⁴⁹. empatpuluh sembilan

6.4K 1.2K 132
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca 🌻

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~

Pesawat baru saja mendarat di bandara. Flight Operation Officer memberikan secercah kalimat yang menyatakan pesawat sudah mendarat dengan aman. Kemudian para Flight Attendant mempersilakan para penumpang turun dari pesawat. Suara koper yang digeret terdengar di sepenjuru bandara.

Salah satunya Hana, yang mengenakan pakaian kasual sehingga lebih dewasa dari sebelumnya.

Setelah mengecek paspornya tidak ketinggalan, dia segera mencari taksi untuk menuju rumah sakit yang menjadi tujuannya. Sudah dua tahun menempuh pendidikan di Kanada, sekarang dia kembali ke Korea karena perlu melengkapi skripsi. Selama dua tahun, dia tidak tinggal sendiri, Hannes dan Bitna ikut bersamanya. Ya, mereka sekeluarga tinggal di Kanada. Bahkan, Riki juga ikut. Namun, Riki baru pindah setahun lalu saat tamat sekolah. Sekarang dia belajar militer sesuai keinginan Papanya. Sedangkan Hana harus ke Korea selama seminggu, itu karena tugas dari kampusnya.

Selagi di taksi, dia memainkan ponsel, Rona dan Jeslyn terus menanyakan penerbangannya. Katanya mereka ingin bertemu. Namun, Hana tetaplah Hana, dia lebih mementingkan hal lain. Membuka jadwal kegiatan yang akan ia lakukan seminggu di Korea. Setelah semuanya selesai dia harus kembali ke Kanada lagi.

Kak Heeseung☃️ is calling

Hana sedikit kaget tiba-tiba ponselnya menerima panggilan. Dia menghela napas dan menggeser tombol hijau.

"Kenapa, Kak?"

"Hana, lo dimana? Udah gue bilang kan, tunggu di bandara!"

"Lo kelamaan, Kak. Ya udah gue naik taksi aja."

"Kenapa lo gak bilang-bilang mau ke Korea? Kita kan bisa barengan kemarin."

"Kemarin? Gue mulainya hari ini bukan seminggu lalu." Hana memperhatikan jalan raya Korea dari jendela mobil, tampak berbeda dari terakhir kali tinggal di sana.

Ngomong-ngomong, Hana dan Heeseung satu kampus di Kanada. Mereka menjadi lebih dekat seperti dulunya. Selalu bersama dan membantu satu sama lain. Kebetulan, seminggu lalu Heeseung punya urusan di Korea. Sekarang giliran Hana.

"Ya udah, nanti kita ketemuan di taman biasa, ya? Lo sekarang dimana?"

"Lagi di jalan."

"Inget, jam lima sore, gue udah nunggu di sana. Kalau belum dateng juga, gue samperin lo ke rumah sakit."

"Udah ya, Kak. Gue tutup dulu."

Tut.

Dia menyimpan ponselnya ke dalam saku jaket, kembali memperhatikan jalanan yang benar-benar sudah berbeda dari terakhir kali. Apa karena Hana sudah terbiasa tinggal di Kanada? Orang-orangnya juga terasa berbeda.

Taksi berhenti di depan pusat rumah sakit yang besar dan ternama. Setelah membayar ongkos, Hana menarik kopernya dari bagasi dan memasuki rumah sakit.

Hana masih Hana yang sama. Tidak mau ribet dan susah. Dia tidak mau mampir ke suatu tempat untuk menitipkan kopernya dulu. Menurutnya lebih baik membawanya saja daripada dititip dan diambil lagi nanti. Membuang-buang waktu. Saat di lobi, baru akan dia titipkan pada salah satu perawat. Begitu lebih praktis menurutnya.

"Kamu yang namanya Park Hana?" Salah satu perawat bertanya saat Hana mengisi list kehadirannya.

"Ya, benar," jawabnya, ramah.

"Saya udah dibilang sama Dokter, setengah jam lagi mereka bakal dateng, terus praktik kamu segera dimulai." Dia memberikan berkas berisi jadwal yang akan Hana lakukan seminggu ke depan.

Breastfeeding Prince✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora