¹⁰. sepuluh

29.3K 3.5K 398
                                    

Kalau komennya banyak, updatean selanjutnya bakal aku double ya🙃

Vote bagi yang suka🌟



Linglung adalah kata yang sesuai mendeskripsikan kondisi Hana. Setelah turun dari taksi dia berjalan memasuki gerbang. Alih-alih menghampiri sang Mama yang sedang menyiram bunga, gadis berkulit putih itu masuk ke dalam rumah.

"Sayang," panggil Bitna, diabaikan. Dia terlalu shock sampai-sampai belum terbangun dari lamunannya.

"Eh, Kak Hana udah pulang aja." Riki si tetangga sebelah tengah duduk bersila di depan televisi, menyeruput jus mangga dan biskuit cokelat buatan Hana yang sengaja dia buat untuk dia nikmati mengerjakan pr nanti, tanpa berdosa Riki menghabiskannya. "Ajarin fisika dong, tugas Riki banyak."

"Iya, Kakak ganti baju dulu." Dengan lesu dia menaiki tangga, memasuki kamar, lekas mengganti seragam menjadi kaos over size dan celana training. Dia teringat ranselnya masih berada di sekolah, dia memberi pesan kepada Jeslyn untuk mengantar ke rumah. Sesudah mencepol asal rambut dia turun menghampiri Riki yang kini terlihat baik membuka buka pelajaran.

"Kamu inisiatif ke sini atau disuruh Tante Ruka?"

"Hehe, inisiatif dong, kata Papa kalau nilai Riki naik, bakalan dihadiahi motor."

"Giliran dikasi hadiah baru serius." Hana duduk berhadapan dengan Riki, mengambil alih bukunya. "Udah sampe mana?"

"Kemarin sih Gerak Lurus Beraturan."

"Jadi sekarang GLBB?"

"Bukan deh, tapi kayaknya iya. Eh, nggak deng. Iya deng."

"Iya atau bukan?"

Cowok yang usianya selisih satu tahun di bawah Hana itu menggarut poninya yang tak gatal. "Nggak tau."

"Kok nggak tau sih, Rik? Pelajaran kamu sendiri, loh."

"Lupa, hehe."

Hana menghela napas, mengecek kembali catatan Riki sebatas pengertian dan rumus.  Berandalkan catatan singkat tak bermakna itu Hana menyimpulkan mereka sudah berada di materi Gerak Lurus Berubah Beraturan.

"Kakak buat tabelnya dulu biar kamu gampang pelajarin."

"Keysip, qaqa."

Mengajari seseorang dengan merangkum suatu materi menjadi bentuk tabel adalah metode paling mudah dan praktis, cara itu sudah Hana terapkan sejak lama.

Dia menggambar tabel sambil mengernyitkan dahi, pikirannya tertuju pada kejadian tadi. Banyak sekali pertanyaan dalam benaknya, seperti 'dia orang gila?' Atau 'dia kabur dari rumah sakit jiwa?'. Pikirannya melayang-layang memikirkan sebuah jawaban, dia juga mengingat kejadian beberapa hari lalu dimana cowok itu mengirimnya pesan.

Belum punya anak, tapi itu bisa keluar?

Apanya coba?!

Hana habis akal, dia kira orang itu hanya orang iseng yang berbicara seenaknya, tapi makin ke sini, Hana dibuat kebingungan. Belum lagi kejadian tadi, dia meminum itu!

Riki yang tadinya melahap puding terbengong melihat gelagat Hana.

"Kakak lagi ada masalah?"

"Siapa yang lagi ada masalah?" Bitna muncul dari pintu, menenteng paperbag berukuran sedang beraroma kue. Di belakangnya menyusul seorang wanita paruh baya seusia Bitna, siapa lagi jika bukan Aera? Bitna pergi ke dapur sedangkan Aera mendekati kedua remaja yang tengah belajar.

"Siapa ini?" Senyumnya mengembang melihat Riki dan Hana bergantian.

"Riki Tante," ujar cowok itu manis.

Breastfeeding Prince✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang