31

2.7K 202 186
                                    

Brak!

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Brak!

Kotak merah yang Devan bawa dari rumah Anjani ia letakkan dengan cukup kencang di atas meja, bunyinya cukup menarik atensi beberapa anggota Evander kali ini. Dari Dafa lantas menghampiri, kerutan kening darinya menandakan rasa bingung yang kentara.

"Dapat dimana lagi ini kotak merah?"

"Rumah Anjani."

"Anjir, lama-lama makin serem itu peneror! Mana udah berani datang ke rumah Anjani lagi."

Devan sempat menghela napas gusar mendengar itu, lalu berselangnya membuka kotak tersebut untuk menunjukkan apa isi di dalamnya. Satu boneka yang rusak itu sedikit memicu keheranan dari sebagian mereka. Masih menjadi tanda tanya besar oleh motif dari si peneror itu.

"Ada suaranya lagi gak?" tanya Kenzie.

"Ada," jawab Devan cepat, lalu menyerahkan surat yang ia simpan dalam kantong celananya.

Semuanya membaca. Hanya berselang beberapa detik, Kenzie menarik diri. Ditatapnya kembali isi kotak merah itu, ada ribuan pertanyaan yang melintas, hingga membuatnya angkat suara. "Kalau peneror itu tau rumah Anjani, artinya dia orang terdekat, yang juga pernah ke rumah Anjani."

"Ada satu orang yang gue curigai," ungkap Devan. Membuat yang lainnya langsung menatap serius lelaki itu.

"Siapa, Dev?" tanya Juna cepat, mewakili rasa penasaran mereka-mereka semua.

"Gea, temen Anjani. Tadi sore pas gue masuk ke ruang ganti perempuan, gue ketemu Gea. Dan yang membuat gue menaruh curiga ke tuh cewek, karena dia pakai baju yang persis banget sama peneror yang kita liat di kamera pengintai itu."

"Wah gila! Musuh dalam selimut dong namanya!" sahut Dafa dengan raut wajah yang tercetak jelas rasa terkejut.

"Gue udah ngasih tau soal ini ke Anjani, biar dia lebih hati-hati dulu sama Gea. Dan gue juga punya rencana buat ngejebak Gea, buat memastikan apa benar dia pelakunya."

Di sofa, Saga yang sejak tadi memilih diam mendadak angkat bicara, "Jangan terlalu gegabah Dev, takut-takut rencana lo gagal lagi kaya tadi."

***

"Perasaan dari di kelas tadi kalian diem-dieman aja, kenapa sih?"

Pertanyaan dari Alesya itu lolos begitu saja, kala semangkuk mie ayam milik gadis itu habis––ia melirik ketiga temannya dengan raut wajah sedikit bingung.

Anjani yang kebetulan duduk di samping Alesya lantas meletakkan gelasnya sebelum menjawab. Ada lengkungan senyum tipis yang ia tunjukkan. "Lagi gak enak badan, makanya kurang semangat buat ngomong hehe."

Itu hanya alibi. Sebenarnya Anjani mulai merasa tidak tenang ketika diberitahu oleh Devan bahwa Gea mencurigakan. Dan juga diminta oleh lelaki itu untuk mulai berhati-hati sekarang. Tak ada yang bisa Anjani percayai saat ini, bahkan pada teman dekatnya sekalipun.

EVANDER || BTSHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin