²³. duapuluh tiga

17.2K 3.1K 765
                                    

Pas buka wp udah 800 komen aja hikd😷 makasih yaa seneng banget baca tiap komentarnya💛🍭 apalagi yang sampe spam komen, kalian the best💃🍭

Jangan lupa vote sebelum membaca 🌻

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~




Jay♥

Dia bukan siapa-siapa gue |
Cuma kakak kelas SMP |
Hubungan kita lumayan spesial |
Tapi, spesialnya itu beda |
Gue nyaman karna ngerasa dia pantes jadi | keluarga gue.

Hana meratapi layar ponselnya dengan kosong. Entah kerasukan apa, semalam dia mengirim lima pesan itu. Sampai sekarang jangan kan dibalas, dibaca saja tidak.

Dirundung rasa malu Hana hendak menghapus pesan-pesan tersebut. Tapi sedetik sebelum dia melakukan itu, terdapat keterangan di bawah pesan yang dia kirim, membuat tubuhnya mematung.

read

Jay baru membaca pesan-pesannya. Sontak Hana menjambak rambut sendiri. Merasa malu telah mengirim pesan-pesan tersebut. Tapi setelah itu dia beranggapan tujuannya mengirim pesan itu hanya untuk menghindari amukan Jay, bukan karna maksud lain.

Satu menit menunggu, Jay tidak online lagi. Belum ada balasan apapun dari cowok itu. Itu artinya, pesan Hana cuma diread?!

"HANA KAMU UDAH SIAP ATAU MASIH TIDUR?!" teriakan Bitna menggelegar seperti biasanya.

Sedikit lesu Hana mengantongi ponselnya, meraih ransel di atas nakas lalu menenteng di kedua pundak. Dia keluar dari kamar menuruni tangga.

Setiba di dapur-rutinitas sehari-hari-Mamanya berkutat di pantri menyiapkan ayam krispi.

Hana duduk di kursi meja makan, melahap roti selai yang sudah disediakan Bitna dengan lamban.

"Na, kamu tau nggak? Minggu depan Papa balik, loh."

Wajah Hana yang tadinya muram kini berangsur-angsur membelalak. "Mama beneran?"

"Beneran dong, ngapain juga Mama bohong."

Kedua matanya langsung berbinar, wajahnya yang tadi lesu kini tampak bercahaya. "Beneran, Ma?"

"Iya sayang. Karna ada Kak Ojun juga di sini. Jadinya bisa ngumpul bareng."

Pancaran mata Hana seketika berseri. Dia bangkit, menghampiri sang Mama lalu memegang kedua tangannya. "Mama seriusan?!"

"Astaga, Mama harus jungkir balik dulu biar kamu percaya?"

"AAAA!!" Hana berteriak saking senangnya. Kedua sudut bibirnya terangkat sempurna. Dia tidak pernah merasa sebahagia itu selain karna Papa. Dia memeluk Bitna erat-erat melampiaskan kesenangan. Bitna pun membalas pelukan tersebut sambil tersenyum lebar melihat putrinya yang begitu gembira.

Pikiran Hana berkelana membayangkan wajah sang Papa yang sudah setengah tahun tidak dia lihat selain melalui kaca ponsel.

"Kak Ojun udah tahu?"

"Udah, semalem."

"Hana kok gak dikasih tahu semalem juga?!"

"Kamu udah tidur. Tapi sama aja Tuan Putri, yang penting sekarang kamu udah tahu."

Hana mengangguk kencang, yang penting sekarang dia tahu.

"Cepat abisin sarapan kamu, abis itu ke sekolah, belajar yang rajin. Minggu depan kasih tunjuk ke Papa semua nilai kamu!"

Breastfeeding Prince✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang