Chapter 24 : POV Keenan.

281 50 6
                                    

Aku tidak menyangka dan masih terdiam di tempat. Bisa-bisanya almarhumah istriku menyimpan foto pria brengsek ini. Ntah karena akunya yang terlalu bodoh nggak menyadari sejak lama atau sebenarnya ada sesuatu diantara mereka setelah aku menikahi istriku atau sebelum menikahinya.

Ini suami Rissa. Namanya Ansel. Aku yakin pasti ada sesuatu tanpa aku ketahui apalagi kematian istriku yang bernama Andara ini akibat musibah kecelakaan mobil. Mobil yang dia kendarai masuk sungai dan jenazahnya baru di temukan 2 minggu kemudian.

Tapi anehnya. Kenapa organ ginjal dan jantungnya menghilang dari dalam tubuhnya? Malah sekarang aku jadi overthinking kalau semua ini ada hubungannya dengan Ansel. Maksudnya, perdagangan organ manusia. Kalian paham kan maksud aku?

"Ayah,"

"Kenapa Nenek diam saja sejak tadi?"

Aku langsung menyadari posisiku. Sekarang aku berada di rumah Bundaku. Sebenarnya malam ini aku akan menginap karena besok pagi aku akan menemani beliau ke acara pernikahan kerabatnya.

Aku melirik sedikit ke Bundaku yang kini sibuk melukis laut dan pulau. Btw, Bundaku ini memang punya hobi melukis sejak dulu. Makanya di rumah sini banyak sekali koleksi lukisan miliknya.

"Nenek sedang fokus. Shafira masuk kamar ya."

Tiba-tiba Shafira turun dari atas sofa. Tanpa di duga gadis kecil itu mendekati Neneknya. Aku sudah mulai panik.

"Nenek, kenapa masih diam dari tadi? Kan aku nanya kenapa aku bisa punya adik?"

Aku mencoba menengahi situasi. "Shafira, ayo kedapur. Sudah waktunya jam makan siang."

"Nenek, jawab.."

"Nek.."

Aku menghela napas. Bundaku tetap diam membisu. Ntah kenapa dia begitu. Aku sendiri bingung. Padahal sebenarnya aku bisa saja bertanya secara langsung di belakang Shafira begitu kami tinggal berdua secara empat mata.

Tapi masalahnya, menghadapi Bunda tidak semudah itu. Salah dikit bisa di sengatnya kita. Itupun kalau beliau memang benar ada hubungannya dengan Rissa. Sebaiknya memang harus di tanyakan secara langsung.

"Shafira..."

"Kok aku di usir? Kenapa Ayah dan Nenek tidak mau memberitahuku kenapa selama ini aku punya adik yang sudah meninggal?"

"Fira.."

Wajah Shafira langsung merengut sebal. Dengan kesal dia langsung menuju kamar. Setelah dia memasuki kamarnya, aku langsung kembali menatap Bundaku.

"Bun.."

"Jadi benar dugaan Bunda, kalau kalian pernah berzinah."

"Kenapa Bunda ngomong gitu?"

"Kalian pikir Bundamu ini bodoh dan tidak tahu apa yang pernah kalian lakukan?"

"Bun-"

"Tangan kanan Bunda yang pernah diam-diam mergokin kalian check-in."

Detik itu juga aku langsung terdiam. Apa yang di katakan Bunda memang benar adanya. Aku meneguk ludahku dengan gugup dan mencoba untuk tetap tenang meskipun sebenarnya aku juga takut berhadapan dengan beliau.

"Padahal ada cara yang halal buat menikah. Bunda sudah menjodohkanmu dengan Andara. Kamu sudah melihatnya sebelum kamu pergi ke hotel itu karena acara pernikahan teman sekolahmu. Andara itu cantik. Baik. Pendidikannya bagus. Keturunan orang alim. Tapi kenapa di belakang Bunda kamu malah bertindak sejauh itu? Sudah begitu haram pula."

"Itulah kenapa Bunda larang kamu pacaran. Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Tetapi malah terjadi!"

"Kalau Bunda diam-diam memergokiku di masa lalu. Sekarang jelaskan padaku, kenapa Bunda merahasiakan hal penting ini dalam hidupku? Kenapa Bunda nggak pernah kasih tahu aku kalau Rissa hamil? Aku yakin Bunda juga tahu tentang hal itu."

"Karena itu aib!"

"Bun-"

"Dan kamu masih aja ngelak?! Dasar anak kurang ajar! Sudah melakukan dosa, merusak masa depan perempuan lain dan sekarang kamu masih aja butuh penjelasan kenapa saya melakukan semua ini?"

Aku langsung terdiam. Bunda baru saja menyebut kata saya. Kalau Bunda berkata seperti itu, aku sudah paham kalau dia benar-benar emosi tanpa bisa di debat lagi.

"Setidaknya aku bisa bertanggung jawab kalau Bunda tidak merahasiakan ini. Itu maksudku."

"Justru saya yang bertanggung jawab dengan finansialnya."

"Tapi dia nggak butuh itu Bun. Dia butuh aku ada di sisinya!"

"Saya sudah pernah berpesan padamu. Kalau saya ingin punya cucu yang terlahir baik. Bukan dari hasil hubungan di luar nikah! Gunakan otakmu dengan baik. Kalau sudah tahu berzinah itu di larangan kenapa masih aja kamu lakukan? Terima aja konsekuensinya!"

Tiba-tiba Bunda langsung berdiri dan pergi. Padahal lukisannya belum selesai sepenuhnya. Aku terdiam sambil menundukkan wajahku. Bunda memang benar, aku salah. Aku memang seorang pendosa yang sudah merusak masa depan Rissa. Tapi semua ini terjadi karena di masalalu aku tidak ingin berpisah dengan Rissa. Walaupun saat itu sudah tidak bersama, tetapi kami masih sama-sama memiliki rasa yang terpendam. Sedangkan Bunda malah menginginkan diriku menikahi wanita pilihannya.

Aku bingung. Sebenarnya Bunda itu memang sepenuhnya benar atau salah karena secara tidak langsung beliau sudah menentukan masa depanku perihal pasangan hidup. Padahal aku sendiri mempunyai wanita pilihan yang sudah jelas aku cintai.

Sekarang aku sudah tahu kalau Bunda menjadi alasan kenapa Rissa merahasiakan semua masalalu itu. Tinggal mencari tahu kenapa putriku Citra meninggal dunia.

Itu saja..

Aku langsung berdiri dan membalikkan badan. Tetapi saat itu juga aku menghentikan langkahku. Ternyata ada Shafira di ujung sana yang tanpa aku sadari menguping pembicaraan Ayah dan Neneknya.

"Fira?"

"Berzinah itu apa Ayah?"

Aku langsung tersenyum walaupun sebenarnya terpaksa. Bahkan saat ini wajahku terlihat menahan kesal sama keadaan dan situasi didalam diriku sendiri. Aku mencoba mengalihkan dirinya.

"Fira sudah makan?"

"Jadi Ayah sama Tante Rissa berzinah ya?"

Aku menghela napas dan rasanya pengen teriak saat ini juga. Tapi tidak mungkin didepan Shafira. Akhirnya aku mengangguk dengan wajah pasrah.

"Hm."

"Ayah sudah minta maaf sama Tante Rissa karena sudah berzinah?"

"Ayo kita makan siang! Perut Ayah sudah lapar."

"Tapi Ayah, berzinah itu memangnya ngapain? Kok sampai di larang sama Nenek?"

****

Anak kecil emang selalu ingin tau byk hal 😭🤧😄

Halo maaf ya aku baru up, kemarin-kemarin aku kurang mood.

Tapi makasi Sudah baca. Sehat selalu buat kaliaaann yaaa 🤍

Instagram : lia_rezaa_vahlefii

Kembalinya MasalaluWhere stories live. Discover now