⁴⁸. empatpuluh delapan

5.8K 1.2K 101
                                    

Ini gak bakal aku unpub lagi ya, mungkin setelah terbit nanti. Atau mungkin gak diunpub💛

Jangan lupa vote sebelum membaca 🌻

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~





Seorang gadis bersurai panjang dengan pita kecil menghiasi rambutnya baru saja memasuki kafe. Awalnya dia berniat menghampiri meja kasir, menanyakan ponselnya yang tertinggal. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat konfeti ditembakkan ke arahnya. Dia sampai terlonjak. Bertepatan dengan orang-orang yang muncul sambil tersenyum lebar, salah satunya sang Mama dan Papa yang datang dari arah depan mengangkat kue tart dengan lilin bertuliskan 'Happy Birthday Hana, 20 years'.

Hana menyentuh dadanya sendiri yang berdegub kencang, merasa jantungan mendapat konfeti tiba-tiba. Dia tertawa kecil seraya menggeleng. "Ngagetin banget tau, gak?"

Orang-orang itu menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya, membuat lengkungan di bibirnya semakin lebar. Apalagi saat Yeonjun memasangkannya topi ulang tahun dengan ukuran besar hingga kepalanya tenggelam.

Mama dan Papa berdiri berhadapan dengannya. Sejenak Hana menatap mereka lalu memejamkan mata untuk make a wish. Setelah mengucap satu permohonan dalam hati, Hana membuka mata dan mengembus lilin itu hingga padam. Konfeti kembali ditembakkan sembari menyerukan nama Hana.

"Selamat ulang tahun, sayang. Kamu udah tambah gede. Bertambah usia artinya bertambah tanggung jawab juga. Semoga kamu bisa tumbuh lebih baik lagi." Hannes mengecup kening Hana khas seorang Papa. Hana tersenyum dan memeluk Papanya.

"Terus jadi Hana-nya Mama dan Papa, ya? Jangan sedih-sedih lagi, harus selalu semangat dan ceria. Kamu udah tamat SMA, kan? Abis ini nyusul Kak Ojun ke Kanada? Harus mandiri." Bitna membenarkan letak rambut Hana penuh kasih sayang dengan mata yang berkaca-kaca, tidak menyangka putri kecilnya tumbuh begitu cepat.

"Happy netas ya, adek gue tersayang." Yeonjun langsung memeluk Hana erat, menggoyangkan tubuh Hana ke kanan dan kiri. "Jangan gampang nangis lagi. Lo udah dewasa, nih. Jangan kayak anak kecil lagi. I love u so much. Gak boleh ada yang nyakitin lo. Kalau ada, siap-siap isi otaknya gue tembak."

"Kak," tegur Bitna. Membuat Yeonjun menyengir. Dia menatap Hana lagi dan mengacak rambutnya.

"Bahagia terus, my baby."

"Happy birthday, Kak Hana!" Riki memeluknya erat seperti yang dilakukan Yeonjun, tetapi Riki lebih seperti anak kecil. "Udah makin tua, makin sayang sama Riki juga, ya? Kalau Kak Hana pergi jauh, jangan pernah sedih atau ngerasa sendiri, karena kalau Riki tahu, Riki bakal pesan penerbangan pertama untuk nyamperin Kak Hana." Pelukan mereka diurai, Hana mendengus lucu dan mengacak rambut Riki.

"Makasih, adik baik."

"Happy birthday, ma bestie!" Rona menerjangnya dengan pelukan. Jeslyn yang berada di sebelahnya ikut tersenyum manis.

"Happy birthday, Na," ucapnya. Dia sedikit bersalah karena pindah tanpa memberitahu. Dia pindah kota karena Papanya sakit. Saat acara lulus-lulusan, tiba-tiba dia datang ke sekolah untuk menemui Hana yang sudah berubah seratus delapan puluh derajat menjadi pendiam. Sekarang dia masih merasa canggung pada Hana.

"Thanks," jawab Hana, mengulas senyum tipis. Rona mengucapkan harapan panjang lebar tanpa henti, disahut Hana dengan senyuman dan anggukan.

Yeji dan para tamu lain yang merupakan tetangga mulai meramaikan acara. Musik dinyalakan dan suasana menjadi lebih hangat dan menyenangkan. Lagi dan lagi, tidak untuk Hana. Gadis itu menyingkir ke ujung kafe, menatap ponselnya menantikan pesan yang sudah setahun lebih dia tunggu tapi tidak pernah muncul.

Breastfeeding Prince✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang