Chapter 1 : POV Risa

1.4K 98 4
                                    

Jangan lupa follow wattpad liareza15 atau Instagram lia_rezaa_vahlefii sebelum lanjut baca agar bisa mendapatkam notif update bab selanjutnya.

Terima kasih

Happy Reading ✨🥰

****

Halo, perkenalkan aku Risa. Umurku sekarang sudah 28 tahun. Di usiaku yang sekarang ini, aku tidak menyangka statusku sekarang berubah menjadi seorang Ibu. Ini hal yang sangat tidak mudah. Apalagi tanpa adanya seorang suami yang mestinya bertugas menafkahi kami, aku dan putraku.

Dimana saat teman-teman seusiaku pada sibuk berkarir, mengejar prestasi, berjuang menjadi wanita independen. Sedangkan aku? malah sibuk momong anak bahkan mirisnya lagi jadi pengangguran.

Bukannya tidak mau bekerja, hanya saja sekarang aku lagi usaha melamar pekerjaan dimanapun yang sedang menerima lowongan. Tadinya aku berpikir untuk istirahat sejenak setelah masa kontrak 3 tahun bekerjaku habis, memakai sisa uang tabungan yang ada untuk kebutuhanku dan anakku. Tetapi kenyataannya, tidak sesuai ekspetasi.

Tiba-tiba Ibuku sakit. Beliau terkena kanker. Walaupun ada jaminan kesehatan, tetap saja kebutuhan harus terus terpenuhi. Terlebih selama ini beliau bekerja untuk menghidupi biaya pendidikan adikku.

Kami hidup berempat. Aku, anakku, Ibuku dan Adikku. Tanpa Ayah, tanpa suami. Karena mereka semua pergi meninggalkan tanggung jawab. Sungguh menyedihkan bukan?

Beginilah hidup. Kadang aku berpikir kapan aku bisa menjadi orang kaya dan banyak uang? Apakah suatu saat aku bisa seperti tokoh-tokoh wanita didalam cerita fiksi yang akan bertemu dengan pria tampan CEO kaya raya atau semacamnya?

Atau sugar Daddy yang siap menikahiku atau Sultan kaya raya yang mau mengadopsiku sebagai anak angkat? Sejujurnya, aku capek hidup seperti ini yang sulit keuangan dan himpitan ekonomi meskipun sebenarnya kehidupan kami malah terbilang sederhana.

Tiba-tiba ponselku berbunyi dengan nada dering yang full dan berhasil mengusik anakku. Di saat yang sama, anakku langsung menangis. Tidurnya terganggu.

Aku menghela napas dengan gusar. Hidup lagi capek-capeknya anak malah menangis. Pengen banting aja ponsel ini tapi aku sadar justru benda ini adalah benda terpenting dalam hidupku. Aku menatap layarnya, nomor baru tak di kenal.

"Hallo?"

"Selama siang, dengan Ibu Rissa?"

"Iya benar. Maaf dari mana?"

Suara tangisan anakku semakin kencang. Aku berusaha mau menenangkan tetapi di satu sisi aku sedang menerima panggilan.

"Kami dari Toko Donat Yummy ingin memberi tahu jika berkenan Ibu Rissa bisa melakukan interview besok pagi di tempat kami."

"Apa?"

Aku berusaha untuk fokus. Tetapi suara tangisan anakku semakin menyebalkan. Akhirnya aku mempercepat langkahku menuju pintu kamar adikku. Aku membuka paksa dan semua itu berhasil membuat adikku terkejut ketika sedang asyik-asyiknya bersantai di kamar. Kedua mataku menatapnya tajam sambil menutup speaker ponselku.

"Game online terus. Dasar nggak berguna!"

"Eh ada apa ini? Datang-datang main meledak aja kayak kompor."

"Jagain Azhar sebentar."

"Aku sibuk, Kak. Nggak lihat apa aku jadi pengacara?"

"Pengacara apanya?"

Kembalinya MasalaluWhere stories live. Discover now