27

2.7K 203 142
                                    

Sepasang kaki melangkah cepat menelusuri koridor rumah sakit yang cukup ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang kaki melangkah cepat menelusuri koridor rumah sakit yang cukup ramai. Wajahnya terlihat panik. Beberapa orang ada yang melempar tatapan heran pada gadis itu––yang kini sudah menghentikan langkahnya tepat di depan UGD. Gadis itu sempat mengatur ritme pernapasan sebelum angkat pandang melihat seseorang yang berjalan mendekatinya.

"Gea, lo kenapa panik gitu?"

Dafa lah yang bertanya, pada Gea yang baru saja datang ini. Bercucuran keringat di pelipis gadis itu, juga raut wajah yang terlihat sangat panik, membuat Dafa mengerutkan kening bingung.

Sementara Gea perlahan angkat suara. Meski suaranya terdengar kurang jelas, lantaran deru napasnya yang belum teratur. "Anjani mana? Lo liat dia nggak?"

"Bukannya sama lo ya tadi ke toilet?" tanya balik Dafa.

Mendadak Gea terdiam. Seolah ada hal yang tengah ia pikirkan sekarang. Tak berselang lama, dari arah belakang seseorang datang. Mengejutkan mereka dengan berkata, "Lo nyariin gue, Gea?"

Suara yang amat dikenali itu membuat Gea maupun Dafa langsung menoleh ke sumber suara––tepat saat itulah pandangan mereka jatuh pada sosok Anjani yang berdiri tak jauh dari mereka, bersama Devan di sampingnya.

"Lo..., dari mana aja, Anjani?" tanya Gea. Wajahnya sudah tidak sepanik seperti sebelumnya. Justru terdiam sesaat menatap dua insan di depannya ini.

Mendengar pertanyaan itu, Anjani sempat melirik Devan, seolah meminta bantuan untuk menjawabnya. Sebab baginya, kejadian yang menimpa dirinya barusan tidak perlu di ceritakan sekarang––kondisi saat ini sedang tidak mendukung untuk mereka tahu apa yang terjadi.

"Kita dari luar," jawab Devan seadanya. Wajahnya terkesan lebih datar menatap Gea sekarang.

Oleh jawaban itu, perlahan Gea mengangguk meresponnya. Lagi-lagi, dari arah belakang seseorang kembali lagi mengejutkan. Kali ini, Amanda yang datang. Kedatangan gadis itu cukup menjadi sorotan mereka yang ada di tempat.

"Kalian dari mana aja sih? Gue dari tadi nunggu di kantin, tapi gak ada yang datang," tanya Amanda. Karena sebelumnya mereka sempat janjian akan bertemu di kantin setelah Anjani dan Gea selesai dari toilet. Tapi sudah bermenit-menit Amanda tunggu, mereka sama sekali tidak menemuinya.

"Maaf Amanda, gue tadi ada urusan penting sama Devan, jadi keluar sebentar, dan kelupaan juga nyamperin lo ke kantin," kata Anjani.

"Oh, yaudah gak papa. Tapi lo udah tenang kan? Gue takut aja lo masih panik kaya tadi," khawatir Amanda. Ia menatap intens Anjani sekarang.

Sedang yang diberi tanya lantas menggeleng pelan. Ada senyum tipis yang Anjani tunjukkan sebelum menjawab, "Gue udah baik-baik aja kok."

Di tempat Gea, gadis itu beralih menatap Dafa yang sejak tadi memilih diam atas topik yang mereka bicarakan ini. "Daf, orang tua Alesya masih di dalam gak?"

EVANDER || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang