Chapter. 05

11.1K 435 17
                                    

Tidak terasa sudah hampir 3 bulan lamanya Zahra tinggal di pesantren Nurul Huda. Banyak sekali pembelajaran yang ia dapatkan selama hampir 3 bulan itu, dan juga banyak kejadian yang membuatnya bingung terhadap perasaanya sendiri.

Selama hampir 3 bulan itu juga Zayyan secara terang-terangan menunjukan sikap layaknya suami, itu lah alasan kenapa Zahra menjadi bingung terhadap hati dan perasaanya, juga sikap Zayyan terhadapnya.

Karena gadis itu belum mengetahui statusnya dengan Zayyan, yang sudah menikah.

Perihal Zahra yang seorang putri dari salah satu pemilik pesantren terbesar kedua di , Zahra meminta agar kedua orang tuanya menyembunyikan statusnya. Gadis itu tidak ingin sikap orang-orang yang berada di pesantren Nurul Huda, jadi memperlakukan nya berbeda dari santri yang lain.

Kini Zahra sedang berada di dalam kamar Asramanya sendirian, karena teman-temanya kelurahan untuk membeli makanan ringan sedangkan Zahra hanya menitip. Sebenarnya ia ingin ikut dengan ketiga teman tapi peraturan pesantren membuat Zahra harus tetap berada di dalam pesantren.

Zahra merebahkan dirinya di kasur sambil menatap ke arah langit-langit kamarnya. Saat memejamkan mata tiba-tiba terlintas bayangan Zayyan dan segala perlakuan manisnya sontak Zahra langsung membuka matanya kembali.

Zahra mengusap wajahnya kasar. Ia bingung dan bimbang terhadap hati, hati kecilnya berkata bahwa Zahra memiliki hubungan dengan laki-laki itu.

"Astagfirullah, kenapa pikiranku jadi kacau begini." melongo nya. Zahra menghela nafas lelahnya dan kembali memejamkan matanya.

"Dari sekian banyaknya laki-laki kenapa cuma Gus Zayyan yang bisa buat jantung aku kayak mau lepas dari tempatnya?"

"Atau memang aku punya penyakit jantung?" melongo Zahra dengan polos.

Berkali kali Zahra menghela nafasnya, dan berkali-kali ia berceloteh sendiri seperti orang yang kehilangan akal.

"Arghhhh bimbanggg." Zahra kembali membuka matanya kemudian merupakan wajahnya frustasi. Ia sangat risih dengan perasaan yang timbul di hatinya.

"Ya allah. Apakah perasaan suka ini dari mu? Atau ini cuma bujuk rayu setan agar Zahra berbuat Zina dengan memikirkan laki-laki itu terus Ya Allah. " lirih Zahra,Ia menatap langit-langit kamar asrama nya.

"Jika memang perasaan ini dari Mu-Ya Allah biarkan saja aku memendamnya."

Baru saja Zahra akan tertidur tiba-tiba mendengar suara pintu kamar asrama yang terbuka. Sontak Zahra langsung kembali membuka matanya dan bangun dari tidurnya, Zahra melihat ketiga temanya sudah kembali dengan empat kresek berisikan jajanan.

"Assalamualaikum, yuhuu Zaa! Kita pulang nih." ucap Syifa sambil sedikit berteriak.

"Wa'alaikumussalam." sahut Zahra.

"Nih Za pesanan lo," ucap Alia sambil menyerahkan satu kresek nya.

"Makasih," sahut Zahra sambil menerima keresek yang berisi makanan.

"Za kita mau ke perpustakaan pesantren lo kamu ikut nggak?" tanya Syifa.

"Hm, aku ikut lagian bosen juga terus diem di kamar." ucap Zahra.

DICINTAI PUTRA KYAI : ON GOINGWhere stories live. Discover now