¹⁶. enambelas

21K 3K 285
                                    

Haii, kalian suka ceritanya nggak? Kalau suka, kalian bisa follow aku ya🌹 sebagai bentuk dukungan dan support kalian🌟

Karna uda nyampe 300 komen, aku langsung update hari ini, makasii🌼

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~





Sesampai di rumah Hana, Jay langsung pulang tanpa mampir terlebih dahulu, kata Pak Hajoon motornya telah diantar ke rumahnya, itu sebabnya dia pulang berjalan kaki menyusuri kompleks, tidak jauh, hanya beda beberapa blok saja.

Setelah menghabiskan waktu mengerjakan tugas sekolah, Hana merebahkan diri di kasur, sorot jengah terpancar di wajahnya. Terdapat keringat yang mengucur dari pelipisnya, dia mengusap peluh itu dengan gusar.

Langit sudah mulai gelap, pikirannya masih tidak berada di tempat, mengiangkan satu kejadian saat dia dan Jay baru tiba di halaman rumah.

"Nanti malem gue dateng ke rumah lo."

Satu kalimat yang sanggup membuat kepala Hana mendidih. Mengapa? Mengapa kehidupannya sekarang tidak tenang? Apakah mulai sekarang dia harus menghabiskan sisa hidupnya bersama cowok itu? Cowok yang bahkan tidak bisa mengonsumsi makanan seperti manusia biasanya?

Pukul 18.23 KST

Sebentar lagi malam, dan mungkin sebentar lagi dia akan kembali diperlakukan semena-mena.

Tok tok

"Na, ngapa sih lo di kamar mulu? Mumpung malming, keluar yuk, udah lama gak hangout di Seoul."

"Ajak Riki deh, Kak. Hana lagi males." Gadis itu mengubah posisi menjadi menelungkupi wajah ke bantal.

"Hish, bukannya hangout yang ada gelut kita berdua."

"Ya udah Kak Ojun sendiri aja."

"Ah, keliatan banget gue jomblonya."

"Sama temen Kak Ojun, deh. Masih punya temen di sini, kan?"

"Ayo dong, Dek. Ish, gitu amat sama Kakak sendiri. Padahal gue di sini cuma sebulan."

Mendengar nada memohon itu Hana langsung bangkit membuka pintu kamarnya, Yeonjun memasang wajah puppy eyes.

"Ayo lah Dek, berbakti dikit ke Kakaknya. Ya?"

"Tapi Hana gak bisa, Kak. Temen Hana mau dateng ke sini."

"Temen yang mana? Jeslyn?" Mata Yeonjun seketika berbinar.

"Bukan."

"Terus? Si nenek genit?" Yang dia maksud adalah Rona.

"Bukan juga."

"Terus siapa, dong? Temen lo kan cuma dua."

"Pokoknya Hana nggak bisa temenin Kak Ojun keluar, tapi mending malem ini Kak Ojun jangan di rumah. Takutnya malah ngerusuh." Gadis itu kembali menutup pintu kamarnya, menyisakan Yeonjun yang masih berusaha mengetok-ngetok pintu bertanya tentang siapa teman Hana yang akan datang.

Hana berharap Kakaknya itu pergi sejenak dari rumah. Dia tidak mau Kakaknya tahu dia diperlakukan semena-mena oleh seorang cowok.

°°°

Seusai mandi dan mengeringkan rambut menggunakan hair dryer, Hana menguncir rambut sepunggungnya itu agar tidak awut-awutan dan berantakan. Dia juga sudah menyiapkan tiga botol asi di dalam paperbag agar nanti tidak perlu kerepotan jika cowok itu datang.

Dia turun dari kamar, menghampiri sang Mama yang sedang minum teh sambil menonton televisi di ruang keluarga.

"Mama gak masak?"

Breastfeeding Prince✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang