²⁸. duapuluh delapan

15.4K 2.9K 1K
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca 🌻

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~




"Na, pulang bareng, yuk?"

Kegiatan mengemas Hana terhenti mendengar celetukan Heeseung yang asal masuk ke kelasnya, untung kelas sudah sepi, hanya tersisa Hana dan beberapa murid kutu buku.

"Kita nggak searah, lo bisa kerepotan."

"Gue mau ke rumah lo, ketemu Kak Ojun. Gue udah janji kasih PlayStation network reg keluaran terbaru dari perusahaan Papa."

Langsung saja alis Hana berkerut sedikit. "Kak Ojun yang minta?"

"Gue yang nawarin, kok. Lagian ini punya gue, bukan pemberian Papa."

"Engga usah, Kak. Simpan aja. Nanti Kak Ojun bisa beli sendiri." Gadis itu lanjut berkemas.

"Gue nggak keberatan ngasih ini. Di rumah ada banyak banget. Gue gak tahu mau diapain lagi, Na."

"Dikasih ke temen-temen lo aja, Kak. Gue atau keluarga gue gak butuh barang-barang dari lo," tegasnya.

Setelah memastikan laci kosong, Hana menenteng ransel di kedua pundaknya lalu berjalan keluar. Dia celingukan mencari keberadaan Jay yang biasanya sudah menunggu di luar, sekarang entah dimana.

"Ya udah kalau lo gak ngizinin gue ngasih ini, tapi gue tetep ke rumah lo. Gue janji mabar game sama Kak Ojun."

"Hari ini pacar Kak Ojun ulang tahun. Dia sibuk nyiapin perayaannya."

"Kak Ojun punya pacar?"

"Punya."

"Kalau gitu, gue bisa main bareng Riki."

"Riki ada pelatihan. Belakangan ini Om Reiner daftarin dia di camp militer. Sedangkan Mama mampir ke butik sampe jam delapan malam. Jadi Kak Heeseung nggak punya alesan dateng ke rumah gue." Hana berbalik pergi, buru-buru berjalan agar tidak diikuti. Nihil, cowok itu terus mengekorinya.

"Gue masih punya satu alesan. Lo. Gue mau ngobrol bareng lo. Please, izinin gue ke rumah lo. Masih banyak yang harus gue obrolin bareng lo, Na."

Hana merasa risih, pandangannya memendar di tengah lapangan basket mencari keberadaan Jay.

"Boleh, ya? Biar lo nggak marah lagi sama gue. Gue bakal ceritain semuanya ke lo."

"Gue gak bisa. Nanti sore gue mau keluar sama Jeslyn."

"Jeslyn temen lo yang tadi itu? Pasti seru banget kalau kita pergi bertiga. Khusus hari ini gue yang traktir, kita beli tteokbokki pinggir jalan, abis itu kita mampir ke toko ramen, es krim, pancake, terus jajangmyeon! Sekalian kita ngobrol-ngobrol biar jadi deket. Pasti seru."

Entah bagaimana caranya Hana menolak permintaan itu, Jay tidak kunjung terlihat.

Heeseung menghadang langkahnya, tersenyum khasnya. "Gue bawa mobil. Nanti gue gak usah pulang lagi, pinjem baju Kak Ojun dulu. Gue nunggu di rumah lo sampe temen lo itu dateng. Abis itu kita pergi ke—"

"Gue sama Jeslyn bukan mau hangout," sela Hana cepat.

"Jadi kemana?" Dia memandang Hana yang sebatas dagunya. Hana memang cukup tinggi untuk ukuran perempuan. 172 sentimeter.

"Ke pemakaman adiknya."

Heeseung meringis lalu menggarut kepala belakangnya. "Maaf. Gue nggak tahu."

Hana mengangguk.

"Tapi gue masih bisa nganterin lo pulang, kan?"

Tidak ada jawaban, Hana masih berusaha mencari Jay.

Breastfeeding Prince✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang