[37] Wherever You Are

1.7K 327 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari Minho kembali membaca ucapan yang semalam Jisung berikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari Minho kembali membaca ucapan yang semalam Jisung berikan. Senyum tampannya terukir, bagaimana bisa Jisung sesempurna ini? Walaupun hubungan mereka baru berjalan hampir enam bulan, tapi Minho amat sangat bersyukur karena bisa menjadikan Jisung sebagai kekasihnya.

Jisung itu sempurna baik dari luar maupun dalam. Parasnya manis, dan belum lagi dia memiliki proporsi tubuh yang sangat pas untuk berada dipelukan hangatnya. Jika berbicara soal attitude, tak ada yang perlu dikhawatirkan dari manusia manis itu, perilakunya sopan dan tak pernah neko-neko; terbukti dari sang bunda yang sangat selektif, namun Jisung bisa membuat wanita itu menyukainya.

Dan yang terpenting, kekasihnya itu tak pernah protes dengan segala kekurangan yang Minho miliki. Semua orang terdekatnya tahu kalau Minho itu manja dan kerap kali bertingkah kekanakan, namun Jisung tak pernah protes akan hal itu, ia tak pernah menuntutnya untuk menjadi orang lain, dan selalu menerima tiap-tiap kekurangannya.

Pemuda yang baru saja memasuki usia dua puluh tahun itu tertawa pelan, bagaimana jadinya kalau kala itu Minho tak menurunkan gengsinya dan berakhir membuat Jisung benar-benar menyerah untuk mengejarnya?

Ia rasa ia akan sangat menyesal karena telah melepas sosok sesempurna Jisung dari genggamannya.

Tok! Tok! Tok!

"Lian udah bangun sayang?"

"Udah bundaa."

Cklek!

"Happy birthday anak gantengnya bunda!"

Minho tersenyum melihat wanita kesayangannya tengah merentangkan tangan dihadapannya, buru-buru si tampan menenggelamkan diri ke pelukan sang bunda. Wajahnya mengusap manja ke perut datar sang bunda dengan senyum menawan yang tak luntur dari wajah tampannya.

"Thankyou so much bun. Makasih banyak udah jadi bunda terbaik buat Lian, maaf kalau Lian masih suka nyusahin dan bikin kesel bunda, doain Lian biar nanti bisa balas semua kebaikan bunda ya?"

Yang lebih tua menitikkan air mata, tak percaya bahwa bayi kecilnya telah memasuki usia dua puluh tahun. Tak dapat dipungkiri bahwa ia sangat bersyukur karena memiliki anak sebaik Minho. Tak sedikit anak muda di luar sana yang hilang kendali ketika tahu bahwa keluarganya tak sesempurna yang mereka harapkan, namun ia bersyukur karena Minho dapat mengerti kalau keputusan dua belas tahun lalu adalah keputusan terbaik yang kedua orangtuanya ambil.

Going Dumb ; Minsung (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang