Chapter 11 POV Rissa

276 46 26
                                    

Punya Boss bermulut buaya seperti dia memang benar-benar melelahkan. Selain kitanya harus kuat iman dan jaga perasaan, rupanya mental pun harus di kondisikan. Jangan sampai ikutan gila gara-gara termakan jurus rayuan gombalan basi dari dia.

Cukup sekali! Itupun di masalalu. Jujur aja, aku nggak mau mengulang sejarah yang sama dengan orang yang pernah terang-terangan nyakitin aku di saat lagi sayang-sayangnya.

"Ini kak.."

Lamunanku langsung buyar begitu rekan kerjaku bernama Kiki menyerahkan nampan berisi kue dan donat untuk aku hitung jumlah pembeliannya di mesin kasir.

"Totalnya 70.000 Kak."

Aku melihatnya mengeluarkan dompet dan menyerahkan uang 100rb kepadaku.

"Uangnya 100.000 ya Kak."

"Oh iya, Kak. Mas-mas yang biasa ada di sini mana ya?"

Aku langsung menatapnya heran. "Maaf kak? Mas yang mana?"

"Em pemilik tempat ini."

Dia terlihat tersenyum malu-malu. Aku cukup terkejut setelah dia bertanya hal itu padaku. Akhirnya aku tersenyum ramah meskipun rasanya terpaksa demi bersikap profesional.

"Oh ownernya ya? Dia ada di ruangannya. Ada perlu apa nanti bisa saya sampaikan."

"Hm, cuma mau tanya namanya aja sih."

"Namanya Lukman." ucapku santai tanpa beban. Biarkan saja. Itu lebih baik.

"Oh Lukman ya. Baik kalau begitu. Terima kasih Kak.. "

"Sama-sama. Ini kak kuenya."

"Kak."

"Ya?"

"Kuenya buat dia aja deh. Tapi jangan bilang dari saya ya."

"Oke, Kak."

Akhirnya dia pergi dan aku menghela napas lega. Nggak habis pikir bisa-bisanya aku jadi prantara buat cewek-cewek yang lagi kasmaran sama si boss itu!

Pada nggak tahu aja mereka kalau dia itu statusnya duda anak satu. Tapi kalau di pikir-pikir, duda kaya emang meresahkan sih. Si Boss kan emang hedon.

Aku akui, aku baru sadar dia orang berada itu setelah menjalin hubungan sama dia. Status sosial dia memang orang kaya. Sedangkan aku hanya orang sederhana yang berkecukupan.

"Permisi ya.."

Tiba-tiba Boss berdiri di sebelahku. Aku langsung memberi jarak ketika dia mau membuka laci kasir menggunakan kuncinya untuk mengambil uang pemasukan sift tadi pagi. Aku hanya diam tak perduli apalagi niatan basa basi segala.

"Toko rame?"

"Alhamdulillah rame."

"Kamu sudah makan?"

"Sud-"

"Oh iya lupa, kan tadi bareng saya ya?"

Mulai lagi nih orang..

"Jangan ngadi-ngadi Boss. Tadi saya nggak jadi makan keburu moodnya rusak"

"Maaf ya kalau begitu. Soalnya yang barusan saya ingat itu waktu kita makan bareng di kantin 10 tahun yang lalu.  Perasaan baru kemarin kita putus. Kok secepat itu ya kita kembali ketemu?"

Nggak lama aku jual aja nih orang ke tante tante. Nyebelin banget rasa pengen kucubit ginjalnya!

Aku tetap diam tanpa harus meladeni orang gila yang sibuk menarik perhatian diriku. Padahal aku ini biasa-biasa aja dan masih aja mau di kekep! Anggaplah saat ini aku lagi dimasa insecure terhadap situasi. Belum lagi sibuk ngurusin hidup dan anak yang lagi di sandera sama Ayahnya sendiri sampai-sampai aku nggak ada waktu buat mikirin asmara dan pasangan hidup.

"Ini ada kotak kue. Pesanan siapa?"

"Itu dari fans."

"Maksud kamu?"

"Ada cewek kesini. Dia penggemar Boss."

"Oh ya?"

"Saya mau ke toilet dulu, permisi."

"Alesan."

Dengan cepat aku menoleh ke arahnya. "Sorry ya Boss, saya nggak cari alasan. Sejak dulu saya orang jujur dan tidak PEMBOHONG!"

Aku sengaja menekan kata pembohong. Kata itu memang tepat buat dia sebagai salah satu alasan dia mutusin aku. Katanya dia di larang pacaran, tetapi nggak lama, eh dia gandeng cewek lain didepan mataku. Terus ujung-ujungnya nikah.

Capek-capek jagain jodoh selama 3 tahun malah di embat cewek lain!

"Jangan ngeless Rissa. Saya tahu kamu sedang tidak enak hati."

"Nah itu tahu."

"Maaf ya kalau begitu. Saya janji nggak bakal bikin kamu cemburu lagi."

"Ha?"

"Iya kan? Tadi kamu bilang ada penggemar ngasih kue ini ke saya. Terus tiba-tiba kamu mau hindarin saya dengan alesan ke toilet. Padahal sebenarnya kamu lagi cemburu kan?"

Bentar..

Kok dia makin gila sih?

Tiba-tiba aku merasa frustasi. "Kalau begitu boleh nggak setelah jam pulang temanin saya ke klinik?"

"Loh ngapain?"

"Minta surat rujukan ke dokter spesialis kejiwaan! Sepertinya anda harus di rujuk kesana.."

"Justru saya takut kalau sampai disana harus diperiksa pakai stetoskop. Karena  kalau debaran jantung saya sampai kedengeran sama telinga kamu, kamu nggak bakalan bisa tidur tenang..

YANG MERASA HIDUPNYA SUDAH CAPEK SAMA MANTAN. AYO KUMPUL DI SINI!

****

🤣🤣🤣 Rissa kudu kuat ya wkwkw

Makasih sudah baca. Sehat selalu 🤍

With, Love Lia

Instagram : lia_rezaa_vahlefii

Kembalinya MasalaluWhere stories live. Discover now