Part 46 : Hidup Baru

Start from the beginning
                                    

"Aku mencintaimu karena Allah." Di dalam pelukan Arqan, Ayna mengulas senyum. Kembali tersipu dengan perkataan suaminya itu.

•••

Saat ini Ayna dan Arqan sedang berada di ruang keluarga bersama Farah dan Fadlan, dengan raut wajah Farah nampak masam karena anak dan menantunya tak akan tinggal bersama mereka lagi, berbeda dengan Fadlan yang menyikapinya dengan bijak.

"Ma, Ayna cuma pindah ke komplek sebelah kok. Aku tiap hari bisa main ke sini." Ayna mencoba membujuk sang mama yang sekarang duduk di sofa dengan kedua tangan terlipat diatas perut.

"Tapi rumah ini nanti jadi sepi, mama udah kehilangan Ayla sekarang kamu juga pindah. Mama jadi sendirian." Fadlan yang mendengar perkataan terakhir istrinya mendelik tak suka, dianggap apakah dirinya? Kenapa harus bilang sendirian?

"Papa masih ada, Ma. Pake bilang sendirian pula, di sini juga banyak ART. Masih tetep ramai, Ma," timpal Fadlan.

"Kalau Ayna pindah, Mama nanti nggak bisa kerjain dia lagi, Pa." Sekarang giliran Ayna yang mendelik tak suka.

"Jadi Mama pengen aku tetep di sini biar jadi korban kelakuan ajaib Mama itu?" Dengan cepat Farah pun mengangguk polos.

"Ishhhh, ngeselin!" Ayna menghentakkan kakinya kesal, lain hal dengan Arqan yang sudah tertawa kecil.

"Ayo Mas, kita pindah sekarang!" Ayna menarik koper berisi pakaiannya yang tersisa.

"Yaudah sana, Mama izinin kalian pindah biar Mama sama Papa cepet-cepet dapet cucu. Ya kan, Pa?" celetuk Farah.

"Hm, kita mau punya cucu secepatnya," jawab Fadlan.

"Doanya aja dari Mama Papa, mudah-mudahan cucu yang kalian inginkan bisa segera hadir," sahut Arqan.

"Yaudah, kita berangkat dulu ya Ma, Pa." Ayna bergerak mencium punggung tangan kedua orang tuanya begitu juga dengan Arqan.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Usai Ayna dan Arqan benar-benar pergi meninggalkan Farah dan Fadlan. Kedua orang tua itu lantas menyembulkan senyum dengan sorot mata berkaca.

"Mama seneng banget, Pa. Akhirnya Ayna bisa berubah, Ayna kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Mama yakin, Ayla pasti seneng banget liat Ayna yang sekarang," kata Farah dengan sedikit bergetar menahan tangis, tak dapat dipungkiri jika ia sangatlah bahagia dengan perubahan Ayna yang signifikan. Apalagi setelah mendengar penjelasan dari Arqan jika phobia Ayna berangsur pulih usai perempuan itu menjalani sesi terapi.

"Papa juga seneng, ternyata pilihan kita itu tepat dengan menjodohkan Arqan dengan Ayna dulu. Arqan benar-benar bisa menuntun Ayna ke jalan yang baik."

Ditempatnya, Farah menghela nafas kasar. "Andai dulu kita lebih perhatian sama Ayna, mungkin dia nggak akan jadi pribadi buruk seperti itu. Yang dikatakan Ayla dulu itu benar adanya, kalau semua kelakuan buruk Ayna itu semata-mata ingin menarik perhatian kita yang terlalu fokus pada Ayla. Mama masih nyesel banget, Pa."

"Sama, tapi sekarang masa lalu biarlah menjadi masa lalu. Sekarang kita berdua udah lega dengan melihat Ayna yang sekarang mempunyai Arqan disisinya, papa yakin dia nggak akan salah jalan lagi."

•••

Ayla Khairunnisa

Binti

Fadlan Wijaya

Lahir: 12 Agustus 2000
Wafat: 7 Juni 2018

Dear My Husband (COMPLETE)Where stories live. Discover now