02

6.8K 382 213
                                    

Gerbang sekolah sudah di tutup sejak sepuluh menit yang lalu, para siswa bahkan sudah berada di kelas masing-masing untuk mengikuti pembelajaran pertama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gerbang sekolah sudah di tutup sejak sepuluh menit yang lalu, para siswa bahkan sudah berada di kelas masing-masing untuk mengikuti pembelajaran pertama. Sialnya, salah satu siswa dari SMA Gama itu masih ada yang diluar, menghentikan motornya tanpa ada rasa panik tepat di depan gerbang luar. Sepatu beralas putih itu menapak di aspal, tangan kanannya membenarkan tasnya yang nyaris terjatuh akibat terlalu malas membawa tas sekolah keramat itu. Seragam putih yang sengaja dikeluarkan, juga senyum merekah itu membuat satpam yang berjaga di dalam gerbang sekolah sontak menggeleng kepala lelah.

"Ini udah tercatat hampir sepuluh kali kamu telat di kelas sebelas, Daf. Males ah saya ngebukain gerbangnya lagi. Nggak tepat janji kamu, bilang kemaren nggak telat lagi," ujar Pak satpam itu menatap jengah kedatangan siswa yang hobinya telat hampir tiap hari.

"Hari ini nggak kesiangan lagi, Pak, ban saya bocor itu..." alibi lelaki itu. Dilihat dari name tag-nya, terpampang jelas nama yang tertera––Dafa Nugraha––spesialis manusia paling santai kalau urusan telat ke sekolah.

"Kalau bohong badan kamu tambah pendek," balas Pak satpam sekilas bergurau––mengingat tinggi badan lelaki itu kalah dengan dirinya.

"Ihh jangan lah, jelek nanti!" Dafa mengibas tangannya, takut-takut doa Pak satpam itu dikabulkan Tuhan, habis dirinya semakin pendek dipandang orang-orang––jatuh pula martabatnya sebagai cowok keren di sekolah.

"Udah sana pulang aja, udah telat sepuluh menit, tidak ada toleransi lagi."

Pak satpam itu berniat menjauh, agar tidak terlalu larut berbicara dengan Dafa. Namun lelaki itu cepat angkat suara lagi, mengeluarkan jurus andalannya dengan kebacotannya. "Ihh si Bapak, saya ini lagi menuntut ilmu, sudah semangat ini mau belajar di kelas, masa disuruh pulang!"

"Bahasamu!"

Masih dengan pendirian Pak satpam yang tidak mau membukakan gerbang, jurus terakhir yang Dafa miliki mengeluarkan dompetnya untuk mengambil selembar kertas warna merah. Sempat berdeham, lelaki itu mengibarkan uang seratus ribu miliknya membuat atensi Pak satpam praktis menoleh kembali ke arah Dafa.

"Seratus ribu cukuplah buat beli rokok sebungkus, sisanya bisa tuh dibeli nasi padang di depan," goda Dafa sambil mengedipkan sebelah matanya.

Goyah sudah iman Pak satpam jika disogok yang merah-merah. Dengan gerak cepat, ia lantas membukakan gerbang tersebut, sambil sesekali menoleh kanan kiri, siapa tau ada guru yang memergokinya. "Ini terakhir. Besok saya benar-benar tidak mau lagi disogok uang begini."

"Ahsiyappp!!"

Tidak menghidupkan motornya, Dafa memilih menyeret motornya masuk ke dalam, lalu memarkirkannya di tempat yang masih kosong. Sebelum melangkah menuju kelasnya, lelaki itu sempat mengeluarkan ponselnya untuk sekedar menanyakan ada guru atau tidak di kelas kepada teman-temannya. Jika ada, maka pilihan Dafa bolos mata pelajaran pertama agar tidak kena hukum.

EVANDER || BTSWhere stories live. Discover now