14. Malam yang buruk

530 64 2
                                    

Selamat pagi/siang/sore/malem semuanya, kembali lagi nih dengan cerita ku tentang bujang enha, jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya biar aku semangat bikin ceritanya.

Happy reading all..

Sebelum insiden kecelakaan, hujan deras turun bersama dengan petir menyambar, membuat ke 5 anak Leonardo terkejut di aktivitas nya masing-masing

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Sebelum insiden kecelakaan, hujan deras turun bersama dengan petir menyambar, membuat ke 5 anak Leonardo terkejut di aktivitas nya masing-masing.

Angkasa yang sedang menonton televisi, Jayden yang tengah memainkan ponsel sembari rebahan di sofa, Ravel yang tengah membersihkan tubuh nya, kemudian Riko dan Valdo yang tengah mengerjakan pekerjaan rumah bersama dikamar terkejut dalam waktu yang sama.

Sang anak sulung melihat ke arah sekitar dan mengerutkan dahi melihat kedua adik nya itu tidak ada bersama nya di ruang tengah. Ia pun mengambil ponsel miliknya di meja lalu mencari kontak Kevin karena Angkasa memiliki prasangka tidak baik kepada mereka.

Kevin yang tengah melihat-lihat novel yang akan dibeli oleh nya menghentikan aktivitas tersebut karena benda persegi panjang berwarna hitam bergetar di saku jaket.

Ia mengangkat telfon tersebut sembari mengawasi adik nya itu yang sedang melihat-lihat novel disekitar, siapa tau saja Fiko ingin membeli satu novel yang menarik dimatanya dan Fiko dapat membawa nya kerumah.

Kevin menggeser tombol hijau untuk mengangkat telfon, "Halo bang kenapa?" ucapan nya langsung diberi jawaban oleh sang penelepon.

"Lo sama Fiko dimana? Kok gak ada? Dan kenapa rame banget disana," ujar Ravel setelah mendengar kebisingan dari arah Kevin.

Kevin tersenyum dan melihat sekitar nya, "Gue lagi ditempat biasa, kenapa emang nya bang? Tumben banget nyariin biasa nya cuek," ejek Kevin.

Angkasa menjauhkan ponsel nya dari telinga karena terheran dengan ucapan Kevin. Ia terdiam sejenak untuk menelaah maksud dari sang adik.

"Halo bang?" suara Kevin kembali terdengar dari telfon. Ravel pun kembali menempelkan ponsel miliknya ke telinga kanan nya untuk melanjutkan perbincangan tersebut.

"Cepet pulang, jangan lama-lama dikit lagi waktu Maghrib tiba," ucap nya sekilas kemudian sambungan telfon terputus secara sepihak.

Setelah memasukkan ponsel ke dalam jaket, Kevin menoleh saat sang adik memanggil namanya dengan keras hingga menganggu yang lain.

Saat telfon dimatikan Angkasa menghela nafasnya.

Ceklek...

Pintu kamar ke tiga anak curut terbuka, terlihat bahwa Riko tengah panik dan berlari mencari sesuatu. Ravel bingung, apa yang terjadi oleh adik nya itu? Ia pun langsung menghampiri adik nya yang sedang mencari barang di laci.

Ravel menepuk pundak Riko membuat sang empu terkejut, "Cari apa dek?" tanya Ravel.

"Valdo mimisan bang, di kamar stok tisu abis karena kemarin belum beli lagi," jawab nya membuat papa berdiri dari tempat duduk. Sial, Riko tidak sengaja membicarakan hal tersebut dengan kencang hingga seluruh saudara-saudara nya mendengar hal itu, mereka memasang pandangan mata tajam ke arah nya.

7 Bintang Kebanggaan Mama & Papa || ENHYPEN  (TAMAT)✓Место, где живут истории. Откройте их для себя