci mobil dan keluar dari dalam mobil.

Zayyan berjalan menuju teras ndalem dan mulai memasuki rumah tidak lupa ia mengucapkan salam. Saat memasuki rumah Zayyan melihat rumahnya begitu sepi, namun itu tidak lama setelah ia mendengar suara televisi di ruang keluarga.

DICINTAI PUTRA KYAI : ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang