²⁶. duapuluh enam

17.8K 2.9K 1.6K
                                    

Kalau kalian suka ceritanya, share ke temen-temen engene kalian ya, biar makin rame hehe♥

Kalian setuju nggak update tiap hari? Cuma syaratnya harus 500 komen:")

Jangan lupa vote sebelum membaca🌻

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~




Jay membasuh wajahnya di wastafel untuk menyegarkan diri juga pikirannya. Dengan kedua tangan bertumpu di kedua sisi wastafel, dia memandang pantulan dirinya di cermin.

Datar. Adalah satu kata yang tergambar di wajahnya. Tidak berekspresi dan tampak tegas.

Hampir dua menit memandang diri sendiri, dia merogoh saku jaket, meraih benda pipih bernama ponsel. Dia langsung meluncur ke KakaoTalk, mencari roomchat bernama Hana. Setelah menemukan, jari jemarinya menari di atas keyboard.

Hana♥

Lo udah makan malam? |

Menunggu satu menit, sebuah balasan masuk.

| Udah

Dia kembali mengetik pesan baru.

Sekarang lo lagi ngapain? |

| Lagi buat kue sama Mama

Alisnya berkerut, mengirim pesan baru lagi.

Siapa yang datang? |

| Kak Heeseung

Dia menyandarkan punggungnya ke dinding, meluruskan pandangan dengan tatapan kosong, perlahan dia merosot ke bawah. Merasa bingung dengan dirinya sendiri.

"Jay, udah selesai belum?" Ketokan pintu dari luar membuyarkan lamunannya. Entah sudah berapa lama dia termenung, saat melihat ponsel waktu sudah menunjuk pukul sembilan malam.

Dengan gontai dia bangkit, menyimpan ponselnya ke saku jaket, mencuci tangannya lagi menggunakan sabun. Tak lama dia keluar dari toilet, menyaksikan seorang gadis yang duduk di atas kursi roda sedang membuat pasta. Jay selalu melarangnya, namun gadis itu tetap keras kepala dan terus melakukan banyak pekerjaan.

"Istirahat," ujar Jay, menarik kursi rodanya menuju kamar.

°°°

Kembali seperti biasanya, saat Hana keluar dari rumah bersiap pergi sekolah, sebuah mobil hitam sudah terparkir di depan rumahnya, dengan seorang cowok bermanik tajam yang berdiri menyandar di sebelahnya.

Saat berjalan mendekat, Hana tiba-tiba merasa kikuk karena terus ditatap intens. Dia mengendalikan mimik wajahnya agar tak terlihat kaku. Bersisa satu meter, lengannya ditarik mendekat. Jay memasangkannya sebuah gelang.

Tak sengaja Hana melihat tulisan yang terukir di gelang tersebut.

Milik Jay.

"Kenapa lo pasang di tangan gue?" Gelangnya sangat indah, terbuat dari aluminium yang diukir gambar matahari. Yang menjadi masalahnya, tulisannya.

"Karena lo milik Jay," jawabnya, menekan dua kata terakhir.

Hana membungkam. Memperhatikan gelang tersebut dengan tangan tergantung di udara.

"Cowok yang lo bilang kemarin. Jauh-jauh dari dia."

"Maksudnya Kak Heeseung?"

"Jangan sebut namanya." Jay membuka pintu mobil, memasukkan Hana ke dalam dan memasangkan seatbealtnya. Dia menyusul masuk ke dalam, tepatnya di kursi kemudi yang bersebelahan dengan Hana.

Breastfeeding Prince✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang