13

3.8K 230 155
                                    

Suasana kantin kali ini terlihat cukup ramai, tidak seperti biasanya––sebab beberapa murid yang kena razia hari ini sudah berlarian seakan dikejar zombie ke kantin itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kantin kali ini terlihat cukup ramai, tidak seperti biasanya––sebab beberapa murid yang kena razia hari ini sudah berlarian seakan dikejar zombie ke kantin itu. Memenuhi semua tempat duduk yang tersisa dengan lontaran kata lelah yang tak henti-hentinya mengisi bisingnya tempat itu sekarang.

Di dekat stand jualan bakso, Alesya, Gea dan Amanda hanya memandang terkekeh mereka semua––bercucuran keringat itu sudah dapat dipastikan seberapa lelah juga panasnya teriknya matahari di siang bolong ini ketika mereka justru bersih-bersih halaman sekolah.

Jika ada yang bertanya dimana Anjani? Jawabannya di kelas. Gadis itu membawa bekal hari ini, sebab itulah tidak ke kantin. Sebelumnya sempat di ajak Alesya ke kantin untuk makan bareng, namun gadis itu menolak––tahu jika kantin seramai ini.

"Sumpah sih, tadi pagi gue hampir aja kelupaan pake dasi! Kalau aja gak ditegur Papa, mampus gue kena razia juga," ujar Alesya sambil meniup bakso miliknya.

"Kalau lo kena razia, bareng sama pacar lo juga, haha," balas Gea. Sebelumnya ia sempat tak sengaja melihat Dafa yang berada di sekumpulan orang-orang kena razia di lapangan ketika gadis itu ke toilet saat jam pertama tadi.

Alesya memutar bola mata malas. "Gak usah acara razia aja tuh Dafa selalu kena hukum! Entah telat atau apalah."

Gea tertawa kecil mendengarnya. Ia juga tahu kelakuan pacar temannya ini––si kesayangan guru BK. "Makanya ditegur dong."

"Mulut gue udah capek negur dia anjir!"

Ketika merasa baksonya mulai dingin, Alesya lantas menusuk pentolnya dengan garpu––bersiap untuk dimasukkan ke dalam mulut. Namun belum sempat terjadi, seseorang lebih dulu menarik tangan kanannya tiba-tiba.

"Lagi ngomongin aku, ya?"

Dia Dafa. Yang sekarang dengan tampang tidak bersalah tersenyum dihadapan Alesya sambil mengunyah pentol yang seharusnya terjun ke dalam mulut gadisnya itu.

"Ishh, Dafa! Ngagetin aja." Alesya mendesis. Dafa yang melihat hanya terkekeh pelan melihat itu.

Jika ada yang memberi dua pilihan antara makanan dan pacar kepada Alesya, maka tanpa ragu gadis itu memilih makanan––mengabaikan sang pacar yang cemberut di samping lantaran Alesya justru kembali fokus untuk menghabiskan baksonya.

"Tega. Gak ada pedulinya sama sekali pacar baru aja kena hukum bersih-bersih halaman sekolah. Ditanyain apa kek gitu, kok malah dianggurin." Dafa mendengus. Ini kalau ada Juna, sudah dipastikan lelaki itu orang pertama tertawa kencang dengan tingkah manja dan sok imut lelaki itu sekarang.

"Masih bisa bernapas dengan baik, masih bisa jalan ke kantin tanpa perlu dipapah, artinya kamu baik-baik aja," jawab Alesya dengan senyumnya yang mengembang. Setelah itu, netranya kembali beralih pada bakso yang setengah lagi akan habis.

Dafa menghembus napas pelan. Di sebrang tempat duduknya, Gea sejak tadi menahan tawa. Dafa yang diidolakan satu sekolah bisa-bisanya diabaikan Alesya dengan memilih menikmati makanannya. Sedikit kasihan. Untung saja lelaki itu sudah cinta mati pada sosok teman lemotnya yang satu itu.

EVANDER || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang