45. Kabar buruk

1.8K 174 64
                                    

Happy Reading!

Priya melangkah keluar kamar saat mendengar suara keributan, ia berjalan menuju lift yang akan langsung turun ke bawah. Sesampainya dibawah ia bingung mantap orang-orang berjalan membawa masuk barang-barang, ia melihat Ardi dan Nalina yang berdiri di tengah-tengah ruang tengah, kakinya melangkah menghampiri mereka.

"Pa? Ma? Ada apa?" Tanya Priya kepada Ardi dan Nalina.

"Sayang, kamu kemasi baju-baju kamu ya." Kata Nalina membuat Priya menatap bingung.

Sekelebat bayangan muncul di penglihatan, seketika tubuh Priya menegang, ia menatap Ardi dan Nalina dengan pandangan terkejut. "Ma? Pa? A-apa i-itu benar?"

Ardi dan Nalina yang sudah menduga pertanyaan dari Priya menganggukkan kepala. "Terus kita mau tinggal dimana?" Tanya Priya.

"Kita tinggal dirumah Papa sama Mama yang dulu ya? Kita ajak Abang juga." Ucap Nalina.

"T-tapi Abang udah tinggal di apartemennya yang dulu dikasih sama Opa, Ma." Ucap Priya.

"Yasudah, sekarang kamu kemasi baju-baju kamu, terus turun, ada mobil yang sudah nunggu kita diluar." Ucap Nalina yang dianggukki Priya.

"Mas?" Panggil Nalina kepada Ardi yang sedari tadi diam. "Mas!" Sentak Nalina membuat Ardi menatap istrinya bingung.

"Ayo." Ajak Nalina kepada Ardi, yang hanya di ikuti Ardi.

~☆~☆~☆~
"VI!!!" Pekik Andrea dari lantai dasar mansion yang menggelegar, Viona yang merasa terpanggil langsung keluar dari studio mini yang ada di lantai dasar mansion.

"Apasih re?" Tanya Viona menatap Andrea dengan pandangan bingung, ia baru saja selesai mendekor studio musik yang ada di mansion menjadu terkejut saat mendengar pekik'an Andrea.

"Barra di usir, perusahaan om ardi pindah tangan." Ucap Andrea membuat langkah Viona terhenti.

"Siapa?"

"Gak tau, ini mau cari orangnya, tapi manggil vivi dulu." Jawab Andrea.

"Gak perlu." Ucap Lily yang tiba-tiba datang.

"Kenapa?"

"Gue tau siapa orang dibalik ini semua. Lanjutin pekerjaan kalian, besok gue langsung terbang ke Kanada." Jawab Lily dengan santai duduk di sofa.

"Lho? Bukannya minggu depan?" Ucap Andrea yang ikut duduk di samping Lily.

"Gak jadi, mau gue percepat aja." Balas Lily menatap televisi yang menyala.

Sedangkan Viona hanya menatap mereka dengan perasaan yang gelisah, tidak ada yang menyadarinya karena ia menatap mereka dengan pandangan datar.

Ada apa ini? Kenapa perasaan gue gak enak? Batin Viona dengan pandangan yang tak lepas dari Lily dan Andrea.

Ia membuang napas mencoba untuk rileks dan tetap berpikir positif.

~☆~☆~☆~
"Gue pamit, jangan kangen." Ucap Lily berpamitan kepada Viona dan Andrea.

"Siapa juga yang bakal kangen." Cibir Andrea.

"Ly, di tunda aja ya? Perasaan gue gak enak." Ucap Viona tiba-tiba membuat kedua gadis itu menatap Viona heran.

"Kenapa sih? Lagian cuma tiga hari doang." Kata Lily yang bertambah menatap heran ke arah Viona. "Udah ah, gue berangkat. Jaga diri kalian baik-baik." Ucap Lily, kemudian gadis itu berjalan memasuki mobil Bugatti miliknya.

Viona menatap mobil milik Lily yang sudah mulai berjalan dengan gelisah. "Vi? Kenapa sih? Aneh deh." Celetuk Andrea membuat Viona menatap Andrea.

"Gak." Jawab Viona lalu masuk ke dalam mansion menuju dapur untuk mengambil minum. Sedangkan Andrea menatap punggung Viona dan gerbang mansion yang sudah tertutup dengan pandangan sayu.

Semoga semua baik-baik saja. Batin Andrea, kemudian ikut masuk ke dalam mansion.

~☆~☆~☆~

Ting

Ting

Ting

"Ck!" Decak Viona saat ponselnya terus berbunyi, karena tak tahan dengan suara ponsel yang terus berdering, Viona memilih membuka ponselnya.

Lily Sofya Pradibta

Kedua alis gadis itu menyatu saat membaca judul di layar ponselnya tepatnya di penelusuran google nya.

Karena penasaran Viona membuka halaman nama Lily tadi. Tak lama kemudian muncullah penelusuran yang ia tekan tadi.

"Apa-apaan ini!" Sentak Viona dengan mata yang menajam, dada yang kembang-kempis.

"Apa-apaan ini!" Sentak Viona dengan mata yang menajam, dada yang kembang-kempis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak! Siapa yang bikin berita kaya gini, ANJING!"

"ANDREA!!"

"ANDREA!"

Karena tak kunjung mendapatkan balasan dari sang empu Viona memilih keluar kamar dengan mata yang masih menajam, dada yang kembang-kempis dan tangan yang mencengkeram ponselnya hingga retak.

Ting

Pintu lift terbuka saat Viona sampai di lantai dasar.

"Jet pribadi milik Nona Lily Sofya Pradibta diduga menabrak pesawat Airsiee pada pukul 13.35 Waktu Indonesia bagian Barat."

Deg

"Gak!" Pekik Viona yang sudah terduduk di lantai mansion, kedua mata gadis itu mengeluarkan air mata yang sudah menggenang sedari tadi.

Andrea? Gadis itu menatap kosong televisi yang masih menampilkan berita tentang Lily, air mata jatuh dari sudut mata gadis itu.

BRAKKK

"DEKK!" Pekik Alvian datang dengan napas yang tak teratur, ia berjalan menghampiri Viona yang masih terduduk di lantai, menggendong gadis itu dan membawanya ke sofa dimana Andrea berada.

"Syutttt, tenang ya? Abang udah kerahkan semua pasukan TWD buat cari Lily." Ucap Alvian mengusap air mata yang mengalir di kedua mata gadis itu secara bergantian.

"Kalian mau bantu cari? Atau mau di sini aja?" Tanya Alvian yang langsung membuat Viona dan Andrea berdiri dari duduknya.

"AYO! AYO BANG!" Bentak Viona menarik tangan Alvian.

•••
Hehehe nunggu lama ya? Maaf baru bisa update, karena jadwal padat banget bulan ini sampe desember

Tepi tenang tetep update kok, kan bentar lagi ending

😁😁😁

Jangan lupa spam next, vote dan share cerita ini ke teman-teman kalian

See you

The Wolf Devil's (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang