14

3.6K 320 154
                                    

"Jadi di rumah siapa ngerjain nih tugas?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi di rumah siapa ngerjain nih tugas?"

Pertanyaan milik Alesya itu sontak menghentikan aktivitas para temannya yang sibuk memasukkan semua barang-barang di atas meja ke dalam tas mereka. Sempat bergeming, lalu dari Gea berkata, "Jangan di rumah gue deh, rame. Oma sama Opa gue lagi nginep di rumah soalnya."

"Aduh kayanya jangan di rumah gue juga deh, rumah gue lagi berantakan, bibi gue pulang kampung soalnya," ujar Alesya juga.

Mendengar penolakan dari dua gadis itu untuk mengerjakan tugas di rumah mereka, Amanda lekas bersuara, "Gue open house."

"Gue juga," sahut Anjani.

Alesya dan Gea sempat saling melirik, seolah bingung untuk memilih rumah siapa yang dijadikan sebagai tempat mereka untuk mengerjakan tugas kelompok sekarang. Seolah memiliki pemikiran yang sama, kedua gadis itu mengangkat alis bersama, seakan tanda kode sebelum menjawab, "Rumah Anjani aja deh. Sekalian silahturahmi gitu, gak papa, kan Amanda?"

Amanda terkekeh sambil menggeleng kepalanya pelan. "Gak papa, yaampun."

Setelah mendengar itu, Alesya dengan semangat memasang tasnya buru-buru. "Yaudah ayo! Gak usah pulang ke rumah, langsung aja kita ke rumah Anjani."

"Eh, gak dicariin orang tua kalian apa?" tanya Anjani cepat. Masalahnya, jika itu di posisi dirinya, sudah habis dirinya dicari kesana-kemari oleh Papa.

"Tenang, nanti gue telepon. Yang lain juga gak masalah kan langsung ke rumah Anjani?" Dengan santai Alesya bertanya, membuat Gea dan Amanda dengan praktis mengangguk cepat.

Melihat itu, Anjani justru terdiam. Di posisi mereka menyenangkan sekali, berbanding terbalik dengannya, yang terlalu dikekang oleh Papa. Izin keluar saja susah, apalagi pergi tanpa meminta izin terlebih dahulu seperti mereka––bisa-bisa ia akan dimarahi habis-habisan di rumah oleh Papanya itu.

"Ayo Anjani! Kok malah ngelamun," tegur Alesya. Ketiga temannya sudah bersiap keluar kelas, membuat Anjani dengan bergegas memasang tasnya, lalu ikut gabung melangkah keluar bersama.

Seperti sebelumnya, Gea selalu membawa mobil ke sekolah––berkat itulah sekarang tanpa keberatan ia membawa ketiga temannya untuk naik mobilnya menuju rumah Anjani. Selama di perjalanan senandung lagu juga ocehan tak berujung mengisi keheningan di dalam mobil itu. Rasa-rasanya perjalanan seperti tidak terasa oleh keseruan mereka sekarang.

"Ada yang mau coklat?!"

Alesya mengeluarkan coklat batangan di dalam tasnya, melihat itu Gea yang menyetir lekas berkata. Kebetulan mereka duduk bersebelahan, Alesya memilih duduk di samping kursi pengemudi. "Gue tebak tas lo yang gembung itu isinya cuman makanan doang, kan? Bukan buku."

"Seratus untuk Gea, ini hadiahnya." Alesya dengan sumringah memberikan coklat batangan itu terlebih dahulu kepada Gea, lalu berganti ke belakang memberikan kepada Anjani dan Amanda bergantian.

EVANDER || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang