25

2.9K 220 223
                                    

Jika saja bukan paksaan dari Kenzie memintanya untuk istirahat di rumah hari ini, Devan tidak akan menurut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika saja bukan paksaan dari Kenzie memintanya untuk istirahat di rumah hari ini, Devan tidak akan menurut. Bagi Devan, kondisinya tidak separah itu untuk menjadi titik alasan hari ini ia tidak masuk sekolah. Hanya saja, hampir seluruh wajahnya terdapat lebam di sana. Mungkin jika dirinya tetap memaksa masuk sekolah hari ini, sisi buruknya ia pasti menjadi pusat perhatian sekarang.

Devan menghela napas gusar seketika. Membayangkan dirinya menjadi pusat perhatian di sekolah, itu sudah membuatnya bergidik ngeri. Perlahan ia mengambil sisi baiknya diam di apartemen sekarang, meski rasa bosan terus merayap di dalam dirinya.

Jemarinya mengutak-atik ponselnya tanpa tujuan. Hingga teringat sesuatu, ia mencari kontak Juna hanya untuk sekedar menanyakan apakah perintahnya sudah dijalankan dengan baik––mengantarkan pulang Anjani hari ini.

Panggilan terhubung secara cepat. Ini salah satu alasan Devan selalu mengandalkan Juna––lelaki itu fast respon padanya. Tanpa banyak bertele, Devan lekas angkat suara, "Sudah lo antar Anjani?"

"Udah. Aman."

"Di jalan gak ada yang gangguin kan?"

"Kan tadi udah gue bilang, aman. Artinya gak ada kendala ataupun gangguan selama di perjalanan."

Devan terdiam sejenak. Ada rasa lega mendengarnya. Entah mengapa, sekarang ia semakin mengkhawatirkan keadaan Anjani––takut gadis itu kembali diganggu.

"Ada yang ditanyakan lagi gak nih?"

"Anjani ada nanyain gue gak?"

"Emm, gak ada sih, hehe."

Tut

Sial! Mengapa mulutnya spontan bertanya seperti itu? Jelas-jelas gadis itu tidak mungkin mempedulikannya. Mungkin pula Anjani hari ini merasa bebas tanpa kehadirannya di sekolah. Lagi-lagi Devan merutuki dirinya, mengapa justru dirinya terkesan sedang mengejar Anjani? Padahal jelas-jelas niatnya menjadikan gadis itu pacarnya sekedar untuk melindungi, sebatas itu saja, tidak lebih.

Menepis nama gadis itu dibenaknya, Devan beralih mencari kotak Mamanya––mencoba menghubunginya yang lagi-lagi berakhir sia-sia. Dari kemarin Mamanya tidak aktif, membuat Devan mendadak khawatir. Beberapa pesan darinya pun tak ada satupun dibalas oleh Mamanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EVANDER || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang