Chapter. 26

5.9K 308 9
                                    

Jangan lupa vote & komen guys!
Typo bertebaran, harap tandai

•••

Sore ini terlihat Zahra yang sedang sibuk mempersiapkan keperluan suaminya yang hendak memenuhi undangan dari salah satu majelis, yang dimana Zayyan lah yang menjadi tokoh utamanya. Atau Zayyan lah yang akan membawakan ceramah di majelis itu sebagian pengganti Kyai Azhar.

Cklek...

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Zayyan yang baru saja selesai mandi, ia keluar kamar mandi dengan memakai kaos hitam polos dan handuk yang melilit pinggangnya.

"Mas ini bajunya." ucap Zahra memberikan pakaian yang sudah ia pilihkan.

Cup.

"Makasih." sahut Zayyan sambil mengecup singkat kening istrinya.

"Iya, sama-sama." balas Zahra sambil tersenyum.

Sementara Zayyan memakai pakaian nya, Zahra masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan juga bersiap. Karena ia juga akan ikut ke majelis yang akan di hadiri suaminya, karena Zayyan yang meminta agar Zahra menemaninya.

Kini Zahra sudah selesai dengan urusan kamar mandinya, dan ia juga sudah rapih dengan pakainya yang nampak serasi dengan Zayyan.

Zahra mengambil ponsel dan memasukan ke dalam tas miliknya, dan beberapa benda penting lainya.

"Udah siap?" tanya Zayyan kepada sang istri.

"Udah ayo." Jawab Zahra sambil menyampirkan tas nya di bahu.

"Yakin udah siap?" tanya Zayyan lagi.

"Coba cek lagi."

Bukan tanpa alasan Zayyan bertanya seperti itu, ia merasa istrinya itu belum benar-benar siap. Karena ada sesuatu yang kurang dari Zahra.

Zahra mengerutkan keningnya heran, ia sudah sangat siap dan tidak ada yang tertinggal atau pun lupa, tapi Zahra memeriksanya sekali lagi siapa tau ia melupakan sesuatu.

Zayyan menghela nafasnya lelah, ternyata benar-benar istrinya ini melupakan sesuatu yang sangat penting.

"Cadarnya dimana sayang, hm." ucap lembut Zayyan sambil mengelus kepala istrinya dan mensejajarkan wajahnya di hadapan Zahra.

Plak!

"Astagfirulloh, aku lupa." sahut Zahra sambil menepuk keningnya.

Zayyan membelalakkan matanya saat tiba-tiba Zahra menepuk kening nya sendiri dengan sedikit kencang, sehingga kening putih Zahra menjadi merah.

"Jangan di pukul sayang, merah kan jadinya." ucap Zayyan sambil mengusap kening Zahra.

Zayyan berjalan ke arah lemari dan membuka lemari itu mengambil satu cadar berwarna hitam.

"Sini biar Mas pake in." ucap Zayyan sambil menarik Zahra agar mendekat ke arahnya.

Tangan Zayyan terangkat memasangkan cadar menutupi wajah cantik istrinya, Zayyan sangat tidak ikhlas saat wajah cantik istrinya di lihat laki-laki lian. Walaupun di tutupi cadar tapi tetap saja terlihat cantik, bahkan kecantikan perempuan itu semakin bertambah.

"Selesai." ucap Zayyan telah selesai mengikatkan tali bagian belakang cadar Zahra.

"Makasih Mas." sahut Zahra.

"Sama-sama, Zaujati."

Zayyan memperhatikan Zahra dari bawah ke atas. Cantik itulah yang dipikirkan Zayyan.

'Masya Allah, kok saya jadi ragu ya ngajak dia keluar. Bukanya menutupi kecantikannya, tapi malah semakin menambah kecantikannya.' Batin Zayyan

"Masya Allah cantiknya istri Mas nih, jadi nggak mau ajak kamu keluar." ucap Zayyan sambil mencubit hidung mancung Zahra yang tertutup kain cadar.

DICINTAI PUTRA KYAI : ON GOINGWhere stories live. Discover now