Chapter. 41

6.5K 325 19
                                    

Jangan lupa vote & komen!
Typo harap tandai!

•••

Di depan ruangan UGD kini terlihat ramai, di raut wajah mereka terlihat sekali kekhawatiran. Mereka semua adalah kedua orang tua Zahra dan Zayyan, keempatnya begitu terkejut saat mendengar menantu dan anak mereka kecelakaan. Keempatnya bergegas menuju rumah sakit.

Sudah hampir 4 jam lamanya pitu ruangan UGD belum juga terbuka, lampu di atas pintu pun masih memerah dan tak kunjung menghijau.

Lama menunggu akhirnya apa yang di tunggu-tunggu Zayyan dan keluarga pun datang, sorang dokter wanita keluar dari ruangan.

Zayyan dan orangtua juga mertuanya mendekati sang dokter, untuk menanyakan keadaan Zahra.

"Dok, bagaimana keadaan istri dan anak saya? Mereka baik-baik saja kan Dok? Istri saya tidak apaapa ka?" tanya Zayyan beruntun.

"Kami terpaksa melakukan oprasi darurat pada bayi anda Tuan. Sekarang bayi anda ada di ruang inkubator. Walopun terlahir prematur bayi anda sehat."

Zayyan menggeram pelan. "Lalu istri saya?"

Wajah dokter wanita berubah menjadi sendu.

"Untuk sang ibu, kami mohon maaf Tuan. Istri anda mengalami pendarahan yang cukup hebat, beliau kekurangan darah dan—"

"Apa?! Katakan dengan jelas!" bentak Zayyan.

"Maaf Tuan. Kami tidak bisa menyelamatkan istri anda."

Deg!

Rasa sesak menyeruak begitu saja di hatinya. Zayyan menodongk menghalau air mata yang mencoba mengalir.

"Dokter anda bercanda kan? Putri saya tidak mungkin pergi?!" tanya Umma Salma.

"Maaf nyonya, kami gagal menyelamatkan putri anda." sesak dokter wanita itu.

"Kami akan mengurus jenazah, Tuan bisa melihat putra anda di ruang inkubator. " lanjut nya.

Zayyan memukul dingding rumah sakit, tangan Zayyan terluka dan mulai mengeluarkan darah saat pria itu terus memukul dingding rumah sakit.

Abah Azhar dan Faiz mendekat dan mencoba menenangkan Zayyan.

"Nak tenang ya. Kamu harus ikhlas." ucap Abah Azhar.

Zayyan menggeleng lemah. " Zayyan sendiri Bah, Zahra ninggalin Zayyan. "

"Ikhlas kan nak."

"Nggak Abah, Zayyan nggak terima Zahra ninggalin Zayyan bah." tangis Zayyan pilu.

***

Plak!!

"BANG BANGUN!" teriak Ummi Sinta menguncang tubuh besar sang putra tapi sebelum itu Ummi Sinta sudah membangunkan putra nya dengan pelan dan lemah lembut.

Namun karena putra itu tak kunjung bangun dan semakin gelisah dalam tidurnya dengan terpaksa Ummi Sinta menampar wajah putranya, karena masih tidak berhasil Ummi Sinta akhirnya menguncang dengan kuat tubuh putra nya.

Sedangkan Zahra masih berada di ruangan UGD, sepertinya di dalam ruangan itu sedang melakukan oprasi darurat. Mereka yang berada di depan ruang UGD hanya bisa berdoa untuk keselamatan anak dan menantu mereka.

"ZAHRA!!"

Zayyan tiba-tiba terbangun membuat Ummi Sinta merasa lega karena akhirnya putranya itu terbangun dari tidurnya.

"Bang tenang, istighfar ya." ucap Ummi Sinta sambil mengusap pundak putranya.

Zayyan terbangun dari tidurnya seperti orang linglung, nafasnya memburu.

DICINTAI PUTRA KYAI [ END-REVISI ]Where stories live. Discover now