Mengetahui dari Juna bahwa Pak kumis––julukan untuk guru matematika mereka belum datang ke kelas, langkah Dafa langsung bergegas lari menuju kelasnya di lantai dua

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Mengetahui dari Juna bahwa Pak kumis––julukan untuk guru matematika mereka belum datang ke kelas, langkah Dafa langsung bergegas lari menuju kelasnya di lantai dua. Baru saja kakinya ingin melangkah di anak tangga, suara paling horor baginya menghentikan spontan langkah kakinya.

"DAFA NUGRAHA! BERHENTI DI SANA!"

Ting!

Pesan masuk dari ponsel Dafa

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Pesan masuk dari ponsel Dafa. Sempat-sempatnya pula lelaki itu membuka, membaca sebuah info penting dari salah satu temannya yang sialnya sudah menjadi basi. Mendengus kesal, dengan berat hati ia berbalik badan seraya menyunggikan senyum paling lebar pada guru BK yang amat ramah ini, sangat.

"Ibu, hehe."

"Hehe hehe, sini kamu, ikut saya ke kantor buat paraf buku pelanggaran kamu. Setelah itu langsung kaya biasa bersihin toilet!"

Ibu Dona lantas berjalan menghampiri Dafa, sedikit berjinjit untuk menjangkau telinga kanan lelaki itu. Sambil berjalan beriringan, sepanjang jalan itu juga ringisan Dafa terdengar, meminta dilepaskan jeweran yang sangat pedas ini. "Aduh Bu, lepasinlah ini jewerannya, lepas juga lama-lama kuping saya."

"Biarin! Siapa suruh tidak pernah patuh dengan pelanggaran di sekolah ini! Ini juga, seragam suka banget dikeluarin! Dipikir keren begitu?"

"Ih keren tau, Bu, dimasukin mah kaya anak culun."

"Jawab lagi kamu!"

Spesialis siswa seperti Dafa ini tidak bisa dimusnahkan, pasti ada tiap tahunnya––tapi menurut pengalaman Bu Dona, si Dafa paling parah. Itu buku pelanggaran aja hampir penuh karena lelaki ini hobi sekali melanggar aturan sekolah.

Sampai di depan kantor, keduanya berhenti, belum sempat tangan Bu Dona menjangkau kenop pintu untuk ia buka, dari dalam sana sudah ada yang keluar. Salah satu guru, bersama siswi yang begitu asing dari pandangan Dafa. Sempat pula lelaki itu menyipitkan mata untuk mengenali kembali, tapi tetap saja, dirinya tidak kenal gadis itu.

Setelah berlalu pergi guru bersama siswi asing itu, baru Dafa berani bertanya pada Bu Dona. "Siapa tadi Bu? Nggak pernah liat sebelumnya."

"Siswi baru."

EVANDER || BTSOnde as histórias ganham vida. Descobre agora