Chapter 25 : POV Rissa

237 41 5
                                    

Aku menghela napas dengan bosan. Bukannya mau rehatkan hati dan pikiran malah jatuhnya nambah beban. Sekarang lihat, bagaimana menyebalkannya si Ansel itu. Padahal dia sudah sembuh. Tinggal masa pemulihan aja.

Aku pulang kampung itu mau meninggalkan masalah yang rumit. Lah ini? Bukannya beban masalahnya hilang malah ngikut kemana aja sekalipun aku udah pindah tempat.

"Aku ngerepotin kamu ya?"

"Udah dari dulu ngarepotin."

"Jutek banget ih.."

Yang ada aku malah menekan-nekan kapas dan obat luka di kakinya. Luka akibat kecelakaan itu mulai mengering. Tetapi mengganti perban dan plester lukanya harus rutin.

"Sakit Rissa.. "

"Biarin. Ini nggak sepadan dengan apa yang aku alami selama ini."

Tiba-tiba Ansel langsung mencegah tanganku. Ia memegangnya dengan pelan. Tatapan kami langsung bertemu.

"Aku minta maaf. Sekalipun kata minta maaf ini terus terucap sampai aku udah nggak ada."

"Terus aku perduli? Sorry ya, rasa kepedulian aku udah gak bisa di ambil sekalipun kamu bayar dengan hartamu."

Setelah mengatakan itu, aku langsung pergi meninggalkan dia. Laki-laki macam dia sebenarnya memang pantas untuk di tinggal. Karena kesempatan kedua tidak ada untuk orang seperti dirinya. Nggak perlu aku jelasin kalian sudah tahu kan kenyataannya selama ini?

"Kak.."

Aku menghentikan langkahku. Ada Irfan berdiri sambil menggendong Azhar. Akhirnya aku mengambil alih putraku dari gendongannya.

"Semuanya baik-baik aja kan?"

"Em, begini, aku mau ngomong sesuatu. Tapi aku yakin, Kakak pasti nggak setuju."

"Memangnya mau ngomong apa sih?"

"Gini Kak, sudah 6 bulan aku nggak dapat panggilan kerja nih. Nah tiba-tiba Kak Ansel mau rekrut aku sebagai sekretaris pribadinya di perusahaannya. Begitu."

"Apa? Sekertaris pribadinya?"

Mendadak kepalaku langsung pening. Astaga, aku kan mau cerai sama dia? Kenapa tiba-tiba dia mau rekrut adikku jadi sekertaris pribadinya sih? Apa jangan-jangan dia sengaja mau mempermainkan aku dengan cara seperti ini melalui Irfan?

"Jangan kejauhan mikirnya Kak. Katanya apa yang dia lakukan murni ingin ngebantu aku."

"Tapi aku ragu Ir. Kamu tahu sendiri kan dia itu gimana?"

"Ya iya sih. Dia cuma bilang semua ini nggak ada hubungannya dengan Kakak. Menurut Kakak aku terima atau nggak? Gini-gini aku S1 Administrasi keuangan loh Kak. Semua ini karena jerih payah Kakak yang biayain aku kuliah. Masa iya aku jadi pengangguran selamanya?"

"Kamu nggak mau apa, cari kerja di tempat lain?"

"Jaman sekarang nggak semudah itu Kak. Tahu sendiri kan kalau nggak ada kekuatan orang dalam gimana susahnya? "

Tiba-tiba suara Azhar rewel terdengar. Aku langsung refleks meninggalkan Irfan dengan tanda tanya besar buatnya. Aku sendiri tidak yakin apalagi mengiyakan kalau Adikku bekerja dengan pria brengsek macam Ansel. Pria itu sebenarnya diam-diam terlihat misterius. Seperti ada banyak hal yang tidak pernah aku tahu di belakangku selama ini tentang dia. Dan aku takut kalau Irfan akan di manfaatkan sama dia.

Mau mencoba tidak overthinking tapi nggak semudah itu. Apalagi aku nggak pernah lupa dengan kejadian beberapa tahun silam. Saat dimana tanpa sengaja aku melihat Ansel diam-diam menemui Ayahku.

Itu maksudnya apa?

Aku sudah bertanya hal itu pada mereka. Tetapi mereka selalu menggunakan banyak alasan agar semuanya terlihat baik-baik aja. Padahal sebenarnya, aku tidak yakin dengan hal itu.

Dengan pelan aku menidurkan Azhar di atas tempat tidur. Tak lupa aku memberinya botol susu. Perlahan, Azhar tertidur. Aku mengusap pelan dahinya sampai benar-benar pulas dalam tidurnya.

"Kak gawat!"

Aku langsung menatap Irfan dengan tajam sambil memberi isyarat jangan ribut. Dengan cepat aku mendorongnya keluar kamar. Aku berkacak pinggang

"Kenapa sih?"

"Ada Keenan di luar."

"Hah?!"

"Jadi Kakak ya yang kasih tahu alamat kita?"

"Eh kalau ngomong jangan sembarangan ya!"

Setelah mengatakan itu aku langsung keluar menuju pintu luar. Dan semua itu berubah menjadi rumit setelah aku melihat Ansel babak belur di pukul oleh Keenan.

****

Datang dadakan malah nambah beban pikiran Rissa 🙏😭

Haloo, maaf ya telat up. Beberapa hari ini aku sibuk. Tetapi makasih sudah setia menunggu kisah ini.

With Love, Lia

Instagram : lia_rezaa_vahlefii

Kembalinya MasalaluWhere stories live. Discover now