Chapter. 31

3.3K 160 3
                                    

Jangan lupa vote & komen guys!
Typo bertebaran, harap tandai ❗

•••

Zahra dan Zayyan sudah pulang dari perjalanan bisnis mereka satu minggu lalu, kini Zahra sedang berkumpul dengan ketiga temanya. Siapa lagi kalau bukan Alia, Syifa, dan Lily.

"Za, gimana liburan lo selama di bali." tanya Alia sambil memasukan keripik kentang ke dalam mulutnya.

"Eumm, di bilang seru ya seru. Dibilang nggak setu juga nggak terlalu." ucap Zahra.

"Lah kok gitu?" tanya Syifa.

"Aku ke sana itu sebenernya bukan liburan, tapi nemenin suami kerja." sahut Zahra lagi.

"Lah kita kira lo ke sana liburan, bulan madu gitu." ucap Lily yang di tanggapi gelengan kecil oleh Zahra.

"Oh ya ngomong-ngomong, lo udah nganu blom sama Gua Zayyan?" tanya Lily, membuat kedua temanya dan Zahra bingung.

"Nganu apaan maksud lo?" tanya Syifa.

"Ah elah, masa lo pada nggak tau nganu. Masa harus gue perjelas." ucap Lily.

"Nih ya, walapun lo nemenin sumi lo kerja. Pasti ada hari dimana lo ngabisin waktu bersama kan, nah yang gue maksud nganu itu lo udah bikin ponakan blom buat kita-kita." jelas Lily.

Ketiganya masih terdiam namun beberapa detik kemudian ketiganya paham.

"Ah, oh gue paham." ucap Alia dan Syifa berbarengan sedangkan Zahra menunduk dengan wajah yang memerah.

Lily yang melihat reaksi Zahra mengembangkan senyumnya, tebakan nya tidak meleset. Lily bangkit dari kursi kemudian berjongkok di depan Zahra lebih tepatnya di depan perut Zahra.

"Halo, calon ponakan aunty. Cepet-cepet tumbuh di perut Ummah kamu." ucap Lily sambil mengusap perut rata Zahra.

Tingkah Lily itu membuat kedua temanya mengikuti  Lily yang berjongkok di depan Zahra.

"Halo, calon ponakan aunty nama aunty itu Alia, kamu cepet-cepet tubuh ya nak aunty menunggu kamu." ucap Alia.

"Nanti kalo udah kamu lahir kita main bareng-bareng, sama para aunty yang syantik ini." lanjut Syifa.

Zahra yang melihat ketiga tanya meringkis ngeri, mereka seperti orang yang tidak punya akal.

***

Kini Zahra sedang berjalan menuju gajebo untuk menemui Zayyan, bukan tanpa alasan Zahra menemui sangat suami. Karena laki-laki itu menelepon nya meminta tolong untuk mengambilkan buku pelajaran yang tertinggal, al hasil Zahra harus mengakhiri obrolan bersama ketiga temannya.

Sepanjang perjalanan menuju tempat suaminya, banyak para santri dan ustadzah juga apa tenanga mengajar yang lain menyapa dirinya, Zahra membalas sapaan itu dengan senyuman di balik cadar nya.

15 meter menuju tempat suaminya, Zahra dapat melihat bagimana Zayyan mengajar. Ia tersenyum di balik cadar nya, cara mengajar Zayyan sungguh mengagumkan tegas namun penuh kelembutan.

Zahra melanjutkan langkahnya mendekati Zayyan, baru saja sampai di depan gajebo. Zahra sudah menjadi pusat perbelanjaan para santri, banyak yang menatap Zahra dengan kagum.

Kecantikan Zahra di balik cadar nya menyita banyak perhatian semua santri di sana, terlebih lagi santri laki-laki. Mereka semua tidak sengaja menatap Zahra dengan tatapan memuja, kagum bahkan ada pula yang menetap Zahra dengan tatapan mesum.

"Assalamu'alaikum." ucap Zahra.

"Wa'alaikumsalam." jawab semua santri yang ada di gajebo itu termasuk Zayyan.

DICINTAI PUTRA KYAI : ON GOINGΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα