Chapter. 12

9.2K 357 14
                                    

Typo harap tandai❗
•••

Setelah keributan kecil tadi karena ulah Zayyan, kini Zahra sedang menyiapkan baju sang suami untuk dipakai mengajar.

Zayyan keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggang serta kaos putih di badannya. Zayyan menghampiri Zahra yang sedang menyiapkan pakaian nya.

"Za!" panggil Zayyan.

"Hm, eh udah selesai Mas." ucap Zahra sambil membalikan badanya.

"Udah, bajuku mana?" tanya Zayyan.

"Ini," jawab Zahra sambil menyerahkan baju di tangannya.

Zayyan mengambil baju koko berwarna hitam yang sudah lengkap dengan sarung berwarna putih.

"Kenapa belum di pake bajunya?" tanya Zahra saat melihat Zayyan yang masih di posisi yang sama.

"Aku mau di pakein baju sama kamu."

"E-eh, nggak, nggak ada. Kamu udah besar bukan anak kecil lagi." tolak Zahara cepat sambil menggelengkan kepalanya.

"Kan aku bayi kecilnya kamu Za, aku mau di pakein baju sama kamu. Dosa loh kalau menolak perintah suami."

Zahra menghembuskan nafasnya lelah ia kalah telak dengan Zayyan.

'Ya allah, Ya Rabb berilah hamba kesabaran lebih. Untuk menghadapi makhluk ciptaan mu ini' ucap batin Zahra miris.

Zahra dengan berat hati memainkan baju untuk suaminya. Zahra satu persatu mengancingkan baju koko tersebut, kemudian merapikannya.

Zahra sudah selesai memainkan baju untuk suaminya, setelah itu Zayyan memakai sarungnya. Zayyan berdiri di hadapan lemari kaca sambil menyemprotkan minyak wangi ke leher dan bajunya, setelah itu ia memakai minyak rambut.

"Za!" panggil Zayyan lagi.

"Iya kenapa mas?" sahut Zahra dengan pandangan fokus ke ponselnya.

"Tolong rapikan rambutku." pintar Zayyan.

Zahra mematikan ponselnya kemudian menaruhnya di atas kasur, lalu ia mendekati Zayyan untuk merapikan rambut suaminya itu.

Setelah penampilannya sudah rapi kemudian Zayyan mengulurkan tangannya agar dizalimi oleh Zahra. Zahra yang mengerti maksud ukuran tangan tersebut pun menyalami nya, setelah tangan Zayyan dizalimi oleh Zahra. Kini Zayyan mencium kening Zahra cukup lama.

Jantung Zahra berdetak lebih cepat karena mendapat perlakuan manis dari Zayyan.

"Kamu baik-baik di kamar ya, jangan keluar rumah tanpa seizin dari aku. Hari ini aku cuma ngajar sebentar." ucap Zayyan sambil mengusap kepala Zahra.

"Tapi Mas aku mau kembali ke asrama aja, lagian aku juga ada pelajaran bahasa Arab." sahut Zahra.

"Nggak Za. Kamu tetap disini, urusan itu biar Mas yang bilang sama gurunya." ucap Zayyan dengan tegas namun penuh kelembutan dan seolah tidak ingin dibantah.

"Ya Sudah, iya."

"Kalo gitu aku pergi dulu. Assalamu'alaikum." pamit Zayyan sambil membawa peralatan mengajarnya.

"Wassalamualaikum."

Zayyan keluar dari kamar mereka.

***

Setelah berpamitan dengan istrinya, Zayyan keluar dari dalam ndalem dengan wajah datarnya. Zayyan dengan penuh wibawa menuju madrasah tempatnya untuk mengajar, langkah Zayyan terhenti kala seseorang memanggilnya.

"Gus Zayyan!"

Zayyan yang mendengar namanya dipanggil sontak membalikan badanya. Ia melihat ustazah Amira sedang berjalan ke arahnya dengan membawa kotak makan di tangannya.

DICINTAI PUTRA KYAI : ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang