²⁰. duapuluh

19.9K 3.1K 1.4K
                                    

Tau nggak? Aku suka banget komen-komen kalian, jadi ada beberapa yang aku masukin sw, aku minta ijin ya. Dan makasih banyak buat yang selalu dukung💜

Mau nggak nanti malem update lagi? Ayo, 500 komen kalau sanggup🌻🌻

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~

"Jangan pergi dari gue, kalau lo gak mau terima resikonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan pergi dari gue, kalau lo gak mau terima resikonya." —Park Jay.

°°°



Berbekal mengisi perut hingga penuh untuk memasok tenaga, hari ini Hana merasa lebih berstamina dan jauh lebih siap untuk mengikuti jam pelajaran olahraga. Tidak seperti minggu kemarin, dia hampir pingsan hanya karena belum sarapan. Kali ini dia memasok perutnya dengan beberapa bungkus roti. Cukup memberinya tenaga untuk ikut serta dalam mata pelajaran yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

Rambut yang sudah biasa dia kuncir satu diberi pita oleh Jeslyn. Merasa tidak nyaman, Hana hendak melepasnya namun Jeslyn berkata 'pita keberuntungan'. Alhasil Hana pun tidak melepaskan sekaligus membuat teman satunya itu senang.

"Tau nggak gosip belakangan ini yang lagi marak? Katanya tahun lalu ada kakak kelas yang mau bunuh diri dari atas rooftop sekolah, alesannya sih cuma karna cowok." Kelompok perempuan yang sedang bermakeup di ujung kelas tampak bergosip-ria, padahal semua siswa sudah diperintahkan segera ke lapangan.

"WOI WOI!" Sang Ketua Kelas—Haruto—menggebrak meja saat baru ke kelas untuk mengecek alasan para gadis begitu lama. "BURUAN KE LAPANGAN! PAK JIMIN NUNGGUIN LO SEMUA UDAH KEK NUNGGUIN DOI PEKA TAU, NGGAK!"

"Ck, rempong amat lu jadi cowok. Iya, iya. Ini otw. Lo duluan aja."

"Awas kalau lama lagi, gue pites lu semua."

Yang dilakukan Hana sedaritadi cuma menunggu Jeslyn menyimpan semua novel-novelnya ke dalam ransel, dia bilang jika letak dalam laci akan ada yang mencolong, padahal kelas akan dikunci. Jika takut begitu harusnya dia jangan membawa koleksi novelnya ke sekolah. Temannya yang satu itu memang memuja novel dengan sangat dalam, disentuh saja langsung marah. Tiap minggu kerjaannya cuma ke gramedia untuk belanja.

"Gue denger-denger tuh cewek jadi gila, cowok yang nolongin kakak kelas itu, sekarang lagi ngerawat tuh cewek."

"Jes, buruan," desak Hana, gerah mendengar gosipan teman-temannya, dia paling tidak suka mendengar hal-hal yang belum pasti, apalagi sampai digunjingkan begitu.

"Iya, iya Princess Anna from Arandelle." Jeslyn merangkul lengan Hana, keduanya berjalan menyusuri koridor menuju lapangan outdoor.

Matahari meninggi di atas kepala, sebagian dari teman sekelasnya sudah berada di lapangan menunggu yang lainnya tiba. Baru menginjakkan kaki selama lima detik, keringat langsung mengucur dari pelipis Hana. Gadis itu memang mudah berkeringat, apalagi jika langsung terpapar terik matahari. Seperti sekarang.

Breastfeeding Prince✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang