Chapter. 17

8.4K 307 8
                                    

Jangan lupa vote & komen guyz
Typo harap tandai❗

•••

Di Sore hari, terlihat dua pasutri yang tertidur diatas ranjang sambil berpelukan. Mereka nampak tertidur pulas, hingga salah satu dari mereka terbangun.

"Eugh." lenguh Zahra yang terbangun dari tidurnya, ia membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya.

Zayyan yang merasakan pergerakan orang yang di peluknya ia melenguh, kemudian menggerakkan pelukannya.

Zahra yang sudah sedikit sadar dari tidurnya, ia melirik ke arah jam. Yang ternyata sudah mau memasuki waktu ashar.

"Mas, bangun udah sore." ucap Zahra membangunkan suaminya dengan mengelus pipi milik Zayyan.

"Eugh, jam berapa." tanya Zayyan dengan suara kas bangun tidur.

"Udah mau masuk ashar." jawab Zahra.

Zayyan melepaskan pelukanya pada tubuh Zahra, dengan malas.

Zahra bangun dari tidurnya saat suaminya itu melepaskan pelukanya, ia merapikan rambutnya kemudian mengikatnya.

Zayyan meregangkan tubuh nya yang merasa pegal-pegal, sambil sesekali memijat bagian tubuhnya yang pegal. Zahra menoleh ke arah suaminya yang sedang meregangkan tubuhnya dan sesekali memijat tengkuk dan lengannya.

"Pegal-pegal ya, mau aku pijitin." tawar Zahra.

"Hm, boleh." sahut Zayyan sambil menganggukkan kepalanya.

"Sebentar aku ambil, minyak pijet dulu." ucap Zahra yang kemudian turun dari atas kasur menuju meja rias nya untuk mencari minyak pijat.

***

Zahra duduk di samping suaminya kemudian menungkan sedikit minyak di telapak tangannya. Sebelum memijat ia tidak lupa membaca bismilah, Zahra meletakan tangannya di tengkuk dan batu Zayyan untuk ia pijat, ia pun mulai memijat dengan penuh kelembutan.

"Gimana enak nggk? Bagian mana lagi yang pegel." taya Zahra.

"Enak tapi kurang keceng, coba kencengin lagi mijitnya." suruh Zayyan.

Pijatan Zahra memang enak dan merilekskan, tapi sayangnya kurang ditekan. Mungkin karena tangan istrinya yang terlalu kecil.

"Ini udah kenceng loh, kalo terlalu kenceng nggak baik. Karena tugas memijat itu buat relaksasi Mas." sahut Zahra.

"Iya Za, tapi kurang kerasa." ucap Zayyan.

"Tangan aku kecil Mas, tenaga aku juga nggak besar. Jadi nggak bisa kuat-kuat pijitin kamu," ucap Zahra sambil mengerucutkan bibirnya.

Zayyan yang membelakangi Zahra, sontak ia langsung menghadap istrinya dan mendekatkan wajahnya.

"Kalo di ranjang kuat nggak?" tanya Zayyan berbisik dengan suara rendah.

Zahra yang mendengar ucapan suaminya sontak langsung panas dingin, ia tidak sepolos itu untuk tidak mengerti ucapan dari Zayyan.

Zayyan gemas sendiri saat melihat tingkah Zahra yang sedang blushing, ia pun mencubit hidung kecil Zahra. Membuat pipi istrinya semakin memerah.

Ia yang sudah tak kuasa menahan rasa gemasnya pada Zahra. Zayyan pun langsung memeluk Zahra sambil mencubit pipi istrinya yang memerah.

"Haha lucu banget sih istri mas ini." kekeh Zayyan.

'Mas, bisa nggk sih kamu jangan buat aku selalu salting. Astagfirullah ya allah Zahra nggk kuat kalo setiap hari mesti gini, di bikin salting mulu' ucap batin Zahra.

DICINTAI PUTRA KYAI : ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang