06. Flashback

8K 591 24
                                    

❦ ════ •⊰ - ⊱• ════ ❦
Welcome

❦ ════ •⊰ - ⊱• ════ ❦Welcome

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sinar matahari memasuki celah celah kamar seorang gadis yang masih nyaman di bawah selimut hingga suara dering ponsel membuatnya terbangun.

Drttt Drttt Drttt

Tanpa melihat siapa yang menelfon ia langung menganggkat.

"Aiss siapa sih ganggu orang tidur aja!" gerutu Viona kesal.

"Lo baru bangun vi?" tanya seseorang di sebrang sana.

"Iya! Kenapa sirik lo!" ujar Viona dengan tidak santai. Sepertinya sedang pms.

"Santai, btw lo gak sekolah? Lima menit lagi gerbang di tutup?" ucap Lily bertanya.

"Hm, gue mau mandi dulu."

"Lo belum mandi? Lo niat sekolah gak sih?" tanya Lily kesal.

"Lo lupa?" bukannya menjawab pertanyaan Lily, Viona malah berbalik bertanya.

"Lupa ala sih Vi?!"

"Jam pertama pelajarannya Bu Diah," jawab Viona.

"Ya terus?"

"Bodo Ly, bodo kesel gue!"

Tut tut tut

Karena kesal dengan Lily yang tidak mengingat selama satu bulan mereka boleh membolos pelajaran Bu Diah ia langsung mematikan telfonnya dan ia yakin bahwa Lily pasti sedang mendumel tidak jelas.

Ia memasuki kamar mandi beberapa menit kemudian ia keluar dengan seragan yang melekat pada tubuhnya setelah menaburkan bedak bayi dan lip tint ia memakai bando coklat dan memakai sepatu Nike putih kemudian ia turun untuk menuju ke sekolah.

Lima belas menit ia sudah sampai di sekolah dan gerbang sudah di tutup.

"Pak buka dong," pinta Viona kepada satpam.

"Gak bisa atuh neng"

Dengan terpaksa Viona memperlihatkan sebuah kartu pada satpam itu. "Aduh maaf miss saya tidak tahu," ucap satpam itu meminta maaf.

"Gak papa Pak. Buka in gerbangnya dan jangan bilang ke siapa-siapa tentang ini!" ucap Viona memperingatkan yang diangguki satpam itu.

Setelah itu ia berjalan menuju rooftop tetapi sebelum itu ia mengirim pesan terlebih dahulu kepada Lily dan Andrea.

Sesampai si rooftop ia di sambut dengan angin yang menerpa wajahnya ia duduk di pembatas rooftop dengan kaki yang menjuntai ke bawah tanpa takut jatuh yang langsung menghadap ke lapangan.

Ia dapat melihat bahwa kelas Albrian sedang ada jam olahraga namun pandangannya jatuh pada Barra yang membribel bola basket.

"Kenapa jantung gue deg deg an sih, kaya nya lo harus periksa ke dokter deh Vi." Batin Viona memengan dada kirinya.

"Haiss gue kenapa sih setiap liat Barra jadi deg deg an?" tanya Viona pada diri sendiri.

Kerena malas memikirkan itu ia berdiri berjalan menuju sofa yang dan langsung mendudukkan diri ia mengambil rokok dan menghisap lalu menghembuskan ke udara.

"Gak nyangka, ternyata selain lo cabe lo juga perokok," ucap Dewa yang tiba-tiba datang, masih ingatkan dengan Dewa kalo lupa baca part 4.

Viona menoleh ke Dewa yang berdiri di ambang pintu. "Bukan urusan lo juga, kenapa lo sewot?" tanya Viona yang masih menghisap rokok yang ia ampit di sela-sela jari.

Tanpa memperdulikan ucapan Viona Dewa duduk di samping Viona. "Ngapain lo?" tanya Viona membuat Dewa mengerutkan dahi. "Ck! ngapain lo di sini?!"

"Oh gak papa, pengen cari angin," jawab Dewa menaruh kepalanya di bahu Viona membuat sang empu terkejut.

"Lo-"

"Diem Vi, bentar aja," pinta Dewa yang meresa nyaman di bahu Viona.

"Entah kenapa gue pengen curhat sama lo, gue boleh curhat?" tanya Dewa menatap Viona yang di angguki Viona tidak ada salah nyakan kita mendengar curhatan seseorang siapa tuhu kita bisa membantunya.

Flashback

"IBU IBUU!" teriak anak laki-laki berumur sekitar 5 tahun memasuki rumah di mana terdapat banyak anak kecil.

"Jangan teriak-teriak Dewa nanti tenggorokan kamu sakit!" tegur Sinta Ibu Panti yang datang dari dapur.

"Ibu Dewa tadi lihat temen-temen Dewa di anter ayah sama bunda mereka, Dewa jadi pengen deh, ibu di mana orang tua dewa?" tanya Dewa menatap Sinta dengan binar polosnya membuat Sinta tidak tega melihat nasib Dewa.

"Dewa masih kecil besok kalo Dewa udah besar ibu ceritain tentang orang tua dewa ya," ucap Sinta mengusap lembut surai Dewa.

Dengan polosnya Dewa menganggukan kepala. "Iya besok kalo Dewa udah besar ibu janji ya cerita sama Dewa," ucap Dewa antusias membuat Sinta tersenyum sendu.

"Yaudah Dewa masuk kamar terus ganti baju sana, dewa Bau!!" ucap Sinta sedikit menggoda Dewa membuat Dewa cemberut dan memasuki kamar.

"Ibu janji akan menceritakan yang sebenarnya saat waktunya sudah tepat Dewa." Batin Sinta.

❦ ════ •⊰ - ⊱• ════ ❦

Terima kasih sudah membaca!

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian ya!

Follow wattpad : @fahhh28
Follow instagram :
@alffhechi28
@_vionanna
@lilysofiaaa_
@andreaaaodeya
@priyaandya_
@alicialbraham
@anindira_putri_manlika
@syanaaquella
@_albarradevano
@dewaaakeanno
@babanggasptr

Klaten, 05 Maret 2022
⏝ ꦿ ۫։ຼ Aliffah Echi

The Wolf Devil's (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang