03

5.7K 351 220
                                    

Anjani pikir Alesya hanya basa-basi saja mengajaknya ke tempat orang jualan seblak selepas pulang sekolah, ternyata tidak––gadis itu benar-benar menarik Anjani untuk cepat-cepat ke tempat orang jualan seblak itu bersama dua teman barunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anjani pikir Alesya hanya basa-basi saja mengajaknya ke tempat orang jualan seblak selepas pulang sekolah, ternyata tidak––gadis itu benar-benar menarik Anjani untuk cepat-cepat ke tempat orang jualan seblak itu bersama dua teman barunya. Panggil mereka Gea dan Amanda. Salah satu dari mereka gresak-grusuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, akibat suara melengking Alesya meminta mereka segera ke tempat orang jualan seblak yang tak jauh dari sekolah mereka ini.

"Woi monyet sabar dulu! Ini lipstik gue jadi jatuh kan gara-gara mau cepet!"

Suara yang tak kalah melengking itu milik Gea. Gadis itu berjongkok memungut lipstiknya yang ada empat di lantai. Sedang Alesya memutar bola mata malas, sambil mencibir. "Rempong banget sih lo, Gea!"

"Bacot lo! Ngebantuin juga nggak." Setelah memasukkan kembali lipstiknya ke dalam tas, baru gadis itu melangkah mendekati tiga temannya itu. Sempat memberi kesan julid melihat raut wajah Alesya yang membuatnya kesal sendiri.

"Kita ke sananya naik apa?" tanya Anjani setelah mereka sudah melangkah di koridor.

"Jalan kaki aja, Anjani, deket kok dari sini," jawab Amanda dengan lembut. Dari ketiga teman baru Anjani, hanya Amanda yang lebih kalem daripada Alesya ataupun Gea.

Sebentar lagi langkah mereka keluar dari gerbang sekolah, mendadak harus terhenti ketika seseorang memanggil nama Alesya cukup nyaring––praktis keempat-empatnya menoleh ke belakang, menemukan sosok lelaki dengan pakaian seragam yang sengaja keluarkan begitu saja. "Guys, bentar ya."

Alesya berlalu pergi untuk menghampiri lelaki yang baru saja memanggilnya itu. Dari tempat Anjani, gadis itu menyipitkan mata seolah tengah mengenali lelaki yang sedang berbicara dengan Alesya itu. Seperti pernah melihat. Amanda yang memperhatikan gerak mata Anjani yang melihat dua insan di depan mereka itu lekas bersuara, "Yang cowok itu pacarnya Alesya, Dafa namanya."

Ah, Anjani baru ingat, kalau lelaki itu sempat bertemu dengannya pagi tadi di depan kantor––rupanya pacar teman barunya. Tak berselang lama, Alesya datang kembali pada mereka dengan senyum merekah yang membuat Gea sontak berkata, "Kenapa lo senyum-senyum nggak jelas?"

"Gue malam ini mau dinner, wlee!!"

Tak perlu menjadi hal terkejut lagi jika Alesya hobi pamer mengenai kemesraannya dengan Dafa yang membuat orang rata-rata menaruh rasa iri––terkecuali untuk Gea, gadis itu justru bergidik geli, alay katanya. Lanjut dengan tujuan awal mereka, kini sudah sampai di sebuah warung yang bertulisan 'seblak pendes, lebih pedes dari mulut tetangga'. Beruntung lagi sepi, membuat mereka tidak lama menunggu pesanan.

Empat mangkok berisi seblak datang, diletakkan di atas meja bersama es teh. Aroma yang menggiurkan itu membuat perut Alesya langsung berbunyi detik itu juga. Dengan girang ia lantas bersuara, "Selamat makan!"

Alesya menunduk sejenak, menautkan jemari tangannya dengan mata yang terpejam. Anjani yang melihat menarik senyum tipis, baru tahu dirinya dengan gadis itu beda agama. Melihat cara makan Alesya yang menggugah selera makannya, cepat Anjani juga menyantap seblak miliknya, setelah usai ia membaca doa.

EVANDER || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang