32

2K 164 91
                                    

Sepasang kaki melangkah cukup pelan memasuki halaman sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang kaki melangkah cukup pelan memasuki halaman sekolah. Netranya sempat berlarian kesana-kemari hanya untuk memastikan bahwa keberadaannya sekarang tidak ada yang melihat, ataupun mengikuti. Dirasa aman, ia langsung mempercepat langkahnya masuk ke dalam sekolah yang sudah sepi.

Minggu pagi tak ada satu orang pun yang berada di sekolah, membuat orang tersebut memanfaatkan kondisi sekarang. Sedikit membenarkan kupluk hoodie, sebelum benar-benar melangkah masuk ke dalam sekolah. Suasana di sana benar-benar sepi, lelaki itu sesaat menarik senyum tipis, sembari menutup kembali pintu utama sekolah ini.

Tujuan pertamanya ruang ganti perempuan. Karena ruang tersebut hanya berada di lantai satu, memakan waktu tiga menit saja ia sudah sampai di sana. Pintu tidak dikunci, ia dengan leluasa masuk ke dalam––di sambut kegelapan. Sempat meraba dinding untuk memencet saklar lampu. Ketika pencahayaan sudah mulai terang, ia langsung mendekati lemari loker seseorang.

Merogoh kantong celananya untuk mengambil satu kunci cadangan dari salah satu lemari loker di depannya ini––milik Anjani. Kala pintu kecil itu terbuka, tak ada satu hal pun yang menarik perhatiannya. Beberapa detik, ia sempat terdiam menatap arloji di pergelangan tangannya, seolah menunggu sesuatu untuk melanjutkan aksinya.

Dari saku hoodie, ponselnya bergetar, lekas lelaki itu mengambilnya. Tanpa banyak berpikir ia langsung mengangkatnya––mempersilahkan orang di sebrang sana angkat bicara.

"Semua kamera sudah gue pasang sesuai arahan lo. Sudah terhubung semua juga."

"Bagus."

"Cepetan lo ke sini, Dev, nanti keburu orang itu datang."

Devan––lelaki itu tanpa banyak bicara langsung mematikan panggilan sepihak dari Kenzie. Ini semua adalah rencana yang mereka susun kemarin. Rencana yang mereka harapkan bisa membuahkan hasil––menjebak si peneror itu.

Sebelum benar-benar meninggalkan tempat ini, Devan menyempatkan untuk memasukkan kotak kecil yang ia bawa sejak tadi, di dalamnya terdapat secarik kertas, juga kamera pengintai di sana.

Tepat saat Devan menutup kembali pintu lemari loker Anjani, dari arah pintu ruang ganti seseorang tiba-tiba masuk, membuat Devan sempat terperanjat kaget melihat kedatangan Juna. Raut wajah yang terlihat panik itu membuat sebelah alis Devan terangkat bingung.

"Diluar ada anak cheerleader, mereka kayanya mau latihan. Mereka juga lagi jalan ke sini, buruan keluar cepet!"

Karena tidak ingin ada bahan perbincangan mengenai Devan yang masuk dengan lancang ke ruang ganti perempuan, lelaki itu lekas membawa langkahnya keluar dari sana, bersama Juna yang ikut berlari. Tujuan mereka kembali ke basecamp Evander, sembari memantau lewat kamera pengintai yang mereka pasang.

Jika rencana ini gagal lagi, Devan semakin yakin jika peneror itu orang terdekatnya sendiri.

***

Hari Minggu tak ada bedanya seperti hari-hari lainnya. Bagi Anjani tidak ada yang istimewa, semua sama. Bahkan tak ada waktu baginya untuk bersantai, di hari libur seperti ini Papa justru menekan kembali Anjani untuk belajar––mengurungnya di kamar, lalu menyita ponselnya dari kemarin.

EVANDER || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang