Chapter. 33

3.9K 212 17
                                    

Jangan lupa vote & komen guys!
Typo bertebaran, harap tandai ❗

•••

Di dalam kamar Zahra menangis haru malaikat kecil yang menjadi imipianya ikini tumbuh di dalam rahimnya, ia mengucapkan beribu-ribu syukur kepada Allah atas anugrah dan karunia yang terjadi padanya.

Zahra memberi kabar bahagia itu kepada orang tuanya, dan kedua orang tua Zahra yaitu Lukman dan Salma juga ikut bahagia. Setelah memberitahukan kepada kedua orang tuanya kini Zahra berencana untuk memberitahu kedua mertuanya, dan Zayyan.

Tapi sebelum itu Zahra hendak memberi kejutan untuk Zayyan. Zahra berjalan ke arah lemari dan mengambil satu pasang gamis koko suaminya dan memasukan tes pek ke dalam saku gamis koko tersebut, Zahra membuat rencana kejutan seperti itu.

Ia berharap rencananya berhasil, Zahra kembali menaruh baju gamis suaminya ke dalam lemari. Saat menutup lemari Zahra mendengar keramaian di depan ndalem, dengan rasa penasaran Zahra keluar kamar kemudian pergi ke depan pintu dari arah luar pintu sayup-sayup ia mendengar suara suaminya. Ia membukanya untuk melihat apa yang sedang terjadi.

"Melakukan apa?" ucap Zahra di ambang pintu ndalem.

"Anu begini Ning, Maaf sebelumnya jika ini mungkin akan menyakiti hati Ning. Jadi gini Saya tidak tau persis kejadianya seperti apa, tapi saat saya memasuki ruangan Bk setelah mengajar. Saya melihat Gus Zayyan yang sedang mengukung tubuh ustadzah Amira. Dan ustadzah Amira menangis, katanya Gus Zayyan melecehkan nya." jelas ustadz Rio.

Deg!

Zahra merasa Dejavu dengan kejadian ini, tiba-tiba waktu terasa sangat lambat. Nafas Zahra terasa berat, dunia juga terasa berputar tanpa sebab. Telinganya berdengung kuat saat mendengar kata 'Melecehkan' menyebabkan nyeri di kepalanya, Zahra menutup telinganya dan ia memejamkan matanya erat.

"Hey sayang kamu kenapa?" ucap Ummi Sinta panik mendekat ke arah Zaha di ikuti Zayyan.

"Za kamu kenpa?" panik Zayyan.

Sura panik dari Ummi Sinta, dan Zayyan tidak terdengar oleh nya. Mertua dan suaminya memanggil Zahra berusaha menyadarkannya, ditambah wajah Zahra terlihat pucat dan ia berkeringat dingin.

Bruk!

Zahra tidak dapat menahan rasa sakit di kepalanya lagi. Alhasil rasa sakit itu menarik paksa kesadarannya dan akhirnya Zahra tidak sadarkan diri, tubuhnya libung tapi untungnya dengan sigap Zayyan memeluk Zahra.

***

"Istri Gus baik-baik saja, tapi saya mau tanya apa suatu hal yang membuat Ning Zahra trauma." ucap sang Dokter.

"Trauma? Trauma istri saya kambuh lagi dok?" tanya Zayyan.

"Bisa di bilang begitu." sahut sang fokter.

"Saya harap kalian bisa menghindari hal-hal yang bisa membuat trauma Ning Zahra kambuh." lanjut sang dokter.

"Baik Dok, terima kasih." ucap Ummi Sinta orang.

"Sama-sama, baik kalau gitu saya pamit. Assalamu'alaikum." ucap dokter.

"Wa'alaikumussalam." sahut mereka semua yang berada di dalam kamar.

"Zayyan kita bicara di ruangan Abah." ucap Abah Azhar dengan dingin.

"Baik Bah." sahut Zayyan.

Setelah mengatakan itu Abah Azahr keluar dari kamar menuju ruangannya, menunggu sang putra menemuinya.

"Sebelum menemui Abah mu, lebih baik kamu bersihkan diri dulu. Biar Ummi yang siapin pakaian kamu." ucap Ummi Sinta yang di angguki oleh Zayyan.

Zayyan pergi ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sedangkan Ummi Sinta menyiapkan pakaian untuk putranya.

DICINTAI PUTRA KYAI : ON GOINGWhere stories live. Discover now