Chapter 33 : POV Rissa

165 29 5
                                    

Aku tak habis pikir. Kenapa takdir seolah-olah mempermainkanku. Dimana aja kaki melangkah, di situ ada mantan. Begitu kata orang yang sudah malas sama masalalu.

Aku menatap si brengsek ini dengan tajam. Bukan, maksudku si tukang cabul ini. Bisa-bisanya dia menyuruhku mengambil kunci di dalam dada bidangnya. Tetapi karena aku malas berdebat, tidak ada cara lain selain mengalah dan aku pun memilih duduk di pojokkan.

"Jangan duduk bawah, kotor."

Aku tetap tidak perduli sambil bersedekap. Bersikap seolah-olah seperti anak kecil yang sedang mengambek. Padahal emang iya sih, lebih tepatnya karena sudah benci.

"Rissa.."

Aku mencoba berfikir jernih. Panggilannya terdengar pelan dan lembut. Sama seperti di masalalu. Astaga, suaranya itu..

"Ris.. "

"Seandainya saya tahu kalau tempat ini adalah tempatmu, saya tidak akan bekerja di sini."

"Jadi kamu mau resign? Padahal baru kerja. Cari kerja susah loh. Sama hal nya kayak seperti mencari cinta sejati."

Aku mendelik tajam kearahnya. Rasanya ingin muntah! Aku kembali menatap ke samping, pokoknya enggan menatapnya berlama-lama.

"Duduk di kursi kerja. Jangan di lantai, Ini perintah."

"Siapa anda merintah-merintah saya?"

"Calon masa depan kamu, eh.. " Dengan sok dramatisnya, Keenan menutup mulutnya. "Maksudnya, ya saya ini boss kamu! Cepat sana duduk. Atau saya duduk di sebelah kamu."

Tiba-tiba aku langsung berdiri. Sepanik itu aku tidak mau dia sampai duduk di sebelahku. Dasar laki-laki tidak sopan, bahkan kata tidak sopan pun tidak cukup di ucapkan untuk laki-laki yang menggodai wanita beristri seperti aku.

Akhirnya aku duduk di kursi kerjanya yang memiliki sandaran besar dan empuk. Bahkan kaki-kakinya pun memiliki roda. Kembali seperti sebelumnya, aku bersedekap dengan wajah menahan amarah. Ntah sampai kapan aku disini, semoga aja aku nggak di makannya hidup-hidup.

"Nah, gitu kan enak di lihat. Cocok nggak tuh, cosplay jadi Mrs. Keenan."

"Kalau ngomong jangan asal!"

Cekrek..

Tanpa di duga Keenan memfoto diriku dengan kamera ponselnya tanpa izin! Aku langsung berdiri bersiap menghajarnya kalau bisa.

"Coba lihat, vibe nya seperti istri seorang boss Kenan.."

Reflek aku pun terdiam menatap fotoku. Dengan kesal aku merampas ponselnya dan membuangnya secara asal. Siapa suruh dia cari masalah. Tapi kenyataannya, dia malah tertawa santai. Aku mencoba mengatur napasku naik turun. Rasanya kepalaku sudah mendidih!

"KEENAN!"

"Sebelum kamu marah. Kamu berutang penjelasan padaku."

"Aku mau pulang! Aku berhenti bekerja. Lebih baik aku miskin harta daripada cepat tua sebelum waktunya karena berhadapan orang sepertimu! BIKIN STRESS DAN MAKAN Hati!"

"Ha?"

Dengan tampang bodohnya Keenan malah melongo. Lalu dia tersenyum menyeringai dan terlihat semakin menyebalkan walaupun tidak sedikit mengurangi kadar ketampanannya.

Halahhh tampan, percuma kalau sikapnya nggak baik sama cewek!

"Kamu kalau jadi istriku, bakal jadi Ratu setiap hari. Nggak kayak sekarang-"

"Apa?! Kenapa sekarang?! AKU BEGINI GARA-GARA KAMU JUGA!" Potongku cepat.

"Riss-"

"MAU SAMPAI KAPAN KAMU GINIIN AKU? MAU SAMPAI KAPAN? AKU MENDERITA SEMENJAK KITA BERAKHIR. BAHKAN-"

Aku langsung terdiam. Mencoba berusaha untuk mengendalikan diri agar tidak banyak membahas masalalu. Aku sama dia, sudah berakhir. Jadi untuk apa di bahas lagi?

"Bahkan sampai Citra Felisha meninggal?" ucap Keenan akhirnya.

Aku tidak menjawab, tidak juga mengangguk. Tapi apa yang dia tanya benar. Semua benar. Putriku, hasil hubunganku dengan Keenan meninggal saat usianya 2 bulan. Kejadian itu adalah situasi dimana aku benar-benar jatuh sejatuh-jatuhnya. Hamil sendirian, anak meninggal, sudah begitu ketemu suami modelan fir'aun.

"Aku hanya butuh penjelasan tentang Citra, Rissa. Kenapa dia meninggal dan kenapa kamu merahasiakannya dariku? Bisa kah kamu menceritakan semuanya padaku? Walaupun masalalu kita berakhir luka, seenggaknya aku mengetahui nasib Citra. Itu saja, tidak lebih."

Akhirnya air mataku tumpah. Air mata yang tadinya aku tahan pada akhirnya tidak bisa di bendung. Tanpa rasa malu, aku menatap Keenan dengan pandangan terluka. Apa yang dia inginkan sedikit banyaknya benar.

Terlepas dari cara dia yang tidak bertanggung jawab, maksudnya dia saat ini adalah dia hanya ingin mengetahui kejadian di masalalu kalau Citra meninggal karena apa. Toh sejelek-jeleknya Keenan, dia juga Ayah biologisnya.

"Berjanjilah ketika aku menjelaskan semuanya, kamu harus jauhi aku dan jangan pernah temui aku lagi. Aku cuma mau hidupku tenang tanpa terlibat lagi sama masalalu...."

****

Apakah Keenan akan menepati janjinya? Tapi kayaknya meragukan deh, wkwkw🤣

Makasi ya udah baca dan makasih udah sabar menanti aku update.

With Love, Lia

Instagram : lia_rezaa_vahlefii

Kembalinya MasalaluWhere stories live. Discover now