19. Kertas

336 57 1
                                    

Halo semuanyaaa aku kembali nih dengan cerita bujang enha, makasih yang udah mampir dan beri cerita vote. Vote dari kalian bisa buat aku semangat berkarya kedepannya.

Selamat membaca semuanya, semoga suka dengan ceritanya.

Di sore hari di kediaman keluarga Leonardo saat ini terasa sepi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sore hari di kediaman keluarga Leonardo saat ini terasa sepi. Hanya ada Fiko dan Jayden di dalam kamar mereka masing-masing.

Di dalam keheningan, Fiko menghela nafas panjang. Helaan nafas tersebut memberikan maksud bahwa Fiko mulai lelah. Lelah untuk menggapai mimpinya sebagai penulis. Fiko saat ini tengah menatap layar laptop dengan kacamata radiasi yang tengah ia gunakan,"Ya Allah, mau nyerah tapi gak bisa. Caranya Fiko buat banggain kedua orang tua cuman dengan cara ini," keluh Fiko sembari memijit kening nya.

Masalah Fiko untuk menjadi penulis terkenal mulai muncul. Masalah yang Fiko tengah hadapi saat ini adalah cerita hasil buatannya memiliki pembaca yang masih sedikit, padahal segala cara sudah ia lakukan. Mulai dari mempromosikan ceritanya melalui akun sosial media, meminta bantuan kepada teman-teman dan melakukan beberapa kali revisi supaya ceritanya nyaman dibaca untuk para pembaca.

Fiko mengelus dadanya, "Sabar Fiko, kata Mama ini cobaan. Lo harus kuat, jangan nyerah gini. Kata nya lo mau buktiin ke Papa kalo lo bisa. Ayok Fiko kamu bisa," ucap Fiko untuk menyemangati dirinya yang tengah putus asa hari ini.

Ia meraih ponsel genggam miliknya dan mulai membuka aplikasi novel online dimana cerita buatan Fiko itu berada. Jari jemari Fiko dengan lihai melanjutkan cerita miliknya itu meskipun hanya sedikit yang melihat nya. Meskipun begitu, Fiko yakin. Yakin bahwa Tuhan akan mendengar keluh kesah nya dan menjawab semua doa-doa Fiko untuk cita-cita nya itu. Ia harus lebih giat lagi dalam berusaha supaya impian nya terwujud.

Jika kalian ingin tahu, Fiko saat ini tengah berjuang secara diam-diam. Tidak ada satu pun anggota keluarga nya yang mengetahui cita-cita nya kecuali Valdo. Ketika ia ditanya oleh anggota keluarga nya yang lain mengapa ia selalu bermain ponsel dan bermain laptop jawabannya adalah ia tengah mengejar cita-cita nya. Ia ingin memberikan kejutan kepada kedua orang tuanya saat ia sudah menjadi penulis terkenal nanti.

"Eh lo berempat udah pulang," ucap Angkasa pada Valdo dan Riko yang baru saja berhasil menerjang jalanan kota yang basah karena guyuran hujan

Riko merebahkan badan nya pada sofa ruang tamu sedangkan Valdo melepas sepatu basket nya terlebih dahulu. Setelah itu, Valdo ikut merebahkan diri pada sofa.

Ravel terkekeh dan melanjutkan mengelap koleksi helm kesayangan nya, "Ganti dulu sana bajunya, sofa nya pada kena keringet lo berdua," ucap Ravel.

"Nanti aja, gini-gini juga keringet kita keringet atlet," ucap Riko.

"Iya itu mah lo, kalo gue gak tau jadi atlet atau enggak," ujar Valdo.

Riko menghela nafas pelan dan melempar bantal sofa dengan kencang ke arah muka Valdo, "Kebiasaan kan, ngomong nya suka ngelantur. Udah ah gue pengen mandi aja, gerah," ucap Riko lalu meninggalkan Valdo dan Ravel diruang tamu.

7 Bintang Kebanggaan Mama & Papa || ENHYPEN  (TAMAT)✓Where stories live. Discover now