22

2.8K 228 133
                                    

Byurr!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Byurr!!

Tubuh itu terjatuh dengan mudah di dalam kolam renang yang cukup dalam. Sosok gadis malang yang kini sudah tenggelam tanpa ada seorang pun yang menolong. Tangan juga kakinya bergerak asal berniat dengan begitu ia bisa mencapai permukaan air. Namun sialnya, karena kantong oksigen yang sudah mulai habis, tubuhnya mendadak melemas. Hingga tak ada pilihan lain, selain membiarkan dengan pasrah tubuh itu semakin tenggelam ke dasar kolam renang.

"Itu adalah hukuman buat orang yang sok jadi pahlawan! Coba aja lo gak perlu ngasih bukti rekaman suara itu pasti Arga gak akan dikeluarkan, dan Devan juga gak akan pacaran sama Anjani!"

Ziva––satu-satunya gadis yang punya banyak kuasa di sekolah ini. Dengan tampang tidak bersalah itu, ia menyeret Hana––menyalahkan semua yang terjadi sekarang ini pada gadis malang itu, setelah mengetahui bahwa bukti rekaman suara itu milik Hana.

Hana tidak tahu harus berbuat apa, ia sudah hampir hilang kesadaran. Sepasang matanya pun nyaris tertutup, namun telinganya masih mendengar dengan samar-samar kekesalan Ziva kepadanya itu. Entah berakhir bagaimana nasibnya kali ini, namun satu hal yang harus diketahui––Hana tidak menyesal mengungkapkan kebenaran itu dengan buktinya. Meski berakhir Ziva kembali merundungnya lagi.

"Ziva, itu si Hana gak ada pergerakan lagi, pingsan gak sih? Dia kayanya beneran gak bisa berenang," ujar Salsa. Melihat Hana tidak memberontak lagi di kolam renang itu, membuat Salsa sedikit bingung, apa Hana betul-betul tidak bisa berenang dan berakhir tenggelam di dalam sana.

Ziva bersedekap dada, dagunya ia angkat menunjukkan keangkuhannya sekarang––bersikap seolah tidak ada rasa bersalah dalam dirinya, gadis itu berkata, "Biarin. Biar dia jera. Kedepannya dia bakal kapok buat sok jadi pahlawan untuk Anjani."

Mendengar itu, dua teman Ziva tersebut lantas terkekeh pelan––menyetujui apa kata gadis itu. Seolah hati nurani itu tidak ada dalam diri mereka. Hingga membuat langkah mereka dengan mudah meninggalkan Hana yang sudah pingsan di dalam kolam renang itu.

Setelah keluar dari area kolam renang sekolah mereka, langkah itu berniat menuju kantin, sambil bergurau atas apa yang terjadi pada Hana hari ini. "Kalau Hana gak ada yang nolongin di sana, satu parasit berkurang di sekolah ini kan? Gue juga muak liat dia setiap hari di sekolah ini. Udah lama gue pengen menyingkirkannya."

Di samping kanan, Dinda lantas mengangguk cepat. Lengkungan dibibir itu tercetak sempurna, seolah benar-benar bahagia dengan apa yang terjadi pada Hana barusan. "That's right! Lagian si cupu itu kok berani banget ngerekam apa yang dilakukan Arga? Coba aja kalau gue tau, udah duluan gue rebut! Sekarang crush gue gak ada lagi! Gara-gara si cupu sialan itu!"

"Tapi bener ya si Arga mau ngelecehin Anjani?" tanya Salsa. Gadis itu masih kurang percaya dengan fakta tersebut, seakan beranggapan bahwa Arga tidak sebejat itu.

"I don't know. Mau benar atau enggak, gue gak peduli juga. Yang gue pikirin sekarang, gimana caranya agar Anjani dan Devan putus! Gue gak terima ya, Devan pacaran sama Anjani!" Bola mata Ziva melotot sempurna. Mengingat pengakuan Devan pagi tadi bahwa lelaki itu memiliki kekasih yang sialnya justru Anjani, membuat amarah Ziva tidak mereda. Kebencian terhadap Anjani semakin bertambah.

EVANDER || BTSWhere stories live. Discover now