Chapter. 34

3.6K 199 15
                                    

Jangan lupa vote & komen guys!
Typo bertebaran, harap tandai ❗

•••

Setelah perundingan yang tidak membuahkan hasil, Zayyan, Zahra dan juga Abah Azahr. Mereka memasuki rumah dan duduk di ruang keluarga untuk berunding lagi, berulang kali Zayyan mengela napas lelahnya.

"Besok Abah akan coba mendapatkan keterangan dari ustadzah Amira." ucap Abah Azhar memecah keheningan.

"Kalau misalnya ustadzah Amira masih tidak mau memberikan keterangannya bagai mana?" sahut Zayyan menghela nafasnya lelah.

"Kita coba dulu, jangan cepat berputus asa. Kalaupun nanti ustadzah Amira masih enggan memberikan keteranganya, Abah harus bertindak tegas mengenai masalah ini. Abah tidak mau keluarga kita di pandang jlek kamu pasti paham apa maksud Abah." ucap Abah Azhar.

"Kalian yang sabar ya, ini ujian untuk kalian. Terlebih lagi kamu bang, banyak-banyak lah berdoa minta pertolongan kepada allah agar dapat jalan keluar nya." imbuh Umma Sinta.

"Iya Ummi." ucap Zayyan mengangguk mengerti.

"Yasudah sekarang kalian istirahat." ucap Abah Azahr.

Zayyan dan Zahra mengangguk keduanya masuk ke dalam kamar, lagi-lagi Zayyan menghebuskan nafas lelahnya.

"Udah ya, sekarang kita istirahat. Besok kita cari lagi jalan keluar dan buktinya hm." ucap Zahra lembut sambil mengusap lengan suaminya, dan di angguki oleh Zayyan.

Keduanya naik ke atas kasur dan mulai terlelap dengan Zahra memeluk Zayyan, dan Zayyan menyebunyikan wajahnya di leher sang istri.

Di sepertiga malam dimana orang-orang tertidur pulas, terlihat sepasang suami istri sedang tertidur sambil berpelukan hingga sama satu dari mereka mulai terusik dalam tidurnya.

Zayyan membuka matanya perlahan, Zayyan bangun di tengah malam lebih malam dari biasanya. Zayyan bangun dari tidurnya, dan duduk sebentar di pinggir ranjang untuk mengumpulkan nyawa yang belum penuh, Zayyan mulai bangkit dari duduknya, ia berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Selesai mengambil air wudhu ia mengambil alat shalat di atas meja. Zayyan melaksakan shalat tahajud dengan suasana yang gelap, ia sengaja tidak menghidupkan lampu agar Zahra tidak terganggu.

Di keheningan malam Zayyan berdoa menita pertolongan kepada Allah agar senantiasa di berikan jalan keluar dari masalah yang saat ini ia hadapi, ia meminta keteguhan iman dan hati untuk menghadapi semua permasalahan ini.

Setelah berdo'a Zayyan lanjutkan berdzikir untuk  menenangkan hati dan pikiran. Berdzikir, ia akan fokus pada kalimat dzikir yang diucapkannya, sehingga dapat membantu menghilangkan kecemasan dan stres yang dirasakan. Dengan begitu, Zayyan merasa lebih tenang dan damai.

Zayyan mengambil tasbih kecil di dalam saku baju nya, saat merogoh saku gamis kokonya ia merasakan benda lain selain tasbih kecilnya.

Zayyan mengeluarkan tasbih dan beda yang ada di dalam saku gamis nya. ia mengerutkan keningnya melihat menda pipih seperti termometer,  Zayyan mengambil ponselnya dan menyalakan senter.

Deg!

Zayyan berasa kan jatungnya dua kali berdetak lebih kencang dari bisanya, nanyanya gemetar saat memegang beda itu. tespek alat tes kehamilan dan tespek itu terlihat dua garis merah, ia mengalihkan perhatiannya dari benda itu dan menatap istrinya.

Tidak terasa Zayyan meneteskan air matanya, ia melakukan sujud syukur sebagai perwujudan dari rasa syukur dan terima kasih. setelah melakukan sujud syukur Zayyan menatap istrinya dengan tatapan sendu, di saat mereka baru saja mendaptkan sebuah kebahagiaan mereka juga mendapatkan sebuah musuhan dan ujian.

DICINTAI PUTRA KYAI : ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang