Chapter 6 : POV Keenan

420 69 25
                                    

Aku masih mengingat dengan jelas kejadian semalam. Aku pikir cuma di sinetron aja bisa melihat perkara drama rumah tangga pasutri. Eh sekalinya tadi malam malah di lihat kan secara langsung sama keadaan.

10 tahun berlalu. Aku tidak menyangka status Rissa sekarang ini seorang janda. Atau mungkin belum menjadi janda. Dari ucapan laki-laki sok kegantengan itu yang katanya 'biar bagaimanapun aku suamimu' Berarti statusnya masih suami kan?

Kalau gini caranya aku harus hati-hati. Apalagi statusnya dia masih istri orang. Bukannya apa, takut terjadi fitnah nantinya. Apalagi suaminya modelan begitu. Dih, males banget kalau sampai buang-buang waktu hanya untuk berurusan sama dia.

Tetapi yang aku lihat. Sebenci itu Rissa sama suaminya. Apa endingnya mereka bakal berpisah? Kalau iya, kasian sekali nasibnya. Lagi-dia di sakitin. Terus bagaimana nasib dia sama anaknya?

Eh bentar, kok aku malah jadi kepo sih?

Enggak.. Enggak.. Jangan deh. Biasanya kalau kepo lama-lama bisa nagih pengen tahu terus. Apalagi dia ini mantan. Jangan sampai kalau bisa.

Pintu terketuk pelan. Aku harap itu Rissa karena katanya siang ini dia sudah berjanji akan pergi ke ruanganku untuk membahas hal penting mengenai pekerjaan.

"Masuk."

"Assalamu'alaikum, Boss."

Akhirnya dia datang..

"Wa'alaikumusaalam. Silahkan duduk."

Lagi..

Rasa campur aduk ini kembali datang. Aku mencoba untuk bersikap profesional.

"Langsung aja ke intinya. Kamu yakin mau ngundurkan diri dari masa training?

"Saya yakin."

"Tetapi yang saya lihat kamu seperti ragu."

"Justru saya ragu kalau bisa lanjut bekerja dengan Boss."

"Maaf?"

"Saya takut di sakitin dan di kecewakan lagi."

Ya ampun.. Jujur sekali anda.

"Kamu mencoba bahas masalalu lagi sama saya?"

"Menurut Boss?"

Aku tak habis pikir. Kenapa Rissa yang kemarin terlihat sopan dan segan sekarang berubah sebaliknya? Apa iya semua itu gara-gara tadi malam?

"Kalau soal masalalu, mungkin kata maaf tidak akan cukup untuk mengembalikan semuanya. Tetapi di masa sekarang, justru saya ingin menjalin kerja sama denganmu dan mengesampingkan masalalu."

"Maaf ya Boss. Sudah saya katakan kalau saya ini tetap tidak akan melanjutkan pekerjaan."

"Jika saya memberi gaji lebih. Apakah kamu tetap menolak?"

Aku memperhatikan Rissa yang langsung terdiam. Aku mulai menebak-nebak sepertinya dia mulai berpikir ulang untuk mempertimbangkan kembali ucapannya atau mungkin malah tertarik soal tawaranku.

"Rissa?"

"Tetap saya tidak tertarik."

Oh, aku salah. Oke aku harus sabar dan pelan-pelan.

"Memangnya kamu mau di gaji berapa? Saya harap kamu bisa menolong saya. Jujur saya lagi kesusahan tentang karyawan saya yang baru saja saya pecat."

"Kok Boss maksa banget sih?"

"Karena saya percaya kamu bisa membantu saya sebagai kasir di toko kue ini. Apalagi sebelumnya kamu sudah memiliki pengalaman menjadi kasir di tempat kerja yang dulu."

Kembalinya MasalaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang