20

3.2K 270 210
                                    

Tak terasa kini sudah seminggu seorang Arga menjadi salah satu siswa di SMA Gama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa kini sudah seminggu seorang Arga menjadi salah satu siswa di SMA Gama. Tidak ada kesan apapun dari kepindahannya. Namun ada satu yang menarik, ia bisa melihat dengan jelas apa-apa saja yang dilakukan anggota Evander di sekolah itu. Diutus menjadi mata-mata, menjadi tugas menyenangkan untuknya. Apalagi ia juga ditugaskan untuk mengganggu salah satu siswi di sekolah barunya itu––Anjani, Arga tidak keberatan sama sekali melakukanya.

"Gue nyuruh lo pindah ke sekolah itu buat mancing emosi Devan, tapi sampai detik ini gue gak ada denger lo cerita Devan ngebantuin Anjani atau marah Anjani diganggu sama lo. Lo beneran ngejalanin tugas yang gue maksud gak sih, hah?!"

Andrew menendang kursi kosong di samping Arga. Lelaki itu merasa sia-sia memberikan tugas sepenuhnya kepada Arga untuk mencari tahu siapa Anjani, dan apakah ada sangkut-pautnya dengan Devan. Namun sampai detik ini, lelaki itu belum bisa menjawab semua pertanyaannya itu.

"Gue semingguan ini udah ngedeketin Anjani, tapi gak pernah Devan datang buat nolongin, bahkan yang nolongin orang lain. Devan juga semingguan ini jarang gue liat di sekolah, kalau ketemu juga, dia kaya biasa-biasa aja ketemu gue," jelas Arga. Nada suaranya cukup meninggi, merasa muak atas kemarahan Andrew karena tugasnya yang belum terselesaikan dengan benar.

"Kayanya emang bener, Devan sama Anjani gak ada hubungan apa-apa. Kalau emang Anjani orang yang cukup spesial bagi Devan, pasti cowok itu udah ngamuk kan ceweknya digangguin orang lain," opini Cakra––salah satu anggota dari Black Moon juga.

"Bodoh! Devan itu licik! Dia pinter mengendalikan musuhnya. Hal begini baginya sepele! Gue yakin, dia lagi menahan diri buat gak kepancing emosi," tegas Andrew. Lelaki itu masih berpegang teguh bahwa Anjani adalah titik kelemahan Devan saat ini.

Sempat suasana menjadi hening, tak ada yang berani angkat suara lagi, sebab melihat sang ketua mulai diselimuti amarahnya sendiri. Selang beberapa menit, Andrew kembali angkat suara, bertepatan dengan netranya yang menatap tajam Arga sekarang.

"Tugas lo masih sama, terus gangguin Anjani. Kalau bisa lakuin lebih parah lagi, sampai Devan yang turun tangan buat ngebantuin."

"Seniat itu lo buat cari tau kelemahan Devan? Padahal kemarin aja lo nyaris mati sia-sia di tangan dia. Tapi lo masih nggak jera juga." Perkataan milik seseorang itu menarik seluruh atensi mereka semua padanya. Dia, Galen––satu-satunya anggota Black Moon yang jarang ikut cari masalah pada anggota Evander.

Andrew berbalik badan, menatap intens lelaki itu sekarang. Ada senyum menyeringai yang ia tunjukkan. "Gue gak akan pernah berhenti buat mengusik kehidupan Devan. Orang seperti Devan gak pantes buat bahagia."

"Lo nggak pernah cerita ke kita-kita, sebenarnya Devan punya kesalahan apa ke lo, sampai-sampai lo sebenci ini sama dia," kata Arga penasaran. Sebab dari awal kebencian Andrew pada Devan tidak ada alasan spesifik. Lelaki itu membencinya, lalu meminta semua orang untuk mengusik hidup Devan.

EVANDER || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang